70. 'Rindu bersama'

211 38 11
                                    

"Semuanya berapa, Bu?"

Ibu kantin penjual roti dan berbagai snack lainnya itu terlihat menghitung barang yang gadis berambut pendek itu beli, terlihat sangat banyak.

"60 ribu neng."

Shujin mengangguk lalu merogoh kantong baju seragamnya, jantungnya berdegup kencang.

Mana uangnya?!

Dia lalu merogoh lagi saku roknya, ini kenapa kosong semua? Seperti hatinya. Azeek.

"Neng?"

"Eh, iya bu sebentar."

Shujin merutuki dirinya sendiri, aduh, gara-gara Haechan nih! Roti-roti dan snack-snack ini adalah titipan lelaki itu, mliknya hanya satu. Malah segala uangnya ketinggalan dikelas.

"Ehm, saya ini bu, sama ini sekalian ya?"

Kepalanya menoleh kesamping dan mendongak, dia dapat melihat lelaki itu tersenyum ke arahnya.

Wajahnya masih saja melongo, setelah tangannya menerima kantong keresek berisikan banyaknya jajanan tadi juga masih diam saja, padahal dibelakangnya juga sudah ada orang lain yang mengantri.

Meskipun ini bukan jam istirahat, tetapi banyak juga murid-murid yang pada ke kantin.

"Shujin? Ayo?"

Matanya mengerjap, lalu kakinya terseret kedepan saat seseorang itu menarik pelan lengannya.

Mereka berjalan beriringan dikoridor sekolah, yang satu diam, satunya lagi juga diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Makasih, kak Jeno.."

Lelaki itu memberhentikan langkahnya menatap gadis itu, tangannya sejak tadi tidak lepas, masih menggenggam tangan kiri gadis itu.

Dan dia juga bisa merasakan benda yang terpasang disana, gelang, gelang yang sama dengannya terpakai di pergelangan itu.

Waktu itu, waktu di hari ultah Jeno, dia melihat gelang itu sudah tidak dipakai oleh Jeno.

Namun sekarang, benda itu terpakai lagi.

Dia tersenyum tipis.

Kakinya lalu melangkah lagi, tangannya masih menggengam tangan itu.

Langkahnya membawanya ke lapangan basket, outdoor. Tubuhnya dia dudukkan disana, gadis yang sejak tadi bersamanya juga mendudukkan tubuhnya disamping lelaki itu.

Suasana sedikit ramai, ini dua jam menuju jam pulang. Entahlah, banyak guru yang sudah tidak memasuki kelas. Mungkin tengah mempersiapkan untuk tes.

"Lama ya, kita nggak gini?"

Shujin mendongakkan wajahnya, tersenyum tipis.

Jeno juga menolehkan kepalanya ke samping, yang sedari tadi asik menatap langit mendung diatas sana, dia tersenyum.

Sama-sama rindu tapi tidak bisa saling mengungkapkan.

"Kak Jeno nanti lanjut kuliah dimana?"

Lelaki itu menolehkan kepalanya lagi, "kak Jeno rencana lanjut kuliah di Korea."

Mendengar itu membuatnya menundukkan kepalanya. Korea? Jadi setelah lulus nanti dia tidak akan bertemu dengan lelaki itu? Dia tidak akan melihat lagi wajah itu? tidak akan melihat eyesmile itu lagi?

Huft, beberapa minggu belakangan juga dia sudah jarang melihat itu semua.

Tetapi meskipun sudah jarang melihat itu, yang terpenting lelaki itu masih bisa terlihat dengan kedua matanya.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang