54

2.5K 72 9
                                        

Sorry telat update...ade kmren2 gak ada kuota...semoga suka

Enjoy

Setelah searching di google berbekal nama dan foto dari bentuk kemasan obat yang di ambil dari internet, Ara memutuskan untuk bertanya ke apoteker.

Beralibi membeli obat pusing ia melangkah memasuki salah satu apotek.

"Permisi miss aku ingin membeli obat pusing" apoterker berjenis kelamin perempuan itu mengangguk dan bertanya obat seperti apa yang ia inginkan. Ara menjawab sekedarnya saja. Sang apoteker menyodorkan salah satu obat kapsul yang entah apa namanya.

Ara memutar otak untuk melakukan tujuan awalnya ke mari.

"Maaf miss numpang tanya. Benar tidak kalau obat ini bisa menyebabkan kangker?" Ara menyodorkan handphone nya yang menampilkan sebuah merek obat yang ia maksud. Apoteker itu melihatnya dengan sesama dan menjawab dengan ramah.

"Benar nona, ada beberapa kandungan dalam obat itu yang bisa menyebabkan kangker. Akan sangat beresiko tinggi jika di konsumsi secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama. Pemerintah bahkan sudah menariknya dari peredaran" apa sebegitu berbahayanya obat itu.

Tapi apoteker ini bilang efeknya akan timbul jika di konsumsi secara terus menerus dalam waktu yang lama, jadi pertanyaanya adalah sejak kapan Thalia mengonsumsi obat ini?

Tunggu, Ara baru ingat satu hal. Obat ini adalah obat lambung. Mommynya memang memiliki maag akut. Masalahnya adalah obat ini bahkan sudah di cabut pemerintah dari peredaran bagaimana mungkin mommy mendapatkanya semudah itukan.

Ia harus bertanya langsung pada Thalia, sejak kapan dan dari mana ia mendapatkan obat yang susah sekali di temukan ini.

Setelah membayar obatnya dan mengucapkan terima kasih Ara langsung memasuki mobil yang memang mengantarkanya kemari. Ia berkata pada sang supir untuk membawanya ke rumah sakit tempat Thalia di rawat.

Karena Reyhan sedang sibuk mengerkakan pekerjaanya dari rumah jadi ia di antar oleh supir. Ini menguntungkanya juga untuk leluasa mencari tau perihal obat itu tanpa takut di curigai.

.

"Mom, mom tau obat ini?" Baru saja datang tanpa mau menunda waktu lagi Ara langsung menanyakan obatnya.

Thalia menolah, melihat layar handphone menantunya yang memunculkan sebuah gambar.

"Hmm tentu saja. Itu obat lambung mommy yang sering mom minum" air muka Ara langsung berubah pucat.

"Sejak kapan mommy meminumnya?"

"Sudah lama, mommy lupa kapan tepatnya" Ara duduk di bangku samping brangka Thalia. Ia menatap harap-harap cemas mommynya itu.

"Dari mana...darimana mommy membelinya?"

"Mommy tidak pernah membelinya. Reyhan yang selalu membelikanya untuk mommy. Anak itu perhatian sekali pada mommy. Ia membeli beberapa botol untuk stok di rumah"

"Tunggu, Reyhan?" Hatinya berdebar kencang sekali. Kecemasan akan apa yang ia pikirkan membuat otaknya buntu.

"Hmm iya Reyhan yang menganjurkan meminum obat itu, katanya sih itu obat lambung terbaik jadi mommy meminumnya sampai sekarang. Hmm tapi kemarin seorang perawat menggantinya dengan vitamin" ujat Thalia panjang lebar.

Sekujur tubuh Ara melemas. Kenapa Reyhan memberikan obat yang berbahaya ini, tidak mungkin pria itu asal membeli. Ini obat sudah di tarik pemerintah, sangat sulit bahkan untuk menemukanya. Kalau memang agar maag Thalia sembuh kenapa tidak di bawa ke dokter atau memberi obat yang lajimnya dapat dengan mudah di temukan.

My Crazy 'BoyFriend'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang