25

3.2K 123 3
                                    

Hello epribadiiiiuh...
Maaf semaaf-maafnya ade gk punya kuota beb buat up datenya sumpah...lagi musin corona gengs pemasukan menyempit bgt...

Ini juga kuota harian yg 750mb doang...😭😭😭 mau nangis hrus hemat2 ini

Happy Reading

"Ya udah kalo gitu"

Yes. Sukurlah Reyhan percaya. Tapi rasa syukur itu langsung lenyap seketika saat Reyhan melanjutkan ucapanya.

_______||_______

"Aku nyusul ke sana. Kamu bawa masakan kamu juga biar aku makannya di tempat Dara"

Otaknya blank seketika, alibi apa lagi agar laki-laki itu tidak bertemu dulu denganya, setidaknya hari ini. Ia belum siap kalau harus mendapatkan murka sahabatnya itu kalau sampai mengetahui apa yang sebenarnya dan Ara juga belum siap kalau harus berhenti bekerja. Please kali ini saja ia ingin terbebas dari sifat protektif Reyhan.

"Makan di mana nanti kamu. Mending kamu makan siang di luar tanpa aku aja. Nanti malem aku masakin lagi yah. Lagian aku masaknya juga cuman sedikit udah abis aku makan" terdengar helaan napas kasar di sebrang.

"Ya udah, tapi entar malem masakin yah" Ara terkekeh kecil mendengar nada kekanak-kanakan Reyhan. Seperti anak kecil yang tidak di belikan es krim saja.

"Iya Rey. Udah sana makan udah siang"
"Iya iya. Kamu jangan keluyuran. Jangan pergi jauh-jauh"
"Astaga Rey aku bukan anak kucing tau gak, aku udah gede" ia mendengus sebal mendengar kikikan Reyhan dari sebrang. Apa-apaan memangnya Reyhan pikir ia bocah.

"Hahaha iya, jangan ngambek gitu. Aku tutup yah, aku mau makan laper banget"

"Iya makan yang banyak"

"Oke my priencess"

Setelah sambungan terputus barulah napasnya terasa lega. Hari ini mungkin ia bisa menghindar tapi entah besok atau lusa nanti ia tak bisa mengelak lagi. Secepatnya ia harus menyiapkan mental untuk menceritakan apa yang sebenarnya, semoga Reyhan mau menerima keputusanya.

"Mau makan siang bersama?"
"Astaga!" Ara terlonjak kaget dan menatap horor sang pelaku.
"Haha maaf aku mengagetkanmu yah"
"Ish ngeselin" melihat Ara yang memberenggut lucu malah membuat kekehan Malik semakin keras.

Astaga mendadak jantung abang berdisko neng liat kamu. Gak ikhlas abang orang lain liat wajah gemesin kamu.

Tidak bisa di tahan lagi tanganya terulur bebas mencubit pipi Ara gemas.

"Gemesin banget siih" semua orang yang melihatnya kicep melihat adegan itu. Sang pujaan semua kaum hawa M.A CORP yang terkenal selalu membatasi interaksi diri dengan karyawan terlebih perempuan, sekarang malah asik menjalin keromantisan? Terlebih pegawai baru di sana, membuat sebagian besar bertanya-tanya hubungan apa yang mereka jalin.

"Anjir bang hayati juga mau"

"Huaaaa abaang ade cemburu"

"Aduh bang jangan main india-indian di hadapan daku. Daku jomblo, jangan bikin iri deh"

Oke abaikan bisikan karyawan yang terakhir itu.

Ara mengelus-ngelus pipinya yang memerah karena cubitan Malik.
"Sakit ih" nadanya terdengar biasa saja tapi di telinga Malik itu seperti rengekan manja yang membuat ia terus di buat gemas oleh Ara. Apa lagi pipinya yang sedikit memerah dengan mata yang menatapnya berkedip lucu.

"Maaf sakit yah" di elusnya pipi chuby Ara dengan sayang. Kalau boleh khilaf Malik sangat ingin menciumnya. Tapi otaknya masih waras. Mana ada perempuan yang mau dengan pria brengsek yang seenaknya mencium pipinya. Belum jadian udah putus duluan yang ada.

My Crazy 'BoyFriend'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang