30

3.2K 110 2
                                        

"Bagaimana ada kemajuan?" Tanya seseorang dari sebrang sana.

"Kemajuan seperti apa?" Berdecak kesal dengan pria muda yang di telpon nya itu ia menggerutu tidak jelas.

"Gimana hubungan mereka? Ada perubahan gak?" Lanjutnya berusaha sesabar mungkin menghadapi pria muda itu.

"Sedikit sepertinya" ujar pria itu terdengar acuh.

"Ish kamu ini gimana yang jelas dong, ini udah berbulan-bulan masa gak ada kemajuan juga" terdengar perempuan itu kembali menggerutu.

"Ya mau bagaimana lagi aku udah berusaha tan, tapi dia aja yang lelet banget"

"Kau menyukainya?" tersentak dengan pertanyaan random dari sang wanita pria muda itu tersedak kopi yang di seruputnya.

"Jangan bohong, tante udah tau dari orang tua kamu" menghela napas pria muda itu lantas berucap lirih.

"Dia wanita yang gak mungkin bisa aku acuhkan begitu aja kehadiranya tan. Dia sempurna" ikut menghela napas pasrah, mau bagaimana lagi kalau ini sudah menyangkut perasaan akan sangat sulit.

"Jadi kamu sekarang jadi rival?"

"Aku sama menginginkanya seperti dia"

____________________________________

Liburan.

Akhirnya setelah beberapa minggu bergelut dengan kertas dan angka-angka yang memusingkan Ara bisa berlibur juga. Jatah liburan kali ini adalah tiga hari, tanggal merah karena libur nasional lebih tepatnya. Jalanan penuh oleh kendaraan dimana-mana, orang-orang pada sibuk berlibur, bersenang-senang jalan-jalan bersama orang yang di sayang.

Begitu juga dengan ke empat orang ini. Pakaian berjas ala pria-pria kantoran berganti dengan baju polos yang santai.

Ara, Reyhan, Malik dan Dara sedang menikmati hari senggang mereka dengan berjalan-jalan dan mencoba berbagai wahana exstrim.

Semua orang menikmati waktu mereka kecuali Ara. Senyumnya terpatri di bibir mungilnya tapi tidak dengan hati yang terasa berdenyut sedari tadi. Perasaan tidak nyaman yang membuatnya harus tersenyum terpaksa pada semua orang.

Perasaan itu timbul saat Reyhan dan Dara mengikrarkan bahwa mereka telah resmi...pacaran. iya mereka sekarang sepasang kekasih yang tengah kasmaran, menebar kemesraan sana sini dan itu membuat Ara terus menerus di landa ketidak sukaan.

Kenapa perasaanya seperti ini padahal seharusnya ia senang karena cinta Dara tidak bertepuk sebelah tangan. Seharusnya ia bahagia ketika temanya itu bahagia akan tingkah manis Reyhan. Seharusnya...seharusnya aarrghh Ara bingung dan pening.

Entahlah ia juga tidak tau kenapa, mungkin karena sejak tadi Reyhan hanya berfokus saja pada Dara lebih banyak bercanda dan bersenang senang dengannya dibanding dengan Ara, iya mungkin karena itu hatinya tidak nyaman.

Melupakan atau lebih tepatnya mengesampingkan perasaan itu Ara lebih memilih menikmati hari ini yang terasa lebih panjang dan melelahkan.

"Ara kamu kenapa? Itu eskrimnya cair loh" Malik tiba-tiba memecahkan kegundahan akan hatinya.

"Ah iya" menyendok eskrim yang telah meleleh di dalam mangkok Ara melahapnya dengan kaku ketika tak sengaja matanya melirik perlakuan Reyhan yang mengelap bibir Dara yang belepotan eskrim. Terlihat mereka tertawa bersama dan saling melemparkan kata-kata manis.

Seharusnya eskrim bisa menjadi mood boster nya seperti biasa tapi kenapa sekarang tidak berpengaruh lagi. Merasa sesak Ara pamit untuk ke toilet sebentar.

My Crazy 'BoyFriend'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang