66. Take a walk

196 34 2
                                    

"Bang, nanti adek mau jalan ya?"

Mereka saat ini tengah menyantap makan pagi mereka. Yang ditanya mendongakkan kepalanya menatap gadis itu, yang satunya acuh tak acuh tetap melanjutkan makannya.

"Jalan kemana?"

"Nggak tau nanti temen adek."

Mark mengangguk, "iya boleh, tapi jangan terlalu kecapekan ya? Adek inget kan pesen bunda? Adek nggak boleh kecapekan."

"Iya bang, siap!"

Ucap Shujin mengacungkan jempolnya. Dia melirik ke arah kakaknya yang masih diam dan tetap melanjutkan acara makannya itu. Menghembuskan napasnya lirih lalu melanjutkan makannya kembali.

Pandangan Mark dan Shujin teralihkan saat lelaki itu beranjak dari meja makan.

"Mau kemana, mas?"

"Mau siap-siap bang, mas mau pergi sama temen."

Mark hanya menganggukkan kepalanya. Sementara Shujin, hanya terdiam melihat punggung kakaknya yang perlahan menaiki anak tangga itu, dan hilang saat memasuki kamarnya.

"Yaudah bang, adek juga mau siap-siap ya?"

"Ohh jadi gini? Abang ditinggal sendirian?" ucap lelaki berkaos putih itu menghentikan suapan makannya, "au ah sebel."

Gadis itu terkekeh saat pamannya tadi mengucapkannya itu seperti anak kecil yang sekarang ini tengah bersidekap dada dan memanyunkan bibirnya.

"Haha, makanya cari cewek dong, bang."

Mark mendengus sebal, "Emang adek punya cowok?"

Dia menghentikan tawanya menatap pamannya sinis.

TIN!!

Shujin bernapas lega. Itu pasti lelaki itu. Jadi dia tak harus menjawab pertanyaan Mark tadi.

"Udah ya, adek mau jalan duluu! Yuhuuuu~"

"Ehhhh?"

Mark menautkan kedua alisnya saat tiba-tiba saja gadis itu meraih tasnya dan berlari menuju pintu utama.

Dia mengikutinya dari belakang. Saat keluar, dia dapat melihat didepan sana, keponakannya tengah bercengkrama dengan lelaki yang menaiki motor matic.

"Berangkat sekarang?"

"Eh?"

Kedua manusia itu menoleh ke sumber suara. Mendapati Mark yang hanya memakai celana kolor berwarna merah serta kaos putih polosnya sudah berdiri disamping gadis itu.

Renjun tersenyum dan menolehkan kepalanya ke arah Shujin, mengisyaratkan bertanya 'siapa?'.

"Ini abang Shujin."

Renjun malah semakin mengerutkan keningnya menatapnya. Renjun memang belum pernah bertemu dengan Mark, meskipun dia sahabat Jaemin.

Jaemin pun sepertinya belum pernah bercerita tentang pamannya itu kepada Renjun.

Shujin yang mengerti arti tatapan lelaki itu pun membenarkan ucapannya.

"Ah maksudnya, dia adiknya bunda. Paman, hehe."

Lelaki itu mengangguk dan ber 'oh' panjang tersenyum ke arah Mark.

"Hati-hati ya bro. Jagain Shujin." Ucapnya menepuk pelan bahu Renjun.

"Siap, bang!" Balasnya tersenyum ramah.

"Yaudah kita berangkat dulu ya bang, takut kesiangan."

Mark mengangguk. Setelah itu Shujin mencium tangannya lalu mulai menaiki motor matic Renjun.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang