Misunderstand

1.1K 86 1
                                    

"Arigatou gozaimasu."

Shikamaru mengangguk dan tersenyum menatap gadis kecil yang berlari menjauh sambil melambaikan tangan kepadanya. Sekelebat mimpinya yang sudah pupus itu kembali terputar.

Pria itu menggeleng pelan, bisa bisanya ia mengharapkan hal yang sudah lalu padahal sekarang ia mendapat yang 3 kali lebih baik daripada impian lamanya.

"Anata,"

Seperti sudah jodoh, tepat setelah memikirkan hal itu, Shikamaru mendengar suara wanita yang berhasil mengambil hatinya itu. Ia menoleh tepat saat mendengar langkah kaki istrinya, terlihat Temari berdiri di depannya sambil menatapnya dengan ekspresi sedikit bingung.

"Kau disini ? memang tidak ada pekerjaan ?"

Shikamaru tersenyum "Tidak juga kok, aku sedang istirahat."

Temari mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti "Kenapa tidak pulang ke rumah saja ? kita bisa makan bersama."

"Tidak, aku tidak lapar."

"Hah ?! apa maksudmu ?!" Temari kini memasang wajah menyelidik yang terlihat menyeramkan.

Shikamaru begidik melihatnya, ia buru buru menjelaskan kesalahpahaman yang sepertinya akan berlangsung rumit "Ma- maksudku, aku sudah makan bento yang kau buatkan tadi, aku sekarang hanya ingin merenggangkan tubuhku."

Temari menghela napas, setidaknya kekesalannya sedikit menghilang "Yasudah kalau begitu, lanjutkan saja istirahatmu."

"Hei, kau mau kemana, istriku ?" Shikamaru dengan cekatan menahan lengan istrinya.

Temari berbalik menatap suaminya sambil melempar tatapan bertanya "Tentu saja aku mau pulang, memang kenapa ?"

"Karena kita sudah bertemu disini, bagaimana kalau kita pergi kencan ?"

"Tidak perlu, aku tidak suka kencan saat kau diburu waktu untuk berkerja."

Shikamaru terkekeh, ia melingkarkan salah satu tangannya ke pinggang ramping istrinya "Tidak, aku akan kembali setelah kita selesai kencan, aku tidak akan tergesa gesa."

Temari terlihat berpikir sebentar lalu mengangguk. Tidak ada salahnya untuk mengambil sedikit waktu suaminya untuk dirinya sendiri bukan ? itu adalah haknya "Boleh, kita mau kemana ?"

"Kita berkeliling dulu."

Temari mengangguk. Mereka berdua berjalan berdampingan dengan tangan Shikamaru yang masih setia merangkul pinggang istrinya. Jalanan Konoha kali ini cukup ramai oleh orang orang yang sedang melakukan aktivitas, terkadang ada beberapa orang menyapa kedua sejoli itu dan dibalas dengan sapaan balik atau sekadar senyuman ramah.

Pada kencan kali ini, mereka berdua lebih sering membelokkan langkahnya ke kedai kedai kecil di sepanjang jalan. Mulai dari kedai manisan, permainan, bahan makanan, sampai kedai yang menjual semacam boneka atau aksesoris.

"Datang lagi ya." ujar seorang penjual kepada pasangan suami istri itu. Di tangan Temari, nampak sekantong plastik berwarna putih berukuran sedang yang berisi berbagai macam manisan kesukaannya, sedangkan Shikamaru membawa 2 kantong plastik berwarna hitam berukuran sedang yang berisi berbagai macam hadiah yang mereka dapatkan dari permainan yang mereka menangkan.

"Sekarang kita mau kemana lagi, istriku ?"

"Aku ingin istirahat di bukit yang sering jadi kasur pribadimu itu."

Shikamaru terkekeh mendengarnya, ia tak menyangka jika istrinya masih mengingat kebiasaanya saat masih belia, saat saat ia masih sangat mengharapkan kehidupan tenang dan damai, kehidupan sederhana yang jauh dari pandangan orang lain, kehidupan yang jauh dari kata merepotkan versinya.

Our Lovely DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang