Shikamaru berjalan jalan di jalanan Konohagakure yang tersiram cahaya senja sambil menyesap rokoknya. Seperti biasa, ia menjalankan tugasnya untuk mengawasi keadaan Konohagakure secara langsung
Sepanjang jalan, banyak orang yang menyapanya dan Shikamaru selalu membalasnya dengan senyuman. Konohagakure damai seperti biasa, tanpa ada serangan yang berarti. Hari itu, Shikamaru hanya membereskan beberapa perampok kelas rendah dan membantu beberapa gelandangan. Ia tersenyum puas saat mengetahui pekerjaannya selama ini berjalan lancar
Langkah pria itu terhenti saat melihat seorang kakek tua yang sedang bermain Shogi sendirian di dekat pohon beringin di taman Konohagakure. Shikamaru memutuskan untuk menghampirinya sekaligus istirahat
" Boleh saya bergabung ? " kakek itu mendongak menatap Shikamaru dan mengangguk sambil tersenyum. Mereka mulai memainkan permainan itu dari awal dan segera larut kedalam permainan yang sedang mereka mainkan. Shikamaru sedikit tertarik dengan kakek itu karena ia mempunyai beberapa strategi yang tak terduga
" Kau hebat juga anak muda "
Shikamaru terkekeh, ia sudah sering mendengar pujian seperti itu " Saya sudah memainkannya sejak kecil "
" Hee jarang sekali ada yang seperti kau "
" Ya, saya memang berbeda dari teman teman saya "
" Heem, apa kau sudah menikah, nak ? "
" Ya, saya sudah punya keluarga saya sendiri "
" Souka, kenapa kau tidak pulang ? bukankah seharusnya sekarang sudah waktunya semua orang pulang berkerja ? "
Shikamaru sedikit melirik kakek di hadapannya dan kembali fokus ke bidak bidak Shogi " Saya masih punya banyak pekerjaan, jadi saya jarang pulang "
Kakek itu tiba tiba menghentikan gerakan tangannya yang sedang memilih bidak Shogi yang akan ia jalankan " Sebaiknya kau cepat selesaikan pekerjaanmu itu dan pulanglah, aku yakin istrimu menunggu di rumah " setelah mengatakan itu kakek itu kembali melanjutkan permainan yang sempat tertunda
" Istriku itu sangat pengertian, dia akan mengerti "
" Dia pasti akan mengerti tapi bagaimana dengan perasaannya, apa kau bisa menjamin dia tidak merasakan apapun ? jangan sia siakan waktumu anak muda, waktu itu sangat berharga dan tidak bisa terputar kembali "
deg
Gerakan tangan Shikamaru terhenti sejenak " Maksud anda ? "
" Apa kau mau mendengar sedikit kisah hidup orang tua ini ? " Shikamaru mengangguk sebagai jawaban
Kakek itu tersenyum dan menghela napas pelan " Kau tahu ? dulu aku punya sebuah keluarga kecil yang lengkap, aku juga punya istri yang sangat cantik dengan rambut coklat dan mata yang sehitam arang, dia benar benar wanita yang lembut dan pengertian, aku juga berkerja di tempat yang bagus sehingga keluargaku bisa hidup lebih dari kata sederhana "
" Aku pikir semuanya sudah sempurna, aku juga dulu selalu berkerja keras untuk membahagiakan istri dan ketiga anakku, aku jarang pulang ke rumah dan sering lembur, entah itu untuk mengambil misi tingkat tinggi atau mengerjakan berkas berkas, dulu aku berkerja di Kantor Hokage sebagai kepala divisi pengolahan informasi "
" Ya, aku berpikir seperti itu sampai aku baru menyadari betapa keluargaku membutuhkanku di rumah, tapi aku benar benar bodoh, aku baru menyadarinya saat istriku yang sangat kucintai meninggalkan kami untuk selama lamanya. Saat itu tiba tiba semua memori tentang keluhan kecil dan permintaan sederhana istriku agar aku menghabiskan waktu di rumah terputar semuanya, haah aku sempat hampir gila saat itu "
" Istriku tidak pernah menuntut apapun dariku, dia selalu memahamiku yang jarang pulang dan selalu menyambutku dengan senyuman. Dia merawat anak anak kami dengan sangat baik. Aku merasa sangat menyesal karena menolak permintaan sederhananya soal menghabiskan waktu di rumah. Saat itu aku benar benar menyesal sampai rasanya ingin mati "
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lovely Days
Fiksi Penggemar{ Oneshot About ShikaTema } " di tengah teriknya dunia kau jadi bayangan yang membuatku nyaman " - Sabaku no Temari . " kau adalah cahaya yang menerangi gelapnya hatiku " - Nara Shikamaru