79. The true story

224 37 9
                                    

"Bang, adek pergi dulu ya?"

Mark mendongakkan kepalanya, dia baru saja kembali dari minimarket, membeli kecap.

"Mau kemana, dek?"

Lelaki berkaos putih polos itu menatap keponakannya yang berada dihadapannya.

Ah, minggu pagi, pasti gadis itu mau jogging.

"Mau membenarkan hati. Udah ya, adek duluan!"

Shujin terkekeh dan melewati paman nya begitu saja, berlari keluar rumah dengan kaos khas olahraga.

Mark mengerutkan keningnya. Dia masih menatap punggung gadis itu yang sudah berlari keluar rumah.

"Membenarkan hati? Emang hatinya nggak bener apa?"

Sedangkan disana, Jaemin menatap pamannya itu bingung. Kenapa dia berdiri seperti itu didepan pintu?

Jaemin tidak tahu kalau tadi paman nya itu pergi ke minimarket.

"Ngapain bang?"

"Eh? Itu adek baru aja pergi."

"Mau kemana emang?"

Mark menoleh dan mengangkat bahunya, "mau membenarkan hati katanya, apalah adekmu itu, mas."

Jaemin mengerutkan keningnya, dan mulai terkekeh. Dia memang juga tidak melihat atau mendengar adiknya akan pergi jogging pagi ini. Dia dari pagi buta tadi memang mendekam di toilet.

Diare bor.

Sedangkan Mark, juga terkekeh dan pandangannya menatap ke depan lagi.

Tapi seketika matanya membulat, kakinya sudah ancang-ancang untuk lari.

"Nah, kalo ini, emang hatinya nggak bener, bahkan hidupnya pun nggak pernah bener."

Jaemin juga dapat melihat seseorang yang baru saja keluar dari rumah didepannya itu berlari ke rumahnya, seperti biasa, hanya memakai hotpants dan kaus kutang yang terbalik, mana nyeker lagi nggak pake sendal.

"Mas please, kalo dia nyari abang, bilangin kalo abang menghilang dari bumi!"

Jaemin tertawa mendengar itu, pamannya sudah berlari dengan secepat kilat menaiki anak tangga. Lalu sedikit kaget saat Mark menutup pintunya dengan sangat kencang.

Jaemin hanya menggelengkan kepalanya, pandangannya dia alihkan lagi arah luar rumahnya.

"Milea kali ah menghilang dari bumi."






"Markonaaaah~~!!"













Gadis berambut panjang yang digerai begitu saja, dia baru saja turun dari taxi yang mengantarkannya ke tempat yang menjual barang-barang bekas, dan juga barang antik.

Tempat saat dulu dia juga membeli kamera untuk kakaknya.

Setelah berterima kasih kepada sopir taxi itu, kakinya melangkah mendekati toko tersebut.

"Wah, si eneng kesini lagi nih?"

Yang ditanya itu tersenyum manis, "iya pak."

"Cari apa lagi neng kali ini?"

Nancy, gadis yang sejak tadi matanya memandang satu per satu barang-barang antik itu mendongak.

"Kamera lagi pak, bawakan yang antik-antik lainnya ya pak?"

Dia terkekeh menatap bapak penjual itu, "siap neng!"

Mereka sama-sama terkekeh. Nancy sering kesini, makanya sudah akrab dengan bapak-bapak tadi.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang