"Kenapa kau murung sekali, Yurito?" Shikamaru menoleh sebentar ke arah pemuda yang telah menjadi asistennya sejak lama.
Biasanya, Yurito akan meramaikan suasana dengan segala celetukannya, tapi kini ia hanya diam, lebih banyak melamun.
"Ah, tidak apa-apa, Senpai."
Shikamaru menghela napas, mengalihkan perhatiannya pada Yurito seutuhnya "Kau jadi seperti wanita ya? Kalau ditanya hanya berkata 'tidak apa-apa' merepotkan, cerita saja. Atau kau mau istirahat?"
Sepertinya pemuda itu juga sadar jika pekerjaannya sedari tadi terhambat. Shikamaru bukan model atasan yang akan marah saat dirinya tidak fokus seperti sekarang, tapi tetap saja ia merasa tidak enak.
"Bagaimana... Aku memulainya? Uhmm begini...,"
"Santai saja, ceritakan senyamanmu."
Yurito tersenyum tipis, ia senang dengan sikap Shikamaru yang ini "Aku menyukai seorang gadis, aku sudah memendam perasaan ini sejak masih di Akademi."
"Dia adalah anak dari klan bangsawan, dia cantik sekali, suaranya juga lembut dan merdu, dia benar-benar wanita paling bersinar."
"Dulu, aku masih mengejarnya, aku tak peduli dengan perbedaan status kami, bagiku dia adalah tujuanku."
"Tapi akhir-akhir ini aku sadar, itu cuma mimpi yang konyol. Mana bisa aku bersanding dengan gadis sesempurna itu? Aku ini hanya orang biasa, bukan Anggita klan bangsawan yang terpandang. Itu membuatku tidak semangat. Aku ingin melupakannya tapi tidak bisa, memikirkannya sudah jadi kebiasaan."
Shikamaru mengangguk paham, ia juga pernah ada diposisi itu.
"Menurut Senpai, apa yang harus kulakukan?"
Pria itu bergumam pelan lalu menjawab mantap "Kejar saja."
"Itu sulit, kami tidak cocok dari segi manapun."
"Kejar saja, kau mencintainya bukan?"
"Iya! Tapi aku...," Yurito tak dapat meneruskan, dalam hatinya ia setuju dengan ucapan Shikamaru tapi tidak pikirannya"Bagaimana bisa Senpai mengatakan hal itu?"
"Itu karena aku juga mengalaminya."
"Kita berbeda!" Sepertinya emosi Yurito sedang tidak terkendali "Senpai itu sangat jenius, keren, punya kedudukan tinggi dalam dunia Shinobi, sedangkan aku?"
Shikamaru terdiam, ia jadi mengingat masa lalu, ia bisa melihat dirinya yang dulu dari Yurito. Pria itu tertawa pelan "Kau pikir yang kumiliki tidak butuh usaha?"
Pemuda itu menatap Shikamaru, seakan menemukan sesuatu.
"Mau kuceritakan sedikit kisahku?"
Shikamaru menghela napas, ia memejamkan mata sejenak, mengingat kembali pertama kali rasa itu ia sadari.
"Temari ada orang yang sangat populer, bahkan di desa ini, sejak dulu banyak Shinobi yang memujinya."
"Temari-san itu sangat cantik ya?"
"Benar, dia juga pekerja keras dan jenius, andai saja kita bisa melihatnya setiap hari."
Shikamaru yang berada tak jauh dari kedua Shinobi itu menatap mereka dalam diam, lalu ekor matanya mengikuti arah pandangan mereka.
Tak jauh dari sana, Temari berdiri sambil dikelilingi beberapa Shinobi. Wajar saja, ini sudah akan ujian Chunin. Gadis itu tersenyum, tidak terlalu lebar tapi cukup terlihat sambil meladeni pertanyaan disekitarnya.
Shikamaru hanya diam saja, diam-diam mengambil keputusan dalam otak jeniusnya.
'Ternyata dia memang cantik.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lovely Days
Fanfiction{ Oneshot About ShikaTema } " di tengah teriknya dunia kau jadi bayangan yang membuatku nyaman " - Sabaku no Temari . " kau adalah cahaya yang menerangi gelapnya hatiku " - Nara Shikamaru