50. Canteen

241 40 0
                                    

"A a a..."

"Hehe, enak nggak?"

Mina semakin berani menunjukkan keromantisannya dengan Jaemin didepan umum. Mereka saat ini tengah berada dikantin, hingga siapa saja bisa melihat kelakuan pasangan ini.

Jaemin hanya tersenyum saat dirinya disuapi cheese cake yang katanya dibuat sendiri oleh gadis itu. Padahal tadi dirinya sudah menolak untuk disuapi, tetapi gadis itu tetap memaksa untuk menyuapinya.

Dan dia tidak tega jika menolak kemauan Mina.

Pandangan siswa siswa semua hampir tertuju kepada mereka. Sebenarnya Jaemin juga risih dan malu dipandang oleh semua orang. Tetapi mau bagaimana lagi?

Mereka menatap pasangan itu ada yang nganga, dan ada juga yang memandang mereka jijik. Menurut mereka itu terlalu berlebihan. Dan baru kali ini juga mereka melihat ketos mereka yang hampir lengser itu mengumbar kemesraan didepan umum seperti itu.

Yang mereka tahu, hanya dengan Shujin lelaki itu berani bersikap lebih didepan umum.

Nyatanya...

Cinta memang merubah segalanya ya, Min.

"Sumpah, gue nggak terima ngeliat adegan itu..." gumam Ryu lirih tapi penuh penekanan menatap pasangan disana.

Segerombolan anak kelas XI IPA 2 saat ini sedang berada dikantin dengan satu meja yang sama. Siapa lagi kalau segerombolan geng Shujin dan Haechan.

Minus Yeri dan Somi.

Tetapi plus Lami.

Lami sudah berteman baik dengan mereka, apalagi sekarang gadis itu sangat dekat dengan Shujin, ya karena kan dia adalah pacar dari kakaknya. Renjun.

Lami sudah tidak bersama Hina, gadis asli Jepang itu sudah pindah, dia kembali ke Jepang. Sangat disayangkan hanya beberapa minggu saja dia sekolah disini.

Orang tuanya pindah kerja, jadi ya begitu.

Dan tentang Yeri dan Somi yang juga tidak bergabung dengan mereka, Yeri memilih ke perpustakaan dengan mengajak Somi. Karena memang gadis itu masih tidak mau jika ada Shujin.

Sedangkan Somi sempat menatap Shujin tidak enak tadi sebelum mereka ke kantin. Tetapi gadis itu tersenyum memaklumi.

"Biasa aja napa sih, Ryu."

"Gue nggak bisa!"

"Ya dibisain."

"Ya gue nggak bisa!"

"Ya coba dibisain."

"Dibilang nggak bisa! Kok lo nyolot si!"

Chenle mengelus dadanya, yang daritadi nyolot tuh sebenarnya siapa?

Lelaki itu memilih mengalah dengan Ryu. Dia tidak mau rambutnya yang badai itu terkena jambakan gadis itu lagi. Kemarin saja dia baru saja mendapat jambakkan super kuat olehnya, Chenle sudah merasa otaknya yang tidak ada isinya itu ikut terangkat.

Mereka yang ada disini menatapnya dengan terkikik. Sama halnya dengan Shujin, sudah dibilang kan, dia itu paling pandai jika menyembunyikan kesedihannya dihadapan teman-temannya.

Lami juga ikut terkiki geli menatap kelakuan para kakak kelasnya itu. Dia yang akan menyuapkan sesendok siomaynya lagi ke mulutnya tiba-tiba terhenti, ketika ada suara yang memanggilnya.

"Lami?"

"Ya?"

Seketika semua yang ada dimeja ini menatap mereka hening. Gadis itu juga tengah menunggu ucapan lelaki yang baru saja memanggilnya dan sekarang masih terus menatapnya.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang