82. Steal?

202 38 5
                                    

'Lebih baik di benci tetapi jadi dari diri sendiri, daripada menjadi munafik untuk disukai orang lain.'

Emily







Malam ini, gadis berambut sepunggung itu tengah termenung sendiri di kamarnya. Pikirannya terpaku pada satu orang. Gadis itu menatap tajam cermin dihadapannya. Telapak tangan yang dia letakkan diatas meja riasnya dia kepalkan kuat.

Matanya melirik ke arah laci meja riasnya. Ditariknya laci itu dan diambilnya sesuatu dari dalam sana.

"Lo boleh menang sekarang, Jin. Tapi, nggak buat selanjutnya."

Gadis itu menatap tajam sebuah foto yang digenggamnya. Foto dirinya dengan sahabatnya dulu itu.

Didalam foto itu, mereka terlihat tertawa bahagia tanpa beban. Siapa yang menyangka, dua gadis yang dulunya sangat dekat bagaikan surat dan perangko, kini mereka sama sama berjauhan dan saling menjatuhkan.

Tidak, bukan saling.

Hanya Ryu saja yang berniat menjatuhkan sahabatnya. Shujin sebenarnya hanya ingin menyadarkan gadis itu, bahwa apa yang dilakukan gadis itu selama ini, itu salah. Namun, cara baiknya tidak lekas menyadarkan Ryu.

Hingga akhirnya, mungkin dengan cara sedikit kasar.

Ryu merobek foto itu hingga menjadi dua bagian. Bagian dirinya dan bagian gadis itu.

"Ryu! Ayo makan sayang!"

Gadis itu terkesiap saat Ibunya memanggilnya dari luar. Lekas dia menaruh kembali foto yang sudah menjadi dua bagian itu ke dalam laci meja riasnya lagi.

Cklek.

"Sayang? Ayo makan?"

Ryu menoleh dan mendapati Ibunya tengah berdiri diambang pintu kamarnya sambil tersenyum.

"Eh iya, Ma." Dia tersenyum saat Wendy mulai melangkah memasuki kamarnya dan mendekat ke arahnya.

"Kamu kenapa?"

Gadis itu mendongakkan kepalanya, menatap wanita itu yang sedang mengelus lembut puncak kepalanya.

"Nggak papa, Ma." Dia hanya menggeleng sambil terus menunjukkan senyum manisnya.

"Oh iya, kabar Shujin gimana? Mama kangen loh sama dia. Kapan kamu ajak main Shujin lagi ke rumah? Udah lama, kan?"

Ryu tak dapat berbicara. Dia diam, bingung harus menjawab apa pertanyaan Ibunya tadi. Dia kembali menatap wanita itu dari cermin yang masih setia tersenyum kepadanya.

"E-eum, Shujin baik kok Ma, iya iya nanti Ryu ajak main Shujin kesini."

Gadis itu tersenyum paksa kepada Wendy. Sebenarnya dia tidak mau membohonginya. Tetapi apa boleh buat?

"Oh, oke. Yaudah yuk makan?"


'Ma, Ryu boleh jahat sebentar, kan? Ryu sayang sama kak Jaemin. Ryu nggak suka liat Shujin deket sama kak Jaemin, ataupun yang lainnya. Ryu pengin jadi peringkat pertama dikelas. Ryu nggak suka Shujin dapetin semua itu. Kenapa semua Shujin, Ma? Kenapa harus Shujin? Maafin Ryu...'










"Ryu berangkat dulu ya Ma, assalamualaikum!"

"Sayang bentar sayang!"

Gadis itu menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya, melihat Wendy lari tergopoh dari arah dapur. Dia mengerutkan alisnya saat melihat Ibunya membawa kotak bekal makanan. Dua.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang