Hujan

877 73 6
                                    

"Kenapa bisa turun hujan tiba tiba sih ?" Omel Temari sambil memeras rok mininya yang basah terkena air langit.

Shikamaru yang ada di sampingnya melepas rompi yang sudah penuh air, memerasnya dengan setengah hati sambil menggumamkan kalimat favoritnya berkali kali.

Tadi, mereka berdua sedang mengawasi lokasi yang akan digunakan untuk ujian Chunin. Sebagai panitia, mereka bertanggung jawab untuk semua urusan yang berkaitan dengan ujian itu, termasuk lokasi.

Di tengah pemantauan, hujan turun tiba tiba, rintik yang turun dengan cepat berubah menjadi hujan deras dalam waktu singkat. Mengguyur bumi dengan deras tanpa memberikan waktu yang cukup bagi 2 anak manusia yang sedang bertugas itu untuk memilih tempat berteduh.

Dan disinilah mereka, di bawah sebuah pondok tua yang ada tak jauh dari tempat mereka melakukan observasi. Tapi, tubuh mereka sama sama basah kuyup meski sudah berlari secepat mungkin untuk berteduh.

Shikamaru melirik Temari yang kini telah terdiam. Tangan yang tadinya berkerja mengurangi kadar air dalam pakaian, kini beralih tugas untuk menghangatkan badan.

Temari menggosok gosokkan kedua tangannya di depan dada, sesekali meniupnya dengan hembusan napas hangat.

Shikamaru lebih dari tahu, rekannya sedang kedinginan.

Tentu saja ! Temari hari itu mengenakan blus ungu, baju jaring, dan rok mini, pakaian resmi khas dirinya dan sekarang ia basah kuyup. Suhu tubuhnya pasti menurun dengan drastis karena pakaiannya tidak mampu memberikan kehangatan.

"Lain kali, pakailah baju panjang saat ke Konoha." Ucapan Shikamaru mendapat pelototan dari sang Putri Suna. Temari berdecak pelan, entah untuk mengutuk Shikamaru atau menyalahkan dirinya sendiri.

Shikamaru menghela napas pelan. Ia mengeluarkan gulungan penyegel dari tas misinya dan membuka segelnya.

Sebuah mantel khas Konoha yang biasa dipakai misi keluar dari sana. Temari sedikit melirik apa yang dilakukan Shikamaru.

'eh ? Apa dia benar benar perhatian kepadaku ?' batin Temari, jantungnya sudah mulai kurang normal.

Sret

Mata Temari kembali membulat lebar saat pemuda Nara itu malah memakai mantel itu untuk dirinya sendiri dan bukan untuknya. Wajah Shikamaru yabg datar dan seperti tak punya dosa itu membuat Temari ingin menerbangkannya sampai tidak bisa kembali.

"Kenapa melihatku seperti itu ?" Tanya Shikamaru heran.

"Berisik, dasar bocah tengik !" umpat Temari. Ah, betapa malunya dirinya, tidak seharusnya ia kesal karena hal seperti ini. Mantel itu adalah milik Shikamaru dan wajar saja jika pemuda itu memakainya untuk dirinya sendiri, karena baik Shikamaru juga pasti merasakan betapa dinginnya udara sekarang.

Sebenarnya dirinya yang aneh ! Kenapa juga ia minta diperhatikan oleh pemuda yang 3 tahun dibawanya ?!

Benar, udara dingin ini pasti sudah membuat otak Temari gila sejenak.

Pluk

Baru saja mengendalikan emosi dan hatinya, sebuah jubah misi Konoha disampirkan lembut di bahunya. Temari langsung menoleh ke samping, satu satunya pelaku kejadian.

"Aku tidak butuh, pakai saja lagi," ucap Temari sambil melepas jubah itu, berniat menyodorkannya kembali.

"Kau terlihat lebih kedinginan, pakai saja, berdebat denganmu itu merepotkan." Shikamaru menghela napas sambil mencegah tangan Temari yang akan melepas jubah pinjamannya, mencoba kembali menyampirkan jubah itu dengan benar kembali.

"Sudah kubilang, aku tidak butuh ! Kau pikir aku selemah apa sampai akan dikalahkan oleh udara dingin ini hah ?! Di Suna, setiap malam aku merasakan angin yang 2 kali lipat lebih dingin daripada ini !"

Our Lovely DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang