Ade udah nulis ulang part ini 3-4 kali kayanya ada deh...kesel banget kepotong-potong terus padahal udah selesai juga...
Rasanya pengen ngebom rumah mantan jadinya...
Enjoy
Flashback satu minggu yang lalu....
Malik datang pagi-pagi sekali ke rumah Thalia. Seharusnya hari ini ia sudah kembali bekerja di luar kota, tapi dengan adanya kejadian ini Malik urung kembali hatinya tentu tidak tenang sebelum mengetahui apa keputusan Ara.
Tapi untuk kali ini sebelum bertemu dengan Ara ia ingin berbicara lebih dulu dengan Thalia.
Malik memarkirkan mobil hitamnya di pekarangan rumah. Langkahnya terlihat terburu-buru dan tidak sabaran saat keluar. Ia memencet bel di sebelah kanan tiga kali dan menunggu pintu terbuka.
Tidak lama munculah seorang wanita muda yang menatapnya sopan. Terlihat dari pakaianya Malik menebak ia adalah seorang maid di sini.
"Mencari siapa mas?" Tanya wanita itu.
"Saya ingin bertemu tante Thalia"
"Oh nyonya ada di kamarnya mas, mari saya antar" sang wanita membuka daun pintu lebar-lebar mempersilakan Malik masuk.
Wanita tadi mengangkat tanganya kedepan mengisyaratkan Malik untuk mengikutinya.
Melangkah menaiki undakan tangga satu persatu menuju lantai dua rumah ini, lalu berbelok menyusuri lorong bercat abu muda. Si wanita berhenti kala sampai di salah satu pintu berwarna putih. Sebelum masuk wanita itu mengetuk daun pintu tiga kali setelahnya terdengar sahutan dari dalam.
"Maaf nyonya ada yang ingin bertemu" si wanita menunduk hormat pada Thalia yang tengah duduk bersandar pada kepala ranjang.
"Suruh dia masuk" setelah mendapat persetujuan barulah maid itu mempersilakan Malik masuk ke dalam.
Mata abu Malik menyorot datar Thalia. Ada kekesalan sendiri di sana.
"Ingin minum apa nak Malik" ujar Thali ramah.
"Tidak perlu. Aku hanya ingin berbicara sebentar" ujar Malik dingin. Dengan gerakan tangan Thalia meminta sang maid untuk pergi dan menutup pintu.
Hening. Tidak ada yang mengeluarkan suara selama beberapa detik. Keduanya hanya sibuk dengan pikiran masing-masing sampai Malik yang terlebih dahulu membuka suara.
"Apa yang tante rencanakan?" Dahi Thalia mengkerut tidak mengerti atas pertanyaan Malik.
"Tante tidak mengerti apa maksud kamu" Malik berdecih sinis. Ia tidak lagi perduli kalau di anggap tidak sopan pada orang tua, saat ini hubunganya sedang di ujung tanduk dan ia akan memperjuangkan sekecil apa pun kesempatan untuk menyelamatkanya.
"Kenapa tante meminta Ara untuk menikah dengan Reyhan padahal sudah ada aku yang menjadi kekasihnya"
"Kenapa kamu melanggar janji untuk menyatukan mereka?" Balas sengit Thalia tanpa berniat menjawab pertanyaan pria itu.
"Mereka tidak saling mencintai tante"
"Darimana kamu bisa bilang seperti itu"
"Karena Ara sekarang kekasihku dan Dara adalah pacar Reyhan. Dari sini terbuktikan tidak ada cinta di antara mereka" terang Malik dengan sangat yakin.
"Reyhan adalah anak tante, tante tau apa yang sedang di rasakanya, begitu juga Ara. Kamu hanya orang kemarin sore yang baru saja hadir dan mengenal Ara. Dia hanya tidak menyadari perasaanya saja" ujar Thalia dengan begitu tenangnya. Yang membuat Malik menggeram marah adalah perkataan Thalia yang mengatakanya 'orang baru di kehidupan Ara' seolah ia tidak mengerti perasaan kekasihnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
Chick-Lit⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...