2442 kata...
Panjang banget jadi siapin cemilan juga minum yang banyak.
Enjoy
Bagaimana bisa
Sejak kapan
Ara terpaku ke depan, tubuhnya tak berhenti bergetar. takut, cemas, khawatir, dan berbagai perasaan lain mulai menggerogoti hatinya.
Apa yang harus ia lakukan sekarang.
"apa kabar? Sudah lama ya kita tidak bertemu" "hmm berapa lama ya kita tidak bertemu, kamu sampai terlihat lebih berisi. Ah tentu saja, kamu pasti lebih bahagia bersamanya kan" ucapanya begitu tenang seolah tanpa beban tapi percayalah hatinya bergemuruh tidak terima akan fakta itu. Fakta bahwa Ara bisa begitu bahagia, tertawa lepas tanpa ada dia di sisinya, sementara ia sendiri? Ia hampir gila dengan pencarian tanpa hasil selama berminggu-minggu. Hampir setiap hari melupakan tidurnya, bahkan entah kapan terakhir kali ia makan, Reyhan pun tidak tahu. Rasa rindu yang dalam membuat ia melupakan segalanya.
Tapi Ara di sini malah bersenang-senang dengan pria lain, berkencan dan makan bersama. Tubuhnya pun terlihat lebih menggemuk bukti dari kebahagiaan yang nyata, di bandingkan saat wanita itu bersamanya. Hatinya tertawa miris, begitu pilu.
Apa lagi saat melihat tatapan istrinya itu, yang ada hanya kekecewaan, amarah, kesedihan juga mungkin... benci.
Tapi Reyhan tidak tau ada hati yang begitu merindukanya di antara segenap rasa yang menggemuruh di dada. Ingin menyangkal sekeras apa pun pada kenyataanya Ara masih mengharapkan hubungan mereka yang akan terus berlanjut.
"apa mau mu?" ujar Malik dengan rahang mengeras.
"tentu saja menjemput istriku, apa lagi" Malik terkekeh sinis.
"baru ingat dia istrimu, kemarin kemana saja saat kau menghamili wanita lain" ekspresi Reyhan mengeras, menatap dingin pria di depanya itu.
"kau tau apa hah!" desisnya rendah.
"aku tau bagaimana cara menghargai perempuan, tau gimana buat dia bahagia" senyuman itu benar-benar mengejek Reyhan.
Bugh
Tanpa persiapan Malik tersungkur karna pukulan maut Reyhan. Ara juga Thalia menjerit kaget melihat itu. Kedua wanita itu berancang-ancang, mencari kesempatan untuk memisahkan mereka karena jika gegabah mereka pun bisa saja berakhir terkena pukulan.
"Rey berhenti" tapi bukanya berhenti Reyhan malah semakin membabibuta, pria itu duduk di atas Malik dan memukulinya tanpa ampun.
Malik pun tentunya tak tinggal diam, ia merasa tidak memiliki kesalahan apa pun sampai harus di perlakukan seperti ini.
Kedua pria itu adu jotos dengan seimbang, memiting, meninju, melempar sampai rumah kost Ara begitu berantakan.
"kenapa lo harus semarah ini hah!" Malik berucap dengan nafas memburu. Tanganya mencekal kerah Reyhan begitu juga pria itu yang mencekal kerahnya. Keduanya sama-sama menatap dengan tajam penuh permusuhan. "udah gue bilang sejak awal, jika lo sampe nyakitin dia- sedikit aja, lo harus siap-siap kehilangan dia karena gue bakal ambil dia kembali" Reyhan tidak menjawab tapi sebagai gantinya tinjuan melayang mulus pada pipi Malik yang sudah babak belur. Reyhan juga menendang juga menginjak tubuh tak berdaya itu, Malik nyatanya tidak bisa bertahan lama terhadap kekuatan Reyhan yang di selimuti amarah.
"gak akan pernah gue biarin siapa pun mengambil Ara dari sisi gue, dia masih sah istri gue, tanggung jawab gue dan gue berhak atas dia" ujarnya penuh tekanan.
"tapi kayanya dia udah gak mau sama lo lagi" lagi-lagi senyuman mengejek itu membuat amarahnya tersulut, Reyhan kembali memukuli Malik membabi buta. Thalia yang berniat menghentikan sampai harus terdorong hampir saja jatuh kalau saja tidak di tahan Ara.
![](https://img.wattpad.com/cover/209583895-288-k884380.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
ChickLit⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...