Sedih banget sumpah ade😭😭😭 nulis dua part panjang-panjang ngilang gitu aja...astaga ya Tuhan
Ade mau nangis aja tau...frustasi banget
Berasa pengen guling-guling di jalan😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
*****
Gugup itu yang Ara rasakan. Melihat orang-orang berkelas dengan pakaian, kendaraan dan perhiasan-perhiasan mahal di hadapanya. Begitu glamor dan mewah, berbeda sekali dengan Ara yang hanya memakai dress dengan bahan ringan berwarna peach semata kaki, berpotongan v-neck dengan tangan panjang jaring berenda. Di lengkapi sepatu high heels bertali yang tidak terlalu tinggi berwarna merah yang memperlihatkan jari kakinya berhiaskan renda, satu buah kalung rubi merah sederhana peninggalan sang mama juga melingkar indah pada lehernya. Tidak ada gelang mutiara atau cincin berlian, sederhana kelewat polos tapi anggun dan cantik.
Di sampingnya berdiri Reyhan yang tidak pernah melepaskan tanganya berdiri dengan gagah. Setelan jas berwarna abu dengan rompi yang mengkilap terlihat mahal dan pas di tubuhnya seakan tidak bisa menyembunyikan otot-otot kekar di balik bajunya. Semua wanita seakan gatal untuk menyentuh perutnya yang ramping.
Sebenarnya enggan datang kemari saat pipi dan kulit kepalanya serasa perih dan berdenyut-denyut tapi Ara juga tidak ingin menimbulkan pertanyaan Reyhan kenapa sampai ia membatalkan janjinya di saat-saat terakhir, tau sendiri Ara tidak bisa berbohong pada lelaki itu, pasti Reyhan tidak akan mengijinkanya bekerja lagi di sana setelah tau apa yang terjadi. Big no! Setelah ia bersusah payah mendapatkan persetujuan Reyhan, rela menanggung dosa dan di hantui rasa was-was takut terkena amukan Reyhan karena menyembunyikan pekerjaanya, berdebat panjang lebar dan harus ikhlas di acuhkan Reyhan Ara harus melepas pekerjaanya begitu saja, kau bercanda. Tentu saja tidak. Ia tidak akan berhenti bekerja hanya karena masalah seperti ini. Ara wanita tangguh yang pantang menyerah.
Walau pun ia harus menahan sakit saat tersenyum atau ketika Reyhan mengelus pipinya Ara tidak masalah. Gaji pokok yang besar serta asuransi kesehatan dari kantor lebih menggiurkan baginya dari pada luka yang akan menghilang beberapa hari kedepan.
Cukup lelah sebenarnya harus mengikuti langkah Reyhan kemana-mana untuk menyalami rekan bisnisnya dengan sepatu high heels, kakinya pegal dan seperti akan copot. Di tambah banyak pasang mata yang menatapnya aneh, entah itu sinis, ingin tau dan lainya. Ia merasa ini bukan tempatnya. Bisa di ibaratkan Ara hanya seekor kucing kampung di tengah-tengah kucing anggora dan mankun serta kucing-kucing mahal lainya, berasa kecil dan tidak sepadan.
"Rileks Ra, tegang banget" Dan pria di sampingnya ini malah tersenyum geli padanya.
"Aku gak nyaman tau di sini" gerutunya.
"Sebentar lagi acara utamanya di mulai setelah itu kita pamit pulang sama yang punya acara, sabar yah" elusan kecil mendarat di kepalanya "banyak makanan kecil kamu mau?" Ara mengangguk saja. Dari pada jenuh lebih baik ngemil saja. Reyhan menarik lembut tangannya menuju ke arah salah satu meja berisi berbagai kue dan pastri. Sangat mengugah selera pastinya, apa lagi untuk jenis Ara yang pemakan segala, suka ngemil dan makan.Di ambilnya salah satu kue berwarna ungu dengan bluebarry segar di atasnya. Rasanya sedikit asam dan krimi menggoyang lidah Ara, manis yang pas membuatnya terus menyendokan kue itu kedalam mulutnya.
"Rey coba deh" Reyhan menerima suapan Ara dengan senang hati.
"Enak" ujarnya. Senyum Ara luntur kala seorang wanita datang dan bergelayut manja di lengan Reyhan."Reyhan kamu datang" mau muntah rasanya mendengar nada bicaranya yang di buat-buat itu. Tapi Ara tetap memilih melanjutkan acara icip-icipnya ketimbang harus memperdulikan wanita itu. Sudah terlampau biasa baginya melihat banyak wanita menggoda Reyhan di depan mata dan berakhir Reyhan yang akan memberenggut terganggu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
Chick-Lit⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...