87. You & Me

164 31 4
                                    

'Aku adalah kamu. Kamu adalah aku.'
.

.

.

.

.

Seorang gadis duduk memeluk lututnya dengan tatapan kosong. Dia memilih duduk dilantai, di celah antara lemari pakaian dengan ranjangnya. Sehingga tidak terlalu kelihatan.

Tubuhnya seperti menggiggil, namun bukan kedinginan, tubuhnya gemetar, napasnya memburu.

Cklek

"Sayang, ayo makan dulu?"

Wendy, wanita itu mengerutkan keningnya saat tidak melihat keberadaan putrinya.

Pandangannya mengendar menyapu ke seluruh ruangan, dan tersenyum saat menangkap sepasang telapak kaki yang sedikit terlihat dari sini.

"Ryu, makan dulu yuk sayang?"

Gadis itu masih diam tak bergeming, matanya berkaca, dan mulai menatap seseorang yang sudah berjongkok dihadapannya.

"Kamu kenapa? Ada masalah?"

Wanita itu menatap anaknya khawatir sambil memegang lengan gadis itu.

"Ma.. Hhh, Ma.. R-Ryu jahat, Ma..."

"Ryu jahat, Ma..."

Wendy semakin bingung dengan anaknya ini. Seperti orang ketakutan.

"Kamu kenapa sayang? Cerita sama Mama?"

"Ryu takut..."

Bahunya bergetar, sehingga membuat wanita itu mengelus pelan bahu itu.

"S-Shujin..."

Dia mengernitkan alisnya, "kenapa Shujin? Dia baik-baik aja, kan?" tubuhnya sudah dia dudukkan dihadapan anaknya, yang memang sejak tadi dia jongkok. "Baik-baik aja, kan? Mama kangen banget sama dia."

"Mama kangen banget..."

Ryu mendongakkan wajahnya menatap Wendy, dia mengerutkan kedua alisnya saat melihat wanita itu sudah menangis saat ini.

Akhir-akhir ini Ibunya itu sering sekali menanyakan Shujin, sering sekali berkata bila dia merindukan gadis itu.

Wendy menangis? Kenapa?

Wanita itu menoleh ke arahnya, tersenyum dan mengusap pipinya yang basah itu.

"Sini sayang, mama mau cerita."

Flashback On.

~13 Januari 2001

Suasana rumah sakit ini begitu tegang, seorang wanita yang tengah mempertaruhkan nyawanya untuk anaknya.

Serta sang suami yang dengan sabar menggenggam kuat tangan sang istri. Hingga suara tangisan bayi terdengar indah, seperti memberi salam jika dia telah lahir.

"Maaf Bu, masih ada satu lagi."

"Hhh... satu lagi?"

Dokter itu memberikan bayi itu kepada suster disampingnya untuk membersihkannya. Dan wanita itu kembali berteriak saat sesuatu yang hidup didalam sana mencoba untuk keluar.

Lagi, suara itu terdengar lagi. Suara indah yang membuat sang Ibu tersenyum haru.

"Selamat Ibu, bayi Ibu kembar, namun tidak identik. Mereka sama-sama cantik seperti Ibu." ucap Dokter itu menggendong bayi yang baru saja lahir beberapa menit lalu.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang