14. Mr Jaehyun?

331 80 45
                                    

Kelas XI IPA 2 kali ini terlihat ribut sendiri, karena guru yang mengajar mata pelajaran mereka tidak masuk.

Lebih tepatnya adalah guru wali kelasnya. Katanya sih beliau pindah, jadi belum ada yang menggantikannya sampai saat ini.

"Chan, siniin weh pulpen gue!"

"Halah, puplen serebuan doang, beli lagi napa sih!"

"Yang ada itu elu, pulpen cuma seribuan, beli sendiri kenapa sih?!"

Haechan menatap malas Winwin yang duduk dibelakangnya, mereka saat ini tengah rebutan pulpen.

Winwin yang nggak rela pulpen seribuannya diambil, dan Haechan yang nggak rela ngeluarin uang seribu buat beli pulpen.

Lagian tinggal beli apa susahnya sih, Chan? Medit banget ama uang seribu doang, heran.

"Nyoh."

Pergelutan mereka terhenti ketika Chenle menyerahkan benda panjang itu pada Haechan.

Apalah pergelutan.

Haechan yang melihat itupun senang, dikasih pulpen sama Chenle? Sudah pasti harganya nggak main-main.

"Nyoh, Win, udah nggak butuh gue."

Winwin merebut pulpennya dengan tidak santai. Bukan apa-apa, ini pulpen ke-28 yang sudah si buluk itu ambil, gimana nggak darah tinggi itu kokoh kokoh China.

Meskipun cuma seribuan sih.

"Lagian, rebutan pulpen, nggak elit banget,"

"besok gue beli pabriknya aja deh, buat lo lo pada, buat sekolah ini juga sekalian."

"Ih, lo baek banget, Le! Tambah sayang gue sama lo!"

Chenle memandang Haechan jijik, karena lelaki itu kini tengah memonyon-monyongkan bibirnya.

Terdengar ketukan sepatu menggema dilorong koridor sekolah. Karena suasana yang cukup sepi. Ya memang, sekarang kan sudah bell masuk dan berlanjut pelajaran jam ke-5.

Pelajaran matematika.

Kepala sekolah masuk ke dalam kelas yang seketika membuat semua murid diam dan berlarian ke tempat duduk mereka masing-masing.

"Baik, anak-anakku yang saya cintai dan saya banggakan. Sekarang pelajaran Bu Joy, kan?"

"Iyaaaa."

"Dan, kalian tahu kalau Bu Joy itu dipindahkan bertugas ke sekolah lain, kan?"

Tanya Pak Kepala Sekolah itu lagi sambil membenarkan kacamatanya yang sedikit melorot.

"Iyaaaaaaa~"

"Belibet banget sih tuh guru."

Bisik Haechan kepada Jisung yang ada disampingnya. Jisung yang tadi tengah menaburkan bedak bayi ke sekitar lehernya itu hanya mengangkat bahunya.

"Belum aja gue sedot dosanya."

"Ya bagus dong Chan, dosanya ke elo semua, jadi nambah kan koleksi dosa lo?"

Haechan menatap sinis Jisung yang sekarang udah pura-pura ngupil.

Mana dijilat kan tuh. Ewh.

Melihat itu, Chenle menepuk bahu Jisung dari belakang yang emang duduk sama koh Winwin, anak-anak sih manggil gitu, dan lelaki itu menyerahkan beberapa lembar uang dollar buat Jisung.

Sebenarnya dulu Chenle yang duduk sama Jisung, tetapi pas Winwin baru pindah sekolah dan masuk ke kelas ini, dia disuruh duduk sama Chenle. Yang katanya sama-sama ada keturunan China.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang