63. Confusing

211 35 17
                                    

Semua terasa sangat berat. Berbagai masalah yang kini menimpanya terasa sangat berat dipundaknya.

Jadi? Sahabatnya? Sahabatnya sendiri yang melakukan ini?

Tetapi sebentar, dia tidak mungkin asal menuduh sahabatnya begitu saja.

Tentang gambar yang di screenshoot dari ponselnya, dan foto dia dengan Mina, dia belum punya bukti itu. Tidak mungkin dia langsung menuduh.

Dan lagi, tentang selotip itu, tidak, tidak hanya gadis itu yang punya. Tetapi, dia juga punya, Yeri punya, Somi-pun juga punya.

Ryu memang memberikan benda itu kepada mereka bertiga, oleh-oleh dari Taeyong katanya. Dan yang punya memang hanya mereka berempat.

Tetapi, kalau dari warna selotip yang menempel di madding tadi, hanya dua orang yang punya.

Ryu, dan Yeri.

Warna biru langit, sedangkan miliknya dan Somi itu warna pink.

Dia tidak mau menuduh sebenarnya, tetapi sudah ada bukti jelasnya kan?

Tapi dia juga akan mencari dulu siapa yang membuka ponselnya dihari itu. Tidak mungkin hanya dengan benda selotip dia menuduh sahabatnya sendiri.

Saat semalam dia sedang termenung memikirkan masalah ini, tiba-tiba napasnya terasa sesak kembali, kepalanya sakit dan berakhir dengan tidak sadarkan diri.

Posisinya, dia sedang duduk di kursi meja belajarnya dan menelungkupkan wajahnya pada kedua lengannya yang dia letakkan di atas meja sebagai bantalan.

Gadis itu enggan untuk memindahkan posisinya, karena menurutnya, itu adalah posisi paling nyaman untuk mengeluarkan air matanya. Sehingga semua orang pun akan mengira dia sedang tertidur.

Sama seperti Mark. Tadi malam dia pergi ke kamar keponakannya berniat untuk menyuruh tidur gadis itu. Karena saat dia melintasi kamar itu, pintu masih terbuka dan lampu masih terang.

Dia melihat keponakannya ketiduran di meja belajarnya. Tetapi setelah dibangunkan beberapa kali, gadis itu tak kunjung bangun. Satu hal yang Mark ketahui, gadis itu pingsan, serta matanya sedikit sembab, terlihat dari kantung matanya yang sedikit membesar.

Kemudian membopongnya ke ranjang dan menidurkannya disana. Diapun bingung, mau minta tolong Jaemin, tapi lelaki itu sudah tidur. Lalu dia berusaha sendiri, sedikit mengoleskan minyak kayu putih ke hidungnya. Sampai dia terbangun.



Pagi ini, Shujin kembali di antar ke sekolah oleh Mark. Dan kembali berjalan seorang diri dikoridor sekolah. Pandangan sinis dari siswa lain mulai berkurang dari hari pertama waktu itu. Sedikit membuatnya lebih tenang.

Gadis itu melangkah memasuki kelasnya. Seperti biasa, semua pasti akan menatapnya, seolah-olah dirinya adalah penjahat yang berbahaya. Dia mengabaikan tatapan-tatapan itu, melangkah menuju bangkunya dan duduk disana.

"Pagi Shujin?"

Sapa gadis disebelahnya itu. Ryu.

Menyambut kedatangan sahabatnya dengan memeluknya dari samping. Shujin hanya tersenyum tipis tanpa menatap gadis itu.

"Lo kenapa? Sakit?"

"I'm fine."

Ryu menganggukkan kepalanya menatap gadis disampingnya tak yakin. Lalu tersenyum ke arahnya.

"Okey, kalo ada apa-apa cerita sama gue ya? Kita kan sahabat."

'Sahabat?'

Dia tersenyum kecut.

[3] Hey, Stay Here | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang