71. Again

202 39 8
                                    

"Shujin Adeera!,"

"tepuk tangan boleh untuk Shujin. Selamat kamu mendapat 100, pertahankan ya?"

"Shujin Adeera. 100'"

"Shujin 100.'

"Shujin!"

"Shujin!"

"100."

"100."

"Shujin!"

Ryu tersenyum tipis duduk dibangkunya, senyum tipis sinis.

Dia hanya melirik dengan ekor matanya, melirik gadis yang duduk disampingnya, yang saat ini tengah ditatap tajam oleh guru bahasa Inggrinya, serta ditatap tak percaya oleh guru wali kelasnya.

Dia sudah muak mendengar kata-kata itu, gadis itu selalu menjadi kebanggaan. Kebanggan disekolah, kebanggaan oleh lelaki itu juga.

Lelaki itu, Jaemin, lelaki yang disukainya sejak kelas 2 SMP. Dimana saat itu dia satu kelas dengan Shujin.

Dan mulai bersahabat dekat pada masa itu.
Tetapi, lebih dulu dia bersahabat dengan Shujin, sebelum dia menyukai Jaemin.

Intinya, dia menyukai Jaemin sejak bersahabat dekat dengan gadis itu.

Jaemin dulu tidaklah terlalu terkenal saat SMP, tidak ikut organisasi Osis juga seperti sekarang dia SMA. Dia hanya lelaki biasa, lelaki biasa kakak dari sahabatnya yang mulai di sukainya waktu itu.

Dan entah bagaimana, semakin dewasa dan memasuki SMA, pesonanya jadi semakin terlihat.

Baiklah, wajar jika lelaki itu dekat dengan sahabatnya, wajar jika lelaki itu memberi perhatian begitu banyak kepada sahabatnya, karena notabenenya gadis itu memang adiknya. Adik perempuan satu-satunya.

Tetapi hatinya tidak menerima itu, dia cemburu.

Apalagi, ditambah nilai-nilainya yang juga dengan gampangnya gadis itu lampaui.

Sempurna, sempurna, dan sempurna. Itu membuatnya sangat iri.

Dan juga muak.

Teman, sangat banyak yang menyukai gadis itu. Ya, memang ramah. Dia akui kalau gadis itu memang gadis yang ramah.

Tapi lagi-lagi, semua itu juga membuatnya muak.

Dia juga ingin seperti gadis itu, dia juga ingin mendapat perhatian lebih dari Jaemin seperti gadis itu, dia juga ingin menjadi kebanggaan dikelas, disekolah, dihadapan teman-temannya seperti gadis itu.

Gadis itu dengan gampangnya mendapat semua itu, tanpa diminta.

Dia ingin.

Dia cemburu.

Dan entah sejak kapan, rasa ingin merebut semua kebahagiaan gadis berambut pendek dengan senyum ceria itu, menjadi semakin besar.


Shujin semakin mengerutkan alisnya. Sama halnya dengan semua anak kelas, semua tengah memandang gadis itu penasaran.

"Kamu tadi pergi ke kantor guru?"

Gadis itu mengangguk, membuat Yuta terkekeh sinis.

"Ngapain kamu kesana?"

Dia semakin bingung, ini kenapa si?

"Saya tadi nganterin buku ke me--"

"Ah sudah, terus kenapa kamu ngirim ini?"

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang