18. Sick

414 79 8
                                    

"Arrgghh!!"

Mina meringis sendiri menatap Jaemin, kasihan dia. Lelaki itu terlihat sangat mengkhawatirkan adik perempuannya.

Yang Mina bisa lakukan hanya mengelus bahu Jaemin lembut, berharap bisa sedikit mengurangi rasa khawatir lelaki itu.

Jaemin menangkupkan wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia frustasi. Dia benar-benar lupa dengan adiknya dan menerima ajakan Mina kesini, dia benar-benar lupa untuk mengabari adiknya, dia benar-benar lupa adiknya, adiknya dan adiknya.

Dia merasa bersalah kepada bundanya. Dia sudah berjanji untuk selalu menjaga adiknya, untuk selalu melindungi adiknya itu.

Dia juga sangat merasa bersalah kepada Shujin, dia merasa sudah menjadi orang yang bodoh, kakak yang paling bodoh telah melupakan adiknya.

Mungkin meninggalkan seseorang karena lupa adalah hal yang wajar. Tetapi tidak untuk Jaemin.

Dia sangat menyayangi adik perempuan satu-satunya itu. Dia bahkan rela mengorbankan apapun demi adiknya bisa tersenyum.

Jaemin sadar, dia telah menyakiti hati adiknya untuk yang kedua kalinya dalam kurun waktu satu hari.

Yang pertama, tadi siang bersama Lami. Dia tahu, adiknya itu tadi pasti kecewa padanya.

Yang kedua, ini.

Dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Mungkin saja Shujin sudah pulang?

Tidak. Adiknya itu tidak berani berpergian sendiri, bahkan tidak pernah.

Jaemin tidak tahu sekarang adiknya sedang apa. Apakah dia masih menunggu disekolah? Atau sudah pulang terlebih dahulu dengan kondisi cuaca yang sangat buruk seperti ini?

Dia menjambak rambutnya, membayangkan jika sesuatu terjadi kepada adiknya itu, dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

Jaemin duduk termenung dengan tatapan kosong. Mina masih saja setia mengusap pundak lelaki yang duduk disampingnya dengan sabar.

JDER!

"Mas..."

Jaemin sontak menegakkan tubuhnya, suara itu, suara yang seperti memanggilnya, bebarengan dengan suara petir yang datang.

"Gue harus pulang." Ucap lelaki itu lirih bangkit dari tempat duduknya.

"Jaemin, lo mau kemana?! Ini masih hujan!"

Mina ikut bangkit dan mengeraskan suaranya yang sedikit teredam oleh suara hujan.

"Gue harus cari Shujin, Na! Gue nggak bisa diem terus!!"

Jaemin menghentikan langkahnya menghadap ke belakang, ke arah Mina dan juga berteriak.
Tubuhnya sekarang sudah basah kuyup.

"Tap-"

Mina masih terus menatap punggung lelaki itu yang pergi dengan motornya.

Dia kembali duduk dan menggenggam erat kantong keresek berisikan novel yang dibelinya tadi.

Jaemin.

Dia terus melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Dia tidak peduli dengan tubuhnya yang sudah basah kuyup ini, dia terus menembus derasnya hujan meskipun dingin semakin terasa. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah adiknya.

Shujin.

'Maafin mas, dek..'


















"Assalamualaikum!"

Tok tok tok

"Assalamu-"

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang