Guys kalian punya rekomen cerita yang bagus gak sih...w ngedadak bosen dan gak tau mau baca apaan...please komen atau ade sedih nih...
Tega gitu w guling2 di jalan:(
Ade udah up date loh padahal
Enjoy
Jam menunjukan 06.53 pagi tapi Reyhan sudah gila. Senyum-senyum sendiri. Mesem-mesem dengan menatap istrinya yang masih terlelap. Mungkin karena aktifitas semalam membuat Ara kelelahan sampai bangun lebih dari jam biasanya ia terbangun.
Jari lentiknya memainkan rambut dan pipi Ara.
Lagi senyuman lebar terpahat indah di bibirnya saat ingatan akan kejadian tadi malam berputar di otaknya. Bukan hanya tadi malam tapi juga beberapa hari terakhir.
Malam panas yang ia rindukan karena satu masalah yang ia lakukan.
Tapi karena sejak pulang dari indonesia itu-lima hari yang lalu tepatnya Ara sudah memaafkanya jadi hubungan mereka sudah mulai kembali normal lagi. Dan sebagai seorang suami sekaligus lelaki normal Reyhan tancap gas meminta haknya.
Huh memangnya hampir sebulan puasa tidak lelah apa. Dia lelah kalau harus bermain 'solo' dengan sabun. Kan ia juga butuh belaian lebih.
Sedang asik-asiknya memandangi keindahan dari surga yang jatuh ke bumi tiba-tiba salah satu bodyguardnya mengatakan melalui intercom kalau ada seseorang yang mencarinya.
Reyhan menggeram kesal. Ia menyibak selimutnya dan turun perlahan dari kasur-takut membangunkan sang istri. Ia kemudian memasang kembali bajunya yang berceceran dimana-mana. Setelah mencuci wajah ia baru kemudian turun kebawah.
Sepanjang jalan ia terus menggerutu. Siapa lagi yang merusak hari indahnya. Kenapa saat ia sedang senang ada saja yang mengganggunya. Diakan hari ini hanya ingin terus di atas ranjang berhelut dengan selimut dan tentu saja istri tercintanya yang seksi, Ara.
Awas saja kalau sampai tidak penting siap-siap kepalanya akan terpisah dari lehernya.
Saat di ruang tamu ia bisa melihat seorang wanita yang duduk membelakanginya.
"Siapa?" Wanita itu berbalik dan tersenyum manis padanya.
Reyhan membeku di tempat.
"Hei"
Gawat!
***
Ara baru saja turun kebawah setelah rutinitasnya di pagi hari. Dari tangga terakhir ini ia bisa melihat Reyhan yang sedang bersitegang dengan seorang wanita. Di sana juga ada kedua bodyguard Reyhan.
Sebenarnya ada apa ini? Bukanya itu wanita yang dulu sempat ribut di depan rumahnya.
Melihat dari raut wajah Reyhan sepertinya ada masalah serius. Dia tidak pernah melihat suaminya itu semarah ini sebelumnya.
"Diam" bentak Reyhan. Saat akan melangkah mendekat Ara mematung mendengar perkataan wanita itu.
"Tapi ini beneran anak kamu. Kamu harus bertanggung jawab"
Anak?
Apa...apa maksudnya. Apa mereka...gak, gak mungkin. Reyhan tidak mungkin menghianatinya.
"Omong kosong. Bisa aja lo hamil anak orang"
"Mana istri kamu. Aku akan bilang padanya kalau kamu sudah menghamiliku" Reyhan mencekal tangan wanita itu ketika dia akan melangkah masuk lebih dalam lagi rumahnya.
"Jangan lancang" geram Reyhan murka. Rahangnya mengeras dengan tangan terkepal. Ia muak berhadapan dengan wanita sialan ini.
"Kenapa hah!? Kamu takut istrimu itu tau kebejatanmu di belakangnya"
"Dengar kita hanya melakukanya satu kali jadi mustahil lo hamil. Paling juga itu anak orang lain"
Deg
Dada Ara berdenyut nyeri. Air matanya bergulir membasahi pipinya yang memucat. Ia harus berpegangan pada tepian tangga karena kakinya begitu lemas mendengar berita ini.
Jadi Reyhan...pria itu...tidur dengan wanita lain sampai dia hamil. Ia membekap mulutnya meredam isak tangisnya.
"Selama sebulan ini aku hanya melakukanya sekali denganmu. Jadi tentu saja ini anakmu. Aku juga membawa surat dari dokter. Lihat umur kandungan itu dan hitung dari malam kita melakukanya" wanita asing itu merogoh tasnya dan memberikanya pada Reyhan.
Reyhan membacanya dengan sesama. Mencerna setiap kata dan kalimat dengan baik. Ia berdecak kesal karena kecerobohanya sendiri.
Ya memang kalau di hitung dari malam itu benar wanita yang bahkan ia tidak tau namanya ini memang sepertinya hamil anaknya.
"Kalau gitu gugurkan. Aku tidak menginginkanya"
Ucapan Reyhan tadi membuat Ara bertambah lemas. Ia terduduk di tangga dengan masih membekap mulutnya. Ia menangis tergugu. Istri mana yang tidak sakit hati ketika suaminya bermain belakang dengan wanita lain bahkan sampai hamil. Ia tidak tau hubungan mereka sejauh apa, tapi mengetahui hal ini saja Ara sudah merasa sakit. Apa lagi dengan Reyhan yang tidak ingin bertanggung jawab dan malah ingin menggugurkan bayi yang bahkan tidak berdosa itu.
"Kamu gila. Ini anakmu Rey"
"Diam. Aku hanya menginginkan anak dari Ara, istriku. Dan aku tidak menginginkanya selain darinya" egois. Itulah Reyhan. Ia tidak perduli. Yang ia perdulikan adalah Ara. Hanya Ara. Dan selalu Ara.
"Tapi ini anakmu juga Rey" kekeuh wanita itu.
"Anak" semua orang menoleh ke arah suara itu. Thalia berdiri di sana dengan wajah syoknya.
Ara kaget melihat sang mommy. Apa Thalia mendengarnya? Bisa gawat kalau seperti itu. Ia tidak ingin kesehatanya terpengaruh nantinya.
"Apa kamu hamil anak dari anak saya?" Tanya Thalia pada wanita itu.
Dengan tegas wanita tadi mengangguk dan mengiyakan.
"Benar. Kami melakukanya kurang lebih sebulan lalu" Thalia sudah terlihat sempoyongan. Ia memegang keningnya yang berdenyut-denyut. Dan
Bruk
Thalia jatuh tak sadarkan diri.
"Mommy" Ara berlari tergopoh-gopoh mendekati Thalia. Air matanya semakin deras bercucuran. Ia mengangkat kepala Thalia dan meletakanya pada pahanya. Pipi Thalia ia tepuk-tepun untuk menyadarkanya.
"Mommy, mommy bangun. Jangan bikin aku khawatir" sementara Reyhan masih mematung di tempat. Terkejut dengan keberadaan Ara yang entah sejak kapan dan sejauh apa istrinya itu mendengar pembicaraanya. Apa...apa ia mendengar semuanya?
"Tolong bawa mommy kerumah sakit, cepaaaat" jerit Ara histeris. Mata dan hidungnya memerah karena tangis. Pipinya lembab karena air mata. Ia benar-benar khawatir akan keselamatan mommynya. Ia takut hal buruk menimpa Thalia. Kalau saja mommynya kenapa-kenapa ia tidak akan memaafkan Reyhan sampai kapan pun.
Mendengar jeritan Ara membuat kesadaran Reyhan kembali. Ia menyuruh bodyguardnya menyiapkan mobil dan lalu ia membopong Thalia ke rumah sakit.
Sepanjang perjalanan Ara terus menangis. Memanggil-manggil mommynya. Reyhan mengamatinya melalui kaca sepion depan. Ara begitu sangat kacau. Ia bingung harus bereaksi seperti apa. Menghibur pun rasanya salah.
Karena ia tau ini mungkin karena ulahnya. Padahal baru saja ia merasakan kebahagiaan beberapa hari terakhir dan sekarang kebahagiaan itu harus di renggut kembali.
Ini semua karena wanita itu. Awas saja ia akan memberi perhitungan padanya.
_______
Tbc
Gimana menurut kalian part ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
Chick-Lit⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...