Drunk

855 51 0
                                    

Temari mengambil langkah lebar, mulutnya sedari tadi sudah berkomat-kamit menyumpahi orang yang akan ia jemput.

Beberapa saat lalu, Ino menghubunginya kalau Sai dan teman-temannya sedang mabuk di salah satu kedai.

Dan itu pasti termasuk Shikamaru.

Wanita itu sudah membawa suaminya pulang dan sudah menghubungi yang lainnya.

Temari masuk ke kedai yang dimaksud dan menggeleng pelan melihat suaminya yang sudah meletakkan kepalanya di atas meja sambil menggumam aneh.

"Hei, bangun bodoh." Temari menepuk pundak suaminya beberapa kali lalu beralih ke pipinya. Ia bermaksud menamparnya dengan keras, kalau perlu menerbangkannya keluar desa jika pria itu tak kunjung membuka matanya.

Beruntungnya, Shikamaru mulai membuka mata dan sedikit mengangkat kepalanya saat merasa pipinya ditepuk.

"Bangunlah, kita pulang." Temari menatap suaminya tajam, padahal ia sudah sering melarang pria itu untuk mabuk.

Biasanya, Shikamaru akan mengangguk canggung dan menuruti istrinya. Tapi, mungkin karena mabuk, pria itu malah tersenyum lebar, tertawa seperti anak kecil dan memeluk pinggang Temari yang berdiri tepat dihadapannya "Temari... Aku mabuk."

"Aku tahu."

Shikamaru tertawa lembut lagi "Aku minum kebanyakan."

"Aku tahu karena itu ayo pulang."

"Satu pelukan lalu kita pulang." Pria itu mengeratkan pelukannya.

Temari menghela napas, ternyata sejenius jeniusnya dirimu akan bertingkah bodoh saat mabuk "Kau sudah mendapatkannya kan? Ayo pulang." Ia dengan susah payah menarik Shikamaru berdiri dan memapahnya sampai rumah.

Wanita itu meletakkan tubuh suaminya yang sudah seperti jeli di genkan dan melepas alas kakinya. Ia berkacak pinggang melihat keadaan Shikamaru yang benar-benar lunglai "Dasar, padahal dia menolak untuk istirahat tapi malah mabuk seperti ini."

Ia kembali mengumpulkan tenaga, memapah suaminya ke kamar mereka yang ada di lantai 2. Untung saja ia punya banyak pengalaman yang lebih berat daripada ini.

Salah satunya adalah membopong kedua adiknya yang jatuh mabuk sampai ke kamar.

Temari turun ke dapur dan dengan cekatan membuat air lemon untuk suaminya, setidaknya ini bisa mengurangi mabuk beratnya itu.

Ia kembali lagi saat Shikamaru tertawa sendiri dalam tidurnya. Temari duduk di samping Shikamaru "Anata, bangun dulu."

Shikamaru membuka matanya dan tersenyum lebar lagi "Hai Tema...,"

"Minum ini dulu, duduklah." Ia membantu Shikamaru dan menyandarkan tubuhnya ke dinding dibelakang.

Shikamaru minum dengan patuh meski harus mengenyit menahan masam yang menyerang lidah. Ia menatap Temari lagi dengan senyuman "Kau cantik."

"Aku tahu, jangan mengatakan hal menggelikan dan lekas tidur."

"Kau marah?"

"Iya, sudah jelas kan?"

"Aku mencintaimu." Shikamaru menggapai tangan Temari dan mengecupnya lembut, merasakan kulit tangan itu di wajahnya.

"Tentu saja," Temari memaksa Shikamaru untuk kembali berbaring "Kau benar-benar mabuk, apa yang membuatmu melakukan ini?"

Shikamaru kembali berbaring tapi tak melepaskan tangan istrinya "Aku lelah Temari," ia berujar pelan "Pekerjaan ini benar-benar tidak cocok denganku."

"Kau benar, kau memang pemalas nomor satu se-Konoha." Temari terkekeh pelan.

Our Lovely DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang