" tadaima "
" okaeri, aku dengar dari Moegi katanya kau menolak sebuah misi lagi ya ? misi tentang apa ? " Temari menyambut putranya dengan beberapa pertanyaan
" hanya misi pengawalan yang merepotkan, aku mau tidur Okaa - san, bangunkan aku saat makan malam nanti " ujar Shikadai sambil berjalan menuju ke kamarnya. Temari memandang kepergian putranya itu dengan tatapan sedikit sedih dan bersalah
' kenapa semua jadi seperti ini ? '
---------------000-----------
" Shikadai cepat cuci tangan dan kakimu juga gosok gigi lalu tidurlah " ujar Temari sambil menghampiri putranya yang sedang bermain Shogi di ruang keluarga
" ha'ik " Shikadai membereskan papan juga bidak Shogi yang tadi ia mainkan. Shikadai berdiri dari tempatnya dan menatap Temari yang sedang membuat teh
Bocah bermarga Nara itu berjalan mendekati ibunya " Okaa - san "
" hm ? " Temari menghentikan kegiatannya membuat teh dan berbalik menghadap putranya
" apa.... Okaa - san marah padaku ? "
Temari nampak bingung dan terkejut dengan pertanyaan putranya " apa maksudmu ? "
" ehm... etto.... m- mungkin saja O- okaa - san ma - marah padaku ka- karena akhir akhir i- ini aku.... sering menolak misi.... dan..... "
Temari menghela napas dan menunduk, menyamakan tingginya dengan putranya " kenapa kau berpikir seperti itu ? "
" k- karena.... Okaa - san pernah bilang jika aku harus memisahkan perasaan pribadi dengan pekerjaan. Dan... menolak misi hanya karena perasaan pribadi itu...."
Temari tersenyum dan memengang pundak Shikadai lembut " memang apa alasanmu menolak misi itu hm ? Apa kau bisa menceritakannya kepadaku ? "
Shikadai menatap ibunya ragu " ehm... aku.... tidak sengaja mendengar.... kalau mereka ingin.... memanfaatkanku- ah bukan.... mereka... ingin dekat denganku dan memanfaatkan posisi Otou - san dan Okaa - san untuk.... ehm..... politik mungkin ? "
Temari sedikit tersentak ' sudah kuduga '
Meski sudah tahu apa yang mungkin diucapkan Shikadai, hatinya masih tetap terasa sakit. Temari menggigit bibir bawahnya pelan tanpa sepengetahuan Shikadai
" ehm.. Okaa - san ? "
grep
Temari memeluk Shikadai erat " gomenne " bisik Temari dengan nada bersalah
Shikadai terkejut " kenapa... Okaa - san minta maaf ? Okaa - san kan tidak salah apapun "
Temari menggeleng di pelukan Shikadai " tidak... ini semua... salah-"
" bukan, Okaa - san tidak salah apapun, gomenne " Shikadai membenamkan wajahnya di leher ibunya
Temari melepas pelukan itu perlahan, terlihat wajah Shikadai yang terlihat lebih bersalah daripada yang tadi
' ck aku ibu yang bodoh ' batin Temari
" kau tidak seharusnya minta maaf kepadaku, Shikadai. Minta maaf lah kepada teman temanmu, jelaskan kepada mereka alasanmu menolak misi itu, mau bagaimanapun yang rugi atas penolakan misi itu tim mu bukan ? " ujar Temari sambil membelai pipi Shikadai lembut
" tapi... bagaimana kalau mereka malah membenciku ? aku sudah membuat mereka kehilangan kesempatan untuk menjalani misi tingkat tinggi " lirih Shikadai
" mereka pasti akan mengerti, kalian kan sudah bersahabat sejak kecil "
" tapi... "
" kalau belum dicoba kau tidak akan tahu hasilnya bukan ? jangan menyerah dulu karena saat kau mempimpin sesuatu maka akan ada saat dimana kau harus membuat keputusan yang sulit Shikadai " ujar Temari sambil tersenyum dan mengetuk kepala putranya pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lovely Days
Fanfiction{ Oneshot About ShikaTema } " di tengah teriknya dunia kau jadi bayangan yang membuatku nyaman " - Sabaku no Temari . " kau adalah cahaya yang menerangi gelapnya hatiku " - Nara Shikamaru