46

2.2K 68 3
                                    

___________________
Semua terjadi begitu saja. Mencintaimu, merindukanmu dan memikirkanmu diam-diam. Semua itu terasa begitu indah saat aku memilikimu. Tapi keindahan itu ternyata semu. Aku tidak sepenuhnya memilikimu, memiliki hatimu. Dirinya, dirinya menyita begitu banyak ruang di hatimu. Dan lemahnya aku tidak sanggup menyingkirkanya
_________________

Dengan paksaan Ara akhirnya Malik mau juga menginap. Sebenarnya bukan tidak ingin, hanya saja ia merasa enggan kalau harus tinggal dan mengganggu waktu Reyhan dan Ara.

Pria itu terlalu segan pada suami kekasihnya itu. Beberapa kali Malik melihat tatapan maut sirat akan ketidak sukaan dari Reyhan. Dan ia merasa tidak enak hati karenanya.

Kalau bukan karena di paksa Malik berniat mencari hotel terdekat dari sini. Walau pun harus menempuh perjalanan jauh di malam ini juga tidak masalah yang terpenting tidurnya akan terasa tenang malam ini. Ralat sedikit.

Pikiranya selalu berkelana kemana-mana saat malam hari tiba saat mengingat kalau kekasihnya itu tidur satu kamar di satu ranjang yang sama dengan pria lain. Pria yang sudah menjadi suami kekasihnya sendiri. Resiko menjadi pria simpanan ya seperti ini.

Aish kenapa malah melantur kamana-mana. Bukanya ia sendiri yang memilih untuk tetap bertahan, jadi hadapi sendiri resikonya.

"Pilih film yang mana, romance atau action?" Tanya Reyhan.

Ketiganya memang sepakat setelah makan malam tadi akan nonton bareng tapi belum sama sekali memutuskan menonton film apa.

Berpikir sebentar akhirnya Ara memiliki ide cemerlang. Film korea komedi-romance pasti seru.

"Nonton drakor aja" ujar Ara dengan senyum lebar. Matanya menatap kedua pria yang duduk di kiri kananya bergantian.

Reyhan dan Malik saling tatap. Rasanya agak aneh kalau seorang pria nonton drakor, menurut mereka sih seperti itu. Tapi kalau Ara yang meminta mau nonton film dewasa juga ayo.

Akhirnya film Itaewon Class jadi pilihan mereka, lebih tepatnya Ara, kedua pria itu hanya ikut-ikutan saja.

Popcorn, coca cola, serta kentang goreng menjadi pelengkap mereka menonton.

Ternyata asik juga nonton drakor, pantas saja para cewe bela-belaan begadang hanya untuk menonton sebuah film.

Tidak jarang ketiganya ribut berdebat karena adegan di dalam drakor tersebut. Ah nonton film korea bersama pria memang penuh dengan keributan karena berbeda pandangan dan pemikiran. Tapi itu serunya, kita bisa berbagi tawa dan kebahagian bersama orang yang kita sayang tanpa harus beribet-ribet ria.

Ternyata Ara tidak sanggup menonton drakor itu sampai selesai. Baru setengah di putar saja kepalanya sudah manggut-manggut karena mengantuk.

Reyhan yang duduk di sebelah kananya hanya tersenyum geli. Tanganya ia tepuk-tepuk untuk menghilangkan sisa remah-remah popcorn yang di pakainya. Sudah cukup malam, Ara juga terlihat mengantuk berat jadi ia memutuskan mengakhiri acara menonton ini lalu membopong Ara ke kamar mereka.

Malik terpaku di tempat dengan tatapan layu mengikuti kemana pria itu pergi membawa Ara, bahunya merosot tajam tidak ada semangat. Hatinya ngilu melihat mereka berdua memasuki kamar yang sama. Otaknya di buat berputar pusing karena pikiran tidak-tidak yang terus bermunculan tanpa mampu di cegah.

Setiap hari ia seolah tidak tenang. Ia selalu bertanya-tanya apa yang mereka lakukan saat ini. Apa mereka saling bergandengan tangan dan tertawa bahagia. Apa mereka berpelukan pada malam hari lalu mengutarakan kata-kata cinta sebelum pergi ke alam mimpi.

Pikiranya memikirkan hal-hal buruk yang membuat kepalanya pening.

Rasanya Malik ingin menangis meraung-raung sekarang kalau saja sudah tidak memiliki urat malu.

Dengan gontai ia bangkit berdiri, mematikan tv lalu melangkah ke kamar tamu yang ia tempati sekarang. Ia tidak perduli dengan keadaan ruang keluarga yang berantakan penuh cemilan dan botol cola yang berserakan. Biarlah ia di anggap tamu tidak tau diri yang tidak punya sopan santun, ia tidak perduli. Ia ia perdulikan adalah kondisi hatinya yang ambyar.

.

Udara pagi hari masih begitu dingin. Langit masih gelap dengan cahaya kekuningan di upuk barat, sang mentari mengintip malu-malu.

Masih sangat pagi tapi ketiga manusia itu telah siap dengan sepeda masing-masing.

Setelah sedikit beres-beres sisa semalam, Ara tiba-tiba ingin bersepeda di sekitar sini. Ingin melihat pemandangan pagi hari dan juga sunrais.

Beruntung karena kedua pria itu sudah bangun pagi ini.

Jadi setelah membereskan sedikit kekacawan yang mereka tinggalkan, mereka lantas bersiap-siap dengan penampilan masing-masing.

Malik yang memang tidak membawa banyak baju hanya memakan kaos putih polos dengan joger panjang yang di pinjamkan Reyhan dan juga sebuah jaket hitam untuk melindunginya dari udara dingin pagi hari.

Reyhan juga tidak jauh berbeda dengan pria itu, hanya saja Reyhan memilih memakai celana bahan pendek. Sementara Ara yang tidak tahan dingin terus di ingatkan Malik dan Reyhan untuk memakai pakaian yang lebih hangat.

Wanita cantik itu memakai sweater abh berbahan hangat yang satu set dengan joger yang ia pakai serta tidak lupa snekers putih.

"Kamu gak mau pakai jaket lagi?" Tanya Reyhan yang cemas istrinya itu kedinginan.

"Ini juga cukup kok. Nanti gerah kalau dobell-dobell. Dalemnya juga aku udah pake tshirt" balas wanita itu menjelaskan. Ia menuntun sepedahnya mendekati kedua pria itu.
"Seharusnya kamu menghawatirkan diri kamu sendiri. Ganti celananya yang lebih panjang, nanti kaki kamu kedinginan"

"Kan ada kamu yang menghangatkan" ujar pria itu dengan tersenyum menggoda.

Ara hanya berdecak menanggapi.

Sementara Malik berdiri di sisi lain kedua pasangan yang sedang saling menggombali itu. Tatapanya tersirat akan kesakitan. Cemburu tentu saja. Tidak ingin menyaksikan kedekatan mereka lebih jauh lagi Malik menengahi dan mengajak keduanya untuk segera bersepeda.

Ara menggoes sepedanya di antara Malik dan Reyhan. Agar merasa adil saja. Aish Ara seperti seorang istri yang berpoligami. Konyol sekali.

Udaranya segar sekali, lebih ke dingin mungkin. Untuk Ara yang tinggal sendirian-dulu hal sepele seperti ini sangat menyenangkan. Bisa menghilangkan rasa jenuh dan kesepian akan kesendirianya. Apa lagi kalau di temani orang-orang yang kita sayang. Mau melakukan apa pun pasti menyenangkan.

Ara merentangkan satu tanganya, menghirup udara dingin ini dalam-dalam. Bibirnya melengkung menikmati momen ini. Di kiri-kananya Reyhan serta Malik tersenyum melihat kebahagiaan Ara yang tercipta.

Tidak banyak pembicaraan yang tercipta, mereka terlalu sibuk menikmati suasana yang tercipta. Begitu syahdu, damai dan tenang. Apa lagi di temani seorang bidadari di tengah-tengah mereka.

Akhirnya setelah cukup lama bersepeda mereka tiba juga di tempat tujuan. Tebing yang menghadap ke  hamparan bukit-bukit hijau yang menghampar. Di ujung sana samudra lepas tanpa ujung memantulkan semburat kuning sang mentari.

Ara duduk di rerumputan dengan tenang di ikuti kedua pria yang masing-masing duduk di sisinya.

Cahaya hangat matahari pagi menerpa wajahnya. Kedua mata hitam Ara tertutup oleh kelopak berhiaskan bulu mata itu.

Rasanya bebas tanpa beban. Seolah ia bayi yang baru saja terlahir kedunia. Sayang genggaman di kedua tanganya yang di genggam oleh dua pria yang berbeda menyadarkanya akan kenyataan.

Hidupnya masih ada masalah. Masih terombang-ambing di antara kehidupan dua pria.

.

My Crazy 'BoyFriend'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang