37

2.6K 90 4
                                        

________________
Jika tidak berani memperjuangkan siap-siaplah kehilangan
______________

_________________________________________

Badanya benar-benar terasa begitu lemas. Hanya untuk berdiri saja rasanya semua yang ada di dalam perut Ara akan keluar. Perutnya begitu melilit dan terasa di kuras habis-habisan.

Setiap dua jam sekali bahkan mungkin kurang ia harus bulak-balik masuk toilet. Dia bahkan belum makan apa pun sejak pagi tapi isi perutnya terus saja minta di keluarkan.

Diare. Yup dia sedang diare. Entah apa dan kenapa dia bisa seperti ini yang ia tau ini begitu sakit dan menggangu.

Ia bahkan harus libur kerja hari ini, benar-benar tidak sanggup harus duduk berlama-lama lebih tepatnya malu juga, ia sudah beberapa kali buang gas yang begitu memekatkan indra penciumanya. Malu dong kalau sampai temannya sampai menciumnya. Masa cantik-cantik gini tukang kentut.

Drrrttt drrrttt drrrtt

Sebuah panggilan tersambung pada handphone nya, dengan malas tangan kanan Ara menraba-raba nakas tempat handphonenya tersimpan.

Malik❤❤

Ternyata sang kekasih yang menelponya.

"Halo"

"Gimana perut kamu udah baikan?"

Malik memang memang mengetahui ia sedang sakit, pria itu tadi pagi datang menjemputnya tapi karena Ara memutuskan libur karena perutnya yang tidak memungkinkan Malik akhirnya berangkat bekerja sendiri setelah sebelumnya membelikanya obat diare dan bubur untuknya sarapan yang belum di sentuhnya sama sekali. Tadinya pria itu ingin tetap tinggal dan menjaga Ara saja tapi ia tidak bisa karena teringat ada deadline yang harus segera ia selesaikan.

"Masih sakit" jawab Ara lemas. Beberapa kali perutnya berbunyi dengan begitu nyaring yang menimbulkan rasa tidak nyaman.

"Tapi udah makan obatnyakan?"

"Udah kok"

"Ya udah aku kesana sekarang kamu mau aku bawain apa"

"Aku mau kamu aja" terdengar kekehan dari sebrang sana yang membuat Ara juga ikut terkekeh geli sendiri dengan gombalanya.

"Ya udah pangeranya siap meluncur tuan putri"

"Nanti kalo udah nyampe langsung masuk aja pintunya gak di kunci kok, aku males banget bangun"

"Siap"


Klik

Sambungan pun terputus.

Selama Malik menjadi kekasihnya Ara di buat kagum oleh pria itu. Dia masih tergolong pria muda dengan pencapaian yang spektakuler, Malik sebentar lagi akan di angkat menyadi CEO ya walau pun masih di perusahaan cabang tapi itu sebuah kemajuan luar biasa. Pria itu juga begitu baik dan ramah, tidak pernah sekali pun berbuat kurang ajar padanya, Malik benar-benar pria yang begitu menghargai wanita. Sudah tampan, mapan dan sopan, benar-benar paket lengkap.

Tapi sayang hati Ara masih saja mengganjal. Entah apa yang salah ia juga tidak tau. Padahal Malik pacarable banget tapi tidak tau kenapa Ara hanya bisa menganggap Malik hanya sebatas temanya. Ia tau pasti pria itu akan tersakiti setelah tau fakta ini apa lagi Ara seakan enggan untuk melepaskan Malik, sudah pasti akan semakin sakitlah pria itu nanti. Satu keyakinan di hati Ara bahwa seiring berjalanya waktu pasti rasa itu akan hadir.

My Crazy 'BoyFriend'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang