88. Still Waiting

120 16 4
                                    

Ketika tak ada banyak waktu yang tersisa
Ketika kita terbiasa membuat harapan dan tawa
Semuanya mengingatkanku padamu

Taeyeon - 11:11








Sudah tiga minggu gadis cantik itu belum bangun dari tidur panjangnya. Sudah tiga minggu sahabat-sahabatnya mengunjunginya, meski kadang dua hari, atau tiga hari dalam seminggu.

Sudah tiga minggu juga Jaemin selalu setia menemani adiknya dengan sabar. Berharap gadis itu lekas membuka kedua matanya. Berharap gadis itu lekas bangun dan bercanda dengannya.

Shujin sudah di pindahkan ke ruang perawatan. Tetapi kondisinya tidak menunjukkan perubahan sedikitpun. Masih sama, bahkan katanya semakin melemah.

Jaemin selalu menemaninya setiap hari dikamar rawat adiknya. Selalu setiap pulang sekolah dia akan kesini. Dia senang ketika libur sekolah, dia bisa menemani adiknya seharian.

Mengajaknya mengobrol, bermain, bercanda, meski dia tahu adiknya tidak pernah menanggapi apa yang selama ini dia sampaikan. Bahkan, dia terkadang curhat kepada adiknya itu, tentang kejadian dia disekolah tadi, ataupun hal yang lain.

Dia hanya tersenyum getir melihat adiknya yang selalu dan terus tidak bergerak. Tertidur dengan lelapnya tanpa mau membuka matanya.

Namun dia berharap, gadis itu mendengar apa yang selalu dia sampaikan selama ini.

Jisoo sering mendengar pembicaraan si kakak kepada adiknya itu, melihat itu membuat hatinya sangat sesak. Anak lelakinya sering sekali mengajak gadis itu berbicara, seakan-akan gadis itu memang mendengar apa yang dibicarakannya.

Tak jarang, wanita itu memilih masuk ke toilet yang berada dikamar ini, ataupun duduk dikursi luar untuk menangis. Membekap rapat mulutnya, agar anak lelakinya itu tidak mendengar kesakitannya juga.

Sudah cukup, lelaki itu sudah cukup sakit melihat kondisi adiknya seperti itu. Jisoo tahu.

Johnny, Mark, dan sahabat-sahabatnya juga kadang sering melihat itu. Ya, meski yang sering itu Jisoo, karena dia setiap hari dirumah sakit. Suaminya kan kerja, dan adik lelakinya yang kadang-kadang ada jam kuliah.

Jisoo sudah pasti sama sakitnya dengan Jaemin. Tetapi, dia lebih sakit ketika melihat Jaemin yang setiap hari mengajak gadis itu berkomunikasi, tetapi tidak ada respon apapun. Dia tidak menyangka, Jaemin sangat menyayangi Shujin seperti itu.

Siang ini, seperti biasanya, pulang sekolah Jaemin akan langsung ke rumah sakit. Lelaki itu memasuki ruangan adiknya dan melemparkan senyumnya kepada sang bunda yang tengah membersihkan lengan adiknya dengan handuk dan air.

"Baru pulang, Mas?"

Lelaki itu mengangguk sambil menaruh tas sekolahnya ke sofa, "iya, Bun."

Jaemin berjalan ke nakas samping ranjang gadis itu. Memasukkan beberapa tangkai bunga yang tadi sempat dia beli dijalan, ke vas bunga yang masih berisi bunga juga, bunga yang belum terlalu layu sebenarnya.

Dia mengganti bunga itu dan membuang bunga yang di vas ke tempat sampah. Sebenarnya bunga yang belum terlalu layu juga dia yang membeli. Dia selalu menggantinya walau bunga yang di vas belum layu, dengan bunga yang baru.

Bunga mawar putih. Bunga kesukaan adiknya.

"Bunda pulang dulu sebentar, ya? Sekalian ambil baju buat kamu."

Jaemin mengangguk dan tersenyum. Ya, besok adalah hari minggu, sudah pasti dia akan bermalam disini. Inginnya sih, dia setiap hari menginap, tapi apalah daya, dia juga harus sekolah.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang