36

2.7K 100 3
                                        

Ade ngerasa udah nulis banyak capter yang gak penting banget deh...maksudnya udah 30-an lebih yang di tulis tapi kaya masih jauh banget dari konflik nya...kaya lambat bgt gitu loh

Ade pengenya ceritanya cukup pendek sekitar 45-an capter gitu tapi ini 36 aja baru awal konflik...

Ade juga buntu banget buat nyambungin konflik di otak ade...kaya udah dapet benang merahnya udah dapet akhir ceritanya tapi susah buat di lanjutin susah buat kelanjutan jalan ceritanya...

Tapi tenang aja ade bakal usahain tetep nexs cerita ini...ade bakal berusaha buat tetep tamatin karena ade tau di gantungin itu sakit...

Enjoy

Prang prang braak

Berbagai benda melayang di udara lalu menghantap lantai marmer dengan tragisnya sampai pecah berkeping-keping. Pria itu tak peduli, hatinya lebih hancur lagi saat ini. Amarah membutakan akal sehatnya, ia mengerang frustasi.

"Sialaan. Kenapa rencananya tidak berhasil. Kenapa jadi begini" dadanya naik turun memendam murka.

Ia pikir dengan berbohong seperti ini semuanya bisa berjalan lancar, tapi ternyata tidak semuanya melenceng dari yang ia harapkan. Sia-sia sudah pengorbananya selama ini.

Bahkan rencananya malah membuat keadaan makin memburuk. Dia malah semakin jauh dan semakin sulit di gapai.

Sial! Apa dia benar-benar tidak pernah menganggapnya ada. Bahkan setelah ia pancing pun dia tidak terlihat terpengaruh.

"Aarrggghhh"

Kenapa jadi seperti ini, kanapa.

Kalau seperti ini jadinya ia akan melancarkan jalan pintas. Ia tidak bisa untuk menunggu lebih lama lagi.

Lihat saja ia akan memilikinya.

________________________________________

Sejujurnya ini bukan situasi yang Ara sukai. Meja berisikan empat orang ini begitu membuatnya tidak nyaman. Bukan karena siapa saja yang ada di meja ini tapi pemandangan yang membuat perasaan aneh itu muncul lagi.

Sesak, seakan ia ingin menghentikan perlakuan romantis mereka dan mengatakan ia muak dengan kelakuan kalian. Tapi lagi-lagi dia tidak punya alasan apa pun untuk mengutarakan semuanya.

Yang bisa di lakukanya hanya menikmati, berpura-pura tuli dan buta.

"Sayang dagingnya sudah matang, ayo cobain" Malik menyodorkan daging yang di jepit sebuah sumpit di tanganya yang sebelumnya telah ia tiup agar rasa panasnya berkurang.

Ada terselip rasa ingin memanas-manasi seseorang di meja ini, maka dari itu Ara membuka mulutnya lalu melahap daging yang telah di rebus di dalam bumbu itu ke dalam mulutnya.

"Enak" matanya berbinar senang. Makanan korea memang menjadi favorit Ara sejak dulu. Sangat menggugah selera apa lagi dengan kuah pedas yang membuat keringat bercucuran.

Mereka berempat-Ara, Malik, Reyhan dan Dara sedang di sebuah restoran yang di mana pelanggan sendiri yang memasaknya. Ada filet daging wagyu, sayur-sayuran dan panci panas di tengah meja yang menyajikan kuah bumbu dengan dua rasa berbeda.

Autor: semoga kalian ngerti yah...ade gak mau tau kalian harus ngerti

Karena hari ini hari libur Malik mengajak mereka makan di sebuah restoran ala-ala korea, sekaligus juga pajak jadian untuk Reyhan dan Dara. Yah tujuan utamanya untuk mengabarkan pada dunia kalau Ara sekarang adalah kekasihnya. walau pun dunia tidak peduli juga, tapi setidaknya para lelaki bisa menjauh sejauh-jauhnya dari Ara sang pujaan hati.

My Crazy 'BoyFriend'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang