Chapter 50

644 55 15
                                    

Jangan lupa sebelum memulai atau setelah membaca, tinggalkan jejak kalian dengan memberi suara pada cerita ini ya.

Happy reading!!

***

Sudah dua bulan ini Somi selalu menyibukkan dirinya dengan terus belajar sampai larut malam. Bahkan, Somi tak pernah absen untuk mengikuti bimbel nya agar ia bisa masuk ke Universitas yang ia inginkan.

Somi sangat bersyukur, karena semenjak terakhir bertemu dengan Dokter Shon, Somi sudah tak merasakan pusing atau mual lagi. Ternyata ia tidak salah untuk mendatangi Dokter kandungannya. berkatnya, Somi jadi bisa lebih mudah untuk meraih pendidikannya. Ia akan mewujudkannya pada mendiang kedua orang tuanya bahwa Somi bisa menjadi seorang sarjana dan menjadi seorang desainer seperti mendiang ibunya.

Selain itu, Somi juga tak perlu menahan rasa mualnya saat Chanyeol berada di rumah. Ya, walaupun Pria itu sangat jarang berada di rumah tapi hal itu tidak akan jadi masalah untuk Somi, karena apa? Karena dengan seperti ini, bisa memudahkan rencananya untuk menutupi kehamilannya dari pria itu.

Ya, Somi sudah memutuskan untuk tidak memberi tahukan tentang kehamilannya pada Chanyeol. Somi fikir, lebih baik Chanyeol tak perlu tau tentang kehamilannya karena ia yakin, pria itu akan menyuruh Somi untuk mengugurkannya karena tak sudi mempunyai anak darinya.

"Ah, Kamjagiya!" Somi yang baru saja keluar dari toilet, tiba-tiba di kejutkan oleh kakak iparnya yang entah muncul dari mana karena tiba-tiba saja Yoona sudah berada di gedung bimbelnya.

"Eonni Kau mengaggetkanku! Kenapa Eonnie bisa ada di sini?"

Yoona menyengir, "Kau tidak lupa dengan jadwal Check up mu kan?

"Somi mengerutkan keningnya, ia terlihat bingung. Dari mana kakak iparnya tahu kalau hari ini adalah jadwalnya Check kandungan nya.

"Ayo, palli kita berangkat sekarang."

Somi pun mengangguk lalu ikut menghampiri Yoona yang lebih dulu jalan.

"Eonnie tau dari mana kalau hari ini jadwal Check kandunganku?"

"Apa pun tentang keluarga Park aku bisa tau semuanya."

Somi terkekeh, "Tapi, Eonnie tidak perlu repot-repot menemaniku. Kasian Saena."

"Kau tenang saja, Saena sudah aku titipkan pada Eomma. Lagi pula, aku ingin melihat perkembangan ponakanku."

Mendengar jawaban kakak iparnya membuat Somi pasrah dan membiarkan kakak iparnya untuk menemaninya ke Dokter kandungan.

***

Yoona mengembangkan senyumnya saat layar monitor itu menampilkan bentuk janin yang ada di dalam rahim adik iparnya.

"Jenis kelaminnya apa sudah terlihat Dok?"

"Masih belum, mungkin kita bisa lihat di treatment berikutnya."

"Aku benar-benar tidak sabar, semoga aja dia perempuan." Gumam Yoona.

Somi tak bisa berhenti tersenyum, gadis itu benar-benar sangat bahagia setelah melihat janinnya yang tumbuh dengan baik di dalam kandungannya. Bahkan gadis itu tak ingin menatap ke arah lain selain ke layar monitor. Tanpa Somi sadar, air matanya sudah menetes membasahi pipinya.

Air mata itu tanda bahwa Somi sangat bahagia melihat pertumbuhan janinnya tapi ia juga merasakan sedih karena ia harus menghadapi ini dengan sendiri, berjuang tanpa di dampingi oleh seorang suami. Dan lebih pahitnya ketika bayi ini lahir, bayinya tak akan pernah merasakan kehadiran sesosok ayah.

"Somi-ya, Gwenchana?"

"Ne?"

Yoona menghela nafasnya,"Ibu hamil tidak boleh banyak fikiran. bahaya, itu akan mengganggu janinmu."

Be With You (completed!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang