07. Dimple smile

426 107 16
                                    

Minggu pagi ini sangat cerah. Matahari bersinar menyinari seluruh makhluk hidup dan benda ciptaan Allah yang berada di bumi.

Sekumpulan kapas putih bersih banyak hinggap dilangit diatas sana, menjadikan panas tidak terlalu menyengat.

Terlihat seorang gadis tengah berada dikamarnya menatap pantulan dirinya didepan cermin.

Dengan memakai celana training abu-abu dan kaos panjang oblong berwarna putih, serta tak lupa rambut sepundaknya yang dia kuncir satu, menyisakan poni tipisnya didepan, dan beberapa anak rambut yang jatuh ke bawah juga.

Sangat imut.

Merasa dirinya sudah siap, dia melangkah menuju pintu kamarnya dan tak lupa menutupnya lagi. Waktu sekarang ini menunjukkan pukul enam kurang lima belas menit.

Dia menuruni satu per satu anak tangga rumahnya dan berjalan menghampiri sang Bunda yang sedang berada di halaman belakang.

"Bunda?"

"Eh, iya sayang?"

Jisoo menoleh menatap putri cantiknya itu yang sedang berdiri di ambang pintu yang menghubungkan dapur dengan halaman belakang.

"Ada apa, adek?" Jisoo terlihat menepuk-nepuk kedua telapak tangannya guna membersihkan sisa tanah liat dari telapak tangannya.

Ya, Jisoo sedang berkebun.

Pagi-pagi begindang ya ampun, Bundaaa.

Gapapa, kata bunda mah olahraga dikit.

"Adek jogging dulu ya, Bun?"

"Iya. Eh, sama siapa, dek?"

Shujin yang tadi sudah ancang-ancang untuk pergi seketika menoleh ke arah Bundanya.

"Sama Ryu, Bun. Nanti kita ketemuan di taman komplek kok."

"Yaudah adek hati-hati, ya?"

"Siap Bun!" Jawab Shujin sambil tersenyum.

"Nggak sama mas?"

"Mas belum bangun, Bun. Kayaknya sih abis sholat subuh tadi dia tidur lagi."

"Oh, yaudah kalo gitu, nanti bunda bangunin dia."

"Oke!" Shujin hendak berbalik namun deheman Jisoo menghentikan langkahnya.

Jisoo mengulurkan tangan kanannya. Shujin yang mengerti langsung berjalan pelan menuju Bundanya.

Memang hanya salim lewat lengan atas Jisoo, karena kan tadi beliau tengah berkutat dengan tanamannya, jadi kotor. Tak apa dengan lengan, masih sah kok. Hehew.

"Hehe, maaf bun, adek lupa."

Jisoo hanya tersenyum.

Kenapa sih, Jisoo ini senyumnya manis banget? Shujin kadang kagum sendiri sama Bundanya. Bener-bener sosok malaikat tak bersayap yang selalu ada untuknya.

Ah, jadi terhura.

Setelah Shujin bersalaman dengan Bundanya, dia bergegas menuju pintu utama dan keluar. Tak lupa menutupnya lagi rapat-rapat.






Shujin berlari pelan, menikmati angin pagi yang sejuk menyentuh kulit putih wajahnya.

Sesekali menyapa beberapa orang yang melewatinya atau yang sedang berada didepan rumah mereka masing-masing.

Shujin itu sangat murah senyum kepada siapa saja. Pantas banyak yang mengenalnya di area komplek ini.

Sesekali dirinya berjalan dan berlari lagi mengatur napasnya yang mulai terengah-engah.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang