16. Why slander?

340 77 17
                                    

Mari vomment yang meriah💚

Jam pelajaran terakhir hari ini adalah jadwalnya Bapak Kun terhormat, pelajaran seni musik.

Semua murid kelas XI IPA 2 sudah berkumpul dan duduk rapi di ruangan khusus pelajaran seni musik ini.

Semuanya tertib duduk ditempat duduk masing-masing. Tidak seperti dikelas, mereka semaunya sendiri.

Karena kalau di kelas Pak Kun ini, semua harus disiplin dan rapi. Itu kata Pak Kun. Meskipun beliau terkenal guru muda yang tampan dan ramah, tapi beliau tidak suka jika ada murid yang sedang diajar dikelasnya itu tidak rapi.

Beliau orangnya sangat disiplin.

Tepuk tangan untuk Bapak Kun.

Sampai si bangor Haechan aja luluh sama Pak Kun. Kata Haechan mah, pak Kun itu idolanya.

Haechan deket sama beliau, sering duet nyanyi juga kalau ada waktu senggang.

Anak begundal gitu suaranya bagus banget loh, alhamdulillah masih ada yang bisa disyukuri dari seorang Haechan ini.

Mereka semua tengah asik dengan kelompok mereka masing-masing sebelum Pak Kun datang.

Ya, mereka dibagi menjadi beberapa kelompok untuk praktek menyanyi.

Shujin yang jika dikelas duduk dengan Yeri, tapi jika disini dia duduk dengan Ryu. Otomatis Yeri yang duduk dengan Somi.

Jangan tanya, posisi duduk mereka tetap depan belakang.

Terlihat Pak Kun memasuki kelas dengan tergesa-gesa. Semua tahu Bapak ganteng satu itu telat 10 menit.

"Maaf saya telat, tadi ada urusan sebentar sama wali murid."

"Iya Pak~~~."

"Baiklah, emm Shujin, bisa saya minta tolong? Ambilkan buku seni musik yang ada dimeja Bapak, ya? Kamu bawa kemari. Tadi Bapak tidak sempat membawa."

Ucap pria itu sekilas melirik jam tangan hitamnya dan menyuruh gadis itu untuk mengambilkannya buku seni musik.

"Baik Pak." Shujin beranjak dari tempat duduknya dan akan melangkah keluar.

"Sesuai jumlah murid kelas kamu, ya?" ucapnya lembut.

Gadis itu kembali mengangguk membalas ucapan Pak Kun tadi.

Shujin sendiri mengambilnya. Ya, kata Pak Kun, kalau masih bisa sendiri mengapa harus meminta bantuan teman? Karena, Pak Kun ingin menciptakan murid-muridnya menjadi orang yang mandiri.

Hebatnya Bapak Kun.

Tepuk tangannya sekali lagi.

Shujin melangkah menyusuri lorong koridor seorang diri. Sedikit sih murid yang ada diluar kelas, mungkin sedang pelajaran kosong.

"Ups, sorry."

Langkah Shujin terhenti ketika dia merasakan air menyiram seragamnya dibagian pundak.

Dia membalikkan badannya menatap siapa yang melakukkan itu tadi, sekaligus yang menabraknya dari belakang juga.

Shujin kembali menatap malas seseorang dihadapannya itu yang sedang tersenyum miring.

"Mau lo apa sih?"

"Mau gue? Gampang kok, "

Gadis itu tersenyum remeh pada Shujin, Shujin si bodo amat ya, "lo, jauhin kak Jaemin. " lanjutnya

Shujin terkekeh kecil, "sekali lagi ya gue tanya. Apa urusannya sama lo?"

Gadis itu hanya menatap geram Shujin.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang