"Sayang liat kunci motorku gak sih? aku lupa nyimpenya di mana" Ara menatap pria di depanya ini dengan jengah, selalu saja setiap mereka ingin pergi dia selalu lupa menaruh di mana kunci motor atau mobilnya. Dia tidak menyangka semenjak satu minggu mereka resmi berpacaran pria itu ternyata sosok yang begitu ceroboh di balik sikapnya yang berwibawa, dia juga begitu manja padanya, kadang Ara geli sendiri melihat tingkah kekasihnya yang kekanakan seakan tidak malu dengan otot-otot bisel yang mencuat di sana-sini.
"Selalu aja gitu, setiap mau pergi selalu aja lupa di mana naruh kunci. Lain kali bawa tali aja gantungin di leher kamu biar gak ilang-ilang terus" mulutnya terus mendumel tapi tak lantas ia juga ikut mencari.
"Jangan marah-marah terus, aku udah nemu kuncinya"
Cup
Satu buah kecupan ringan mendarat di pipi Ara yang tengah memberenggut kesal menatap kekasihnya itu.
"Kuncinya jatoh di bawah meja jadi jangan salahin aku kalo gak nemu kuncinya" memutar matanya malas Ara lantas mengambil tas selempangnya dan mengajak kekasihnya itu untuk segera pergi.
Sore ini mereka akan berkencan ke suatu tempat. Karena mereka selesai bekerja cukup sore jadi mereka sepakat untuk pergi langsung dari kantor saja. Menyingkat waktu agar tidak pulang kemalaman karena tempat yang mereka tuju cukup jauh. Tidak perduli mereka masih memakai baju kantor, wajah kusam dan badan yang lengket mereka berdua tetap keukeh untuk berangkat. Waktu luang yang sangat jarang akhir-akhir ini membuat mereka sulit memiliki waktu bersama sampai harus pintar-pintar memanfaatkan waktu luang.
______
"Makanya belepotan gini sih. Pelan-pelan dong cake nya gak bakal aku rebut kok" Ara tersenyum malu saat kekasihnya mengelap bibirnya yang terdapat sisa kue. Apa ia makan seberantakan itu sampai belepotan kemana-mana. Padahal seharusnya ia jaga image di depan kekasih barunya.
"Abis cake nya enak aku suka banget" bibir pria itu melengkung membentuk sebuah senyuman akan tingkah menggemaskan kekasihnya. Seminggu mereka resmi berpacaran ia sudah mengetahui tingkah ajaib sang pacar. Yang paling tidak masuk akal baginya adalah saat Ara sedang kedatangan tamu bulanan, saat itu ia sengaja membawa ikan bakar dengan bumbu kecap saat berkunjung ke rumah Ara ia bawakan khusus untuk wanita itu, setelah setengah mereka makan ia pamit ke toilet sebentar sesaat setelah itu ia kembali dan melihat Ara sedang melahap ikan bakarnya dengan berurai air mata, ia heran dan khawatir dong di tanyalah Ara saat itu, tau apa yang di katakan Ara padanya?
"Kasian ikanya hiks hiks"
Ia speechless dong, katanya kasian tapi ikanya habis juga sampai tanpa sisa malah.
"Udah jangan nangis kita kubur tulang belulangnya sekalian adain tahlilan"
Begitulah entah apa lagi tingkah wanitanya itu kedepan, tapi ia tidak merasa keberatan sedikit pun. Menurutnya tingkah Ara adalah penghibur tersendiri di kala ia lelah.
"Setelah ini kita lihat sunset" mata Ara melebar senang.
"Beneran?" Mendapat jawaban angguka tentu saja membuat Ara senang. Sudah lama juga tidak melihat sunset, apa lagi menyaksikanya di atas perbukitan hijau yang menghadap langsung samudra dimana sang surya kembali ke peraduan.
Tempat ini adalah tempat populer untuk menikmati suasana sore hari bahkan pagi hari pun orang-orang sudah berbondong-bondong kemari untuk memburu sanrais. Terdapat sebuah cafe dan restoran juga di sini jadi tidak perlu khawatir saat menikmati suasana dan tiba-tiba merasa lapar.
.
Sedikit demi sedikit sang surya mulai kembali keperaduan, mempersembahkan karya Tuhan yang begitu indah. Samudra yang luas nan biru memantulkan cahaya jingga yang menambah keromantisan sore ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
Literatura Kobieca⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...