51. Sorry

241 40 0
                                    

Berapa abad saia tidak up? :'

Toilet wanita sekolah sedang sepi saat ini. Ryu datang ke sana sendirian, setelah tadi dia dari kantin dia memutuskan untuk ke toilet. Dia menolak saat tadi Shujin menawarkan untuk menemaninya.

Air itu membasahi kedua telapak tangannya. Dingin rasanya. Sekedar untuk membersihkan dari kuman yang mungkin dia dapatkan dari dalam toilet? Awokwkwkwk.

CKLEK

Ryu mendongakkan wajahnya menatap cermin. Dia bisa melihat seorang gadis baru saja keluar dari dalam toilet itu.

Gadis itu berjalan ke arahnya, melemparkan senyumnya kepadanya dan ikut mencuci tangannya. Ryu hanya menatap gadis itu datar tanpa mau membalas senyuman gadis itu.

"Ekhem, sendiri aja, kak?"

"Iya." Jawabnya ramah.

Ryu hanya ber 'oh' panjang, kemudian kembali menatap pantulan wajah itu intens.

"Beruntung ya bisa jadi pacarnya kak Jaemin?"

Ucap Ryu terkesan menyindir. Mina yang merasa nada bicara gadis disampingnya ini mulai berubah menolehkan kepalanya menatapnya.

"Maksud lo?"

"Ya... gue heran aja, dari sekian banyak yang suka sama kak Jaemin, kenapa dia milih lo coba?"

Mina menghela napasnya lalu beberapa detik kemudian tersenyum, "Ryu, namanya aja takdir. Kalaupun nanti siang kita putus, itu juga takdir, kan?"

Jawabnya lembut. Memang benar-benar gadis yang lembut. Tetapi mengapa banyak yang tidak suka dengannya? Iya. Banyak yang tidak suka dengan Mina, terlebih para siswa perempuan.

Apalagi mendengar bahwa gadis itu berpacaran dengan sang ketos sekolah, membuat tambah banyak orang yang tidak menyukainya.

"Ohhh, pasti lo kan yang nembak kak Jaemin? Haha, gak punya harga diri banget."

Ryu terkekeh sinis sambil bersidekap dada masih menatap Mina dari pantulan cermin didepannya. Yang malah masih dibalas senyuman lagi oleh gadis itu.

Tapi kali ini senyumannya sinis.

"Jadi masalah buat lo?"

"Kalo udah selesai ngomongnya, gue mau ke kelas dulu."

Lanjutnya dan membuat Ryu menegapkan badannya dan menatap Mina tak percaya. Gadis itu sudah melangkah pergi meninggalkannya yang mulai merasa kesal itu.

"Hih, dasar nenek lampir! Gue lagi ngomong juga! Hih!"

Ryu menghentakkan kakinya kesal sambil tangannya membentuk seperti kepalan yang sedang meremas sesuatu.

'Oke, lo main-main sama gue rupanya.'
























Saat ini pelajaran jam ke-enam, dan belum juga terlihat guru memasukinya. Sehingga semua asik dengan aktifitasnya masing-masing.

Seperti Jeno, dia saat ini tengah menyandarkan kepalanya pada tembok kelas, memejamkan matanya, sambil menyumpal telinganya dengan headseat putihnya.

Lelaki itu duduk dipojok belakang, bangku teman sekelasnya sebenarnya, tapi dia tadi sudah ijin ingin duduk disitu sebentar. Sebelum ada pesan masuk yang membuatnya mau tak mau membuka mata itu.

Lia
Jeno?

Lelaki itu menegapkan kepalanya.

Lia?

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang