49. About feeling [2]

269 41 24
                                    


'Geudaega gireul ilheosseul ttae
(Ketika kau terjatuh)
Bicceuro bichwo juri
(Aku akan datang menyinarimu)
Barame maeum heundeullil ttae
(Ketika hatimu berdetak di hembuskan oleh angin)
Na geudaeui son jaba juri
(Aku kan datang memegangi tanganmu)'

Younha - 기도
(Pray)



Angin berhembus dengan damai. Daun-daun pun ikut menari seirama dengan angin yang meniupnya. Damai dirasakan saat angin itu menerpa halus wajah gadis yang sedang duduk sambil memejamkan matanya.

Kemudian membuka matanya kembali, menikmati setiap waktu yang menemani dirinya. Entah mengapa dia akhir-akhir ini jadi sering lelah. Entah itu memang faktor karena dirinya terlalu menanggung banyak beban pikiran atau yang lain.

Matanya menatap jauh ke depan sana, menatap rerumputan hijau, dihiasi bunga-bunga yang tumbuh terawat dengan cantik. Bibirnya terangkat menunjukkan senyum tipisnya.

Dia lelah.

Dia sedikit menyipitkan kedua matanya, dan menangkap sesuatu yang membuat dadanya kembali sesak.

Ah, orang itu.

Tidak, dua orang itu tengah asik bercanda didepan sana.

Katanya dia ingin selalu bersamanya? Katanya dia menyayanginya? Katanya dia tak ingin jauh darinya? Katanya dia mencintainya? Kenapa?

Semua itu terasa sulit untuk dijelaskan.

Gadis itu terus menatap mereka, yang saat ini sedang duduk berdua dikursi taman juga. Terlihat sang gadis tengah menyandarkan kepalanya ke bahu kekasihnya. Dengan sang kekasih merangkulnya dari belakang.

"Kenapa mas kayak gitu?"

"Katanya mas sayang sama aku?"

"Katanya aku nggak boleh pacaran?"

"Katanya mas bisa bahagiain aku?"

"Katanya mas... hhh, cinta sama aku?"

"Terus ini apa?"

"Bahkan, mas pacaran sama cewek lain disaat aku nggak boleh pacaran sama cowok lain juga."

"Ini bukan bahagiain aku mas, ini nyakitin aku."

"Entah kenapa aku juga punya rasa nggak mau kehilangan mas."

"Entah kenapa aku juga nggak bisa liat mas deket sama cewek lain."

"Entah kenapa aku juga cemburu."

"Entah kenapa aku juga punya rasa yang sama."

"Entah kenapa... Aku juga mencintai kamu mas."

Tenggorokannya tercekat, rasanya ingin menangis saat ini juga. Shujin merasa sedang bicara dengan lelaki di depan sana. Kakaknya.

Meskipun tahu lelaki itu bahkan tidak bisa mendengar suaranya. Suara lirihnya.

Dadanya semakin sesak saat dia melihat gadis itu mengecup pelan pipi sang lelaki. Pipi yang tidak pernah disentuh oleh bibir orang lain selain dirinya.

Dia memejamkan matanya, seketika itu juga membuat air yang sejak tadi terbendung dimatanya itu jatuh. Dia menangis dalam diam. Dia berharap tidak ada orang yang melihatnya seperti ini. Tetapi mustahil, suasana taman ini terbilang cukup ramai.

Dia segera menghapus air matanya sebelum ada yang benar-benar melihatnya.

Shujin menolehkan kepalanya ke samping saat terlihat ada tangan yang menyodorkannya sebotol air mineral. Dia mendongakkan wajahnya, menatap lelaki yang sedang tersenyum hangat kearahnya.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang