83

2.1K 133 36
                                    

Bagi Ara tidak ada yang lebih menyenangkan dari makan eskrim sembari jalan-jalan di taman. Apa lagi pemandangan indah tersaji sepanjang jalan. Walau udara dingin lumayan menusuk kulit tapi tidak ada niat sedikit pun untuknya berhenti menyendok lelehan dingin manis di tanganya. Malik sudah beberapa kali memberitahukanya untuk tidak makan eskrim saat malam hari seperti ini tapi kemauan wanita itu tidak bisa di cegah.

Pria itu hanya bisa menghela nafas dengan sediki menghawatirkan kesehatan wanita itu, bisa saja setelah ini Ara terserang flu.

Tanganya yang hangat mengapit kedua pipi bakpau Ara, menyalurkan sedikit kehangatan. Memang wanita itu minggu ini sudah terlihat lebih gemuk karena doyan sekali mengemil,dia bisa makan apa saja yang ada di hadapanya, apa pun makanan yang di berikan di lahap dengan rakus sampai tuntas. Wanita itu juga bisa makan di mana saja dan kapan saja. Bahkan dalam sebulan sudah naik berat badan 7kilo.

Ara yang di perlakukan seperti itu oleh Malik hanya menyengir lalu melanjutkan memakan es krimnya.

"kamu gak mau beli yang anget-anget gitu ra" Ara sedikit berpikir.

"hmm aku pengen makan ramen sih, di sini ada jual ramen gak"

"ada, gak jauh dari sini sih. Mau makan ramen" wanita itu mengangguk antusias.

"mauuu, dingin gini enaknya makan yang anget-anget dan pedes. Uhh ngebayanginya aku jadi laper" Malik terkekeh, tanganya menggenggam tangan Ara dan menuntunya ke arah rumah makan jepang yang ia maksud.

"makan terus, emangnya gak kenyang" tanganya mencubit hidung Ara gemas dan menggoyangkanya kekiri dan kanan, Ara sampai merengek minta di lepaskan. "Tadi aja sebelum kesini kita makan malam, trus makan corndog sama antek-anteknya sekarang udah laper lagi. Perut kamu gak bakal meledak?" tadi keduanya memang sempat mampir ke beberapa penjual kaki lima dan membeli jajanan khas sini yang menurut Ara aneh. Padahal menurut Malik sebagian besar dari makanan itu tidak enak tapi Ara memakanya seolah itu makanan terlezat di dunia, bahkan banyak yang membeli makana yang di makan Ara karena tergiur oleh ekspresi nikmatnya itu.

"hehehe abisnya gak tahan bawaanya pengen makan terus"

Keduanya lantas berjalan sembari bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih. Bercerita banyak hal seakan tidak pernah kehabisan topik, ada saja yang di bahas. Yaah sahabat, teman atau apa pun hubunganya kalau sudah seakrab,sedekat itu tidak akan pernah merasa canggung bahkan jika berpisah ribuan tahun pun.

"nanti kita ketaman lagi ya, aku belum puas liat-liatnya" Malik mencibir.

"ya gimana mau liat-liat kamunya sibuk ngunyah mulu" yang bisa di lakukanya hanya cengengesan.

Kaki keduanya melangkah memasuki restoran jepang. Ornamen khas negara naruto itu menyambut penglihatan mereka. Wangi semerbak masakan menari-nari merayu perut yang keroncongan. Seorang chef tengan meracik bumbunya di depan kompor.

Ara dan Malik duduk di salah satu meja yang berhadapan langsung dengan sang chef yang tengah memasak.

Chef pria yang terbilang cukup muda menampilkan berbagai atraksi di pemangganganya secara langsung di hadapan para pembeli. Ara spontan mengeluarkan handponenya merekam serta memfotonya.

Karena Ara yang terlihat fokus memfoto jadi akhirnya Malik yang mengambil alih memesan. Dua porsi ramen, takoyaki, kaarage dan tempura-karena Ara alergi udang jadi Malik memilih tempura sayur.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Crazy 'BoyFriend'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang