84. Finally Know

179 31 2
                                    

Kini, Shujin dirawat di rumah sakit. Saat tadi siang disekolah gadis itu pingsan dipelukan Jaemin, dia dilarikan ke rumah sakit.

Saat ini Jaemin, Jeno, Haechan dan Yeri tengah sama-sama khawatir, menunggu gadis itu yang sedang ditangani oleh Dokter di ruang ICU.

Yeri, gadis itu sangat-sangat merasa bersalah dengan Shujin, tidak seharusnya dia tidak mempercayai gadis itu. Sungguh menyesal. Dia harus meminta maaf kepada sahabatnya kalau nanti gadis itu bangun.

Sebenarnya bukan sejak tadi Yeri tahu semuanya. Saat ditaman waktu itu, waktu saat dia mengikuti Shujin dan Ryu menuju taman.

"Inget, gue, bakal bikin semua orang ngejauhin lo. Gue bakal hancurin semua kebahagiaann lo. Jangan seneng dulu, gue bakal bikin sahabat lo satu per satu ninggalin lo, kayak Yeri dan Somi. Termasuk kak Jaemin."

Yeri masih sangat ingat perkataan Ryu waktu itu. Hal yang membuat dia salah sangka dengan Shujin. Tetapi, dia memang tidak langsung bicara dengan gadis itu, dia mau membuktikan dulu, Ryu itu sebenarnya seperti apa, seperti apa Ryu yang tidak dia lihat selama ini.

Ternyata memang benar, gadis itu lebih kejam dari iblis.

Masih ingat dengan Yeri yang marah kepada Shujin karena tahu gadis itu jalan dengan Jeno?

Siapa yang memberitahunya?

"Yer, pengen denger kabar nggak?"

"Tentang kak Jeno lo itu."

"Gue kemaren liat sendiri Shujin pergi sama kak Jeno, mereka jalan-jalan ke Mall berdua."

"Shujin keliatan seneng banget, dia bilang dia sayang sama kak Jeno, trus dia manja-manja gitu ngerangkul kak Jeno."

Dia, Ryu.

Kebohongan pertama gadis itu kepada sahabatnya.

Dengan adanya foto Jeno dan Shujin yang tengah bergandengan menambah Yeri benar-benar membenci sahabatnya itu.

Memang bergandengan, tapi dalam artian lain. Ya karena keadaan Mall saat itu tengah ramai sekali. Masih ingat bukan? Shujin saja beberapa kali terhuyung badannya karena berdesakan.

Makanya Jeno merangkul tangan itu. Agar gadis itu tidak lepas dari jangkauannya.

Yeri benar-benar menyesal, tidak seharusnya dia seperti itu kepada Shujin. Dia menyesal berburuk sangka kepada sahabatnya sendiri.

Dia yang sudah mendiaminya masalah jalan dengan Jeno itu, lalu selanjutnya mendengar kabar bahwa Shujin membunuh Mina, lalu tentang pencurian soal tes. Membuatnya semakin termakan kabar itu dan membuatnya semakin membencinya.

Mendengar langkah yang berlari di lorong rumah sakit membuat mereka semua menolehkan kepala mereka.

"Bunda?"

"Mas, gimana keadaan adek?"

Jisoo masih menetralkan pernapasannya. Wanita itu menatap putra sulungnya dengan raut wajah khawatir, lalu beralih menatap satu per satu teman-teman anaknya itu.

"Adek lagi diperiksa sama Dokter Bun, Bunda tenang dulu."

"Duduk, Bun." Perintah Yeri mengajak wanita itu duduk disampingnya.

Memang, dari dulu semua teman dekat atau sahabat Jaemin dan Shujin diminta Jisoo untuk memanggilnya dengan sebutan 'Bunda', katanya sih biar mereka lebih dekat saja. Lebih akrab.

"Bunda takut adek kenapa napa..." lirih Jisoo dengan bibir bergetar.

Dia belum siap kehilangan putrinya.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang