41

2.3K 84 3
                                        

Huaaaa kesel banget ade ini part itu udah setengah jadi...udah 800an kata tapi malah tinggal sisa 200an...huaaa😢😭😭😭 ade kesel iiiih

Pengen banget guling-guling...

Ade cape nulis dari awal lagi...idenya terbang lagi gak tau kemana huhu😢😢

Part yg lainya juga ke potong padahal itu udah selesai..kqn kesel banget

Enjoy

Haaah

Ara menghirup udara yang begitu segar ini sebanyak-banyaknya. Setiap hirupanya semua bebanya terasa terangkat. Udara segar, jauh dari hiruk pikik keramaian, dan tidak ada suara kelakson mobil yang saling bersahutan yang ada hanya suara cicitan burung-burung yang dengan bebas terbang di langit. Begitu damai dan tenang. Entah sudah berapa lama ia tidak merasakan hatinya yang begitu tenang seperti sekarang. Ia seakan tidak melewati hari-hari yang berat kemarin.

"Kenapa di luar, kamu nanti kedinginan" Ara menoleh saat merasakan pinggangnya di rengkuh pelang. Reyhan, pria itu memeluknya dari belakang dengan hanya memakai celana bahan sedengkul tanpa atasan yang memamerkan otot-otot biselnya. Terlihat wajahnya masih mengantuk dan rambut yang acak-acakan pertanda baru saja bangun tidur.

Di usapnya tangan besar itu dengan lembut. Sesekali ia melihat Reyhan menguap lebar tanpa malu.

"Udaranya segar banget" jawab Ara tanpa menoleh. Mereka berdua sedang ada di balkon yang menghadap langsung pemandangan hijau pepohonan.

"Kamu suka di sini?"

"Tentu saja ini sangat indah" jawab Ara menyunggingkan senyuman manisnya.

"Pilihan mom memang tidak pernah mengecewakan"

Memang setelah satu minggu mereka menikah Ara dan Reyhan pindah ke luar negri, sekalian berobatnya Thalia. Ia juga telah resaint dari perusahaan Malik karena ingin fokus pada kesehatan momynya. Sementara Reyhan ia akan pergi ke indonesia dua kali dalam seminggu dan lebih banyak mengejakan pekerjaanya dari sini.

Mereka pindah ke sebuah rumah yang sudah di beli khusus oleh Thalia hanya untuk mereka. Rumah yang jauh dari keramaian dan berdiri di tengah lebatnya pepohonan.

Awalnya ia menolak karena akan begitu jauh dari rumah sakit tempat Thalia berobat tapi dengan paksaan Thalia serta ketidak enakan hatinya mengingat dengan keadaan Thalia saat ini wanita itu dengan bersusah payah mencari hunian ini sendiri, akhirnya dengan berat hati Ara setuju.

Rumah ini menurutnya terlalu besar untuk ukuran ia dan Reyhan. Karena biasanya maid dan penjaga akan tinggal di bagian lain rumah ini. Hanya ada tiga maid yang bertugas membersihkan rumah dan memotong rumput-untuk urusan memasak Ara yang mengurus serta hanya ada dua penjaga di sini. Kalau malam hari rumah akan sangat kosong melompong dan terkesan horror.

Rumah ini begitu terpencil di pelosok hutan di antara rimbunya pepohonan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah ini begitu terpencil di pelosok hutan di antara rimbunya pepohonan. Untuk menuju kesini pun butuh 45 menit dari jalan raya menelusuri jalan kecil yang hanya muat untuk satu mobil dan butuh kira-kira satu jam dari jalan raya ke ibu kota. Totalnya kurang lebih satu setengah jam untuk mengunjungi Thalia di rumah sakit.

My Crazy 'BoyFriend'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang