Kuchiyose

727 58 2
                                    

"Pada dasarnya, untuk melakukan kontrak dengan hewan kuchiyose, kita perlu 'menaklukkan' mereka terlebih dahulu,"

Kelas itu hening, hanya suara Shino yang mendominasi diantara beberapa kuapan atau bisik bisik. Sepertinya, materi yang dibawakan guru itu hari ini cukup menarik.

"Shino - sensei, apakah syarat dari kontrak kuchiyose harus 'menaklukkan' hewannya ?"

Bahkan sampai tunggal Nara mengangkat tangannya untuk bertanya, prestasi yang sangat brilian untuk semester ini.

"Tidak juga, ada beberapa kasus dimana hewan itu sudah 'ditanam'...," Seseorang di ujung bangku sana sedikit tersentak mendengarnya "...atau juga hewan itu sendiri yang mengajukan diri sebagai kuchiyose."

"Dan kalian tahu yang menarik dari kuchiyose ? Sifat mereka dengan pemiliknya pastilah tak jauh berbeda."

"Darimana anda mendapatkan spekulasi seperti itu, sensei ?" Kini Sarada yang angkat bicara. Manik turquoise Shikadai sedikit melirik pada putri Uchiha itu, padahal baru saja ia akan membuka mulutnya.

"Yaah ini hanyalah sedikit dari penggalan diskusi ku dengan teman di masa lalu, tapi kami mendapatkan ujung pembicaraan yang cukup berkesan, kalian bisa anggap yang tadi hanya selingan, apa kalian semua mengerti ?"

"Ya, sensei."

--------------000--------------

"Otou - san, apa yang harus dilakukan untuk mempunyai kuchiyose ?"

Shikamaru sedikit bingung mendengar pertanyaan putranya "Merepotkan, tentu saja kontrak bukan ?"

"Bagaimana cara 'menaklukkan' mereka ?"

"Sepertinya kau sangat ingin memiliki hewan kuchiyose ya, Shikadai ?" Temari datang di tengah pembicaraan keduanya Shika nya dengan membawa sebuah nampan berisi Ocha panas juga kue kering.

"Tidak juga, aku hanya penasaran."

"Tanya pada Okaa - san mu sana, dia kan punya kuchiyose," jawab Shikamaru santai sambil menyeruput Ocha miliknya.

"Ada apa ?"

"Bagaimana Okaa - dan 'menaklukkan' Kamatari ?"

Temari tertawa mendengarnya "Aku tidak 'menaklukkan' musang itu, dia sendiri yang mengajukan diri."

"Tolong ceritakan !" Shikadai menatap ibunya dengan binar penuh rasa ingin tahu, sudah lama tak terlihat.

"Dulu, aku menyelamatkannya dari para monster kalajengking yang hampir melahapnya jadi makan siang, lalu aku mengobati lukanya dengan obat yang kubawa seadanya, aku juga tidak menyangka Kamatari akan memintaku melakukan kontrak dengannya,"

"Setelah itu, dia tetap tinggal bersamaku selama beberapa waktu, katanya untuk membangun ikatan yang lebih dalam, aku sedikit terkejut saat itu karena pada dasarnya Kamatari itu hewan gila yang bebas."

"Gila ? Bebas ?" Shikadai sedikit tak mengerti.

"Ya, dia adalah musang gila yang berkeliaran dengan membawa sabit juga penutup mata, seperti perampok saja, saat kutanya dulu katanya itu terlihat keren," cerita Temari terjeda oleh tawa "Dan dia adalah jenis hewan yang tidak bisa diam, bahkan pulau musang tak cukup luas untuknya."

"Tapi, dia baik dan tulus, kau tau ? Setiap saat aku merasa ingin kabur dari... Takdir, dia tiba tiba datang dengan membawa oleh oleh dari perjalanan keliling dunianya, entah itu setangkai bunga yang unik bahkan serpihan kayu berbau harum, Kamatari bilang dunia di luar masih luas, masih begitu besar, seakan tak habis di jelajahi, bahkan dia melempar ide konyol untuk berkeliling dunia bersamaku."

Our Lovely DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang