Percaya

1.1K 77 3
                                    

" Hinata ? ada apa ? tumben sekali kau kemari ? " Wanita berkuncir 4 itu terlihat terkejut dengan kedatangan wanita No 1 di Konoha ke rumahnya. Hinata tersenyum kecil dan mengangguk pelan, wajahnya terlihat sedih dan tertekan

" ada apa Hinata ? " tanya Temari sambil memegang pundak Hinata pelan

" Temari - chan " suaranya terdengar bergetar seperti menahan sesuatu di dalam dirinya

" Okaa - san siapa yang da- " ucapan Shikadai terhenti saat melihat ekspresi sedih dari ibu sahabatnya yang sudah seperti ibunya sendiri

" Konochiwa Hinata Baa - san " sapa Shikadai sambil berjalan mendekat

" Konichiwa Shikadai - kun "

Shikadai tersenyum " Okaa - san aku akan keluar dulu ya ? aku ada janji dengan Boruto "

" jangan pulang terlalu malam " ujar Temari

" ha'ik Ittekimasu "

" itterashai " ujar kedua wanita itu. Selepas kepergian Shikadai, Temari langsung menuntun Hinata ke ruang tamu, mereka duduk berhadapan tanpa terhalangi oleh meja

" jadi ? ada apa ? " tanya Temari sambil menyajikan Ocha untuk Hinata

" arigatou, uhm... Temari - chan.... aku butuh... sedikit bantuan... "

" bantuan untuk ? "

Hinata meremas celana pendeknya dan menunduk dalam, Temari menghela napas dan membawa wanita itu kedalam pelukannya " keluarkan saja, itu akan membuat hatimu lebih lega "

Hinata membalas pelukan Temari dengan erat, ia menumpahkan air mata yang sudah ia tahan sejak tadi, ia menumpahkan semua dalam pelukan hangat sahabatnya itu

" apa yang.. hiks.. harus kulakukan Temari -chan ? hiks... aku benar benar.. hiks... tidak tahu, N- naruto - kun selalu tidak ada dirumah.. hiks... padahal anak anak juga butuh perhatian darinya.. hiks.. aku sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menjelaskan kepada... hiks.. anak anak.... aku juga butuh diperhatikan... aku juga ingin Naruto - kun selalu ada di rumah..... aku tidak mengerti... kami bertengkar Temari - chan.... hiks.... aku takut di punya wanita lain di belakangku... hiks.. aku takut dia sudah bosan denganku... hiks... bahkan kemarin... kami bertengkar..... " racau Hinata di sela sela tangisannya

Temari hanya terdiam dan mendengar semua keluh kesah Hinata sambil sesekali menepuk nepuk punggung wanita itu untuk sedikit menenangkannya. 

" sudah tenanglah Hinata " ujar Temari saat Hinata melepas pelukannya, Temari memberinya air putih dan memberi istri Nanadaime itu tisu

" hiks.. apa yang harus... hiks.. kulakukan ? " lirih Hinata

" kita tahu bukan ? pekerjaan mereka itu sangat banyak dan tidak pernah berhenti. Kita juga tahu jika desa akan kacau balau jika mereka lalai walau sehari saja "

" aku tahu "

" Aku yakin kau masih ingat, dulu Naruto berteriak kepada semuanya bahwa dia ingin jadi Hokage, dia mengumumkan mimpinya kepada seluruh dunia, dan sekarang dia menggapainya, sekarang dia bisa membuktikan kepada semuanya jika mimpinya selama ini bukanlah omong kosong, dan setelah ia berhasil menggapai mimpinya itu banyak yang harus dia jalani karena jabatan sebagai Hokage itu harus mengorbankan banyak hal  "

" aku... tahu "

Temari tersenyum, ia tahu Hinata masih sedikit tidak terima karena mau bagaimanapun dia belum pernah menyentuh dunia pemerintahan, berbeda dengan Temari

" lalu... soal masalah wanita lain tadi... kita semua memang punya kekhawatiran seperti itu bukan ? sebagai istri kita juga takut jika suami kita berpindah hati ke wanita lain dan itu wajar, karena itu artinya kita sangat mencintai suami kita  "

Our Lovely DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang