Fake Slackers 《BL Novel》

18: Menyerah dan pergi ke pertanyaan berikutnya.

[ FAKE SLACKERS ]

Hari baru.

Teriakan menusuk sisa-sisa kabut pagi dan mengguncang semua orang hingga kewaspadaan yang tajam.

"Berdiri tegak! Kalian semua ke sini dan berdiri dengan benar."

"Jangan menatap lantai sialan itu. Apa kamu pikir itu akan menumbuhkan bunga? Jangan malu-malu. Tidak perlu malu. Kamu sudah membuang semua martabatmu."

"Kembali lurus! Kepala ke atas! Lihat ke depan. Lihat mataku."

Selusin orang berdiri dengan bangga di dekat patung perunggu di pintu masuk Liyang Erzhong. Mereka berdiri dalam dua baris. Kepala mereka tertunduk dan ransel yang mereka bawa terkulai berat.

Mereka yang tidak sepenuhnya bangun telah berteriak dengan keras terhadap serangga tidur mereka[1] semuanya telah terbang. Mereka tersentak di tempat, gemetar.

[1] digunakan untuk menggambarkan perasaan mengantuk

Salah satu siswa laki-laki tidak bisa menghentikan dirinya sendiri. Dia mendongak dan melirik Dekan Siswa, lalu menundukkan kepalanya lagi dan berbisik, "... Mad Dog."

Telinga 'Mad Dog' Dean Jiang samar-samar menangkap sesuatu. Dia menunjuk ke siswa dan meninggikan suaranya. "Siapa yang berbicara!"

Dada pria itu menghela napas liar. Di hidungnya bertengger sepasang kacamata berbingkai emas, tapi tidak memberinya kesan keanggunan ilmiah. Di tangannya, ia memegang bagan nama yang mencatat nama-nama siswa yang terlambat. Mereka yang terlambat lebih dari tiga kali akan dicatat pada halaman terakhir dari bagan — daftar hitam.

Julukan 'Mad Dog' sudah ada sejak lama, diciptakan oleh siswa beberapa tahun yang lalu dan diturunkan. Semua orang mengatakan bahwa kamu tidak boleh memprovokasi Dean Jiang ini. Mad Dog yang legendaris itu lebih mengerikan daripada harimau betina.

Mata Dean Jiang menyipit. Dia berjalan dari ujung garis ke ujung dengan cibiran di wajahnya. "—Terlambat. Bahkan baru beberapa hari memasuki semester baru dan kamu sudah memainkan permainan terlambat ini."

Dia berjalan dalam barisan lagi, lalu tiba-tiba berhenti. Murid-murid lain menahan napas dan suara Dean Jiang naik lagi. "He Zhao? Bagaimana situasimu?!"

He Zhao melangkah maju. "Aku terlambat."

"Kamu tinggal di asrama semester ini tetapi aku masih menangkapmu di gerbang sekolah." Dean Jiang mengisyaratkan agar siswa lain kembali ke kelas, meninggalkan He Zhao sendirian. "Baiklah. Kemampuanmu untuk melanggar peraturan sekolah benar-benar sesuatu yang mengesankan."

He Zhao berkata bahwa dia pergi lari pagi dan lupa waktu.

Dean Jiang memandang He Zhao, yang sangat rapi dan bersih. Dia bahkan bisa mencium bau deterjen dari pakaiannya jika dia berdiri lebih dekat.