Opinion

883 77 3
                                    

Special Request from rahmaintanjulian

------------000----------

Lagi lagi seperti ini.

Shikadai menghela napas, menatap awan awan uang bergerak teratur di atas sana.

"Kau tidak perlu mengerjakannya, keponakan emas Kazekage, nanti kami bisa dimarahi kalau kau terluka."

Shikadai berdecak pelan, ia memutuskan untuk bangkit dari tempatnya.

"Dia keturunan orang Putri Suna itu ya ?"

"Ah, dia tidak mirip dengan Temari - sama !"

Shikadai muak

Ia sudah lelah dengan semua ini.

Entah di Konoha atau Suna, selalu saja ada orang yang memiliki kritik atas dirinya.

Apa salahnya ?

Ia sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjadi seperti harapan !

Apakah semua ini kurang ?

Apa ia juga harus mendengar semua ejekan itu ?

"Hidup itu merepotkan."

-------------------000-------------------

"Apa kalian menikah Attas dasar politik ?"

Shikamaru dan Temari menoleh ke arah putra mereka, menghentikan kegiatan menatap bulannya. Angin malam berhembus lembut, menerpa keluarga yang sedang bersantai di teras samping itu.

"Merepotkan, kenapa tiba tiba bertanya seperti itu ?"

Shikadai masih setia menatap teh hijau hangat dalam genggamannya "Tolong jawablah."

Shikamaru dan Temari saling berpandangan lalu mengangguk.

Sang kepala keluarga mengawali pembicaraan yang mungkin akan menjadi rumit itu "Bagaimana ya ... Pernikahan kami itu sedikit rumit, dikatakan pernikahan politik itu bukan tapi disebut tanpa politik juga tidak karena ada beberapa perjanjian politik yang berjalan karena pernikahan kami, terserah kau mau menganggapnya seperti apa."

"Ada hal yang mengganggumu bukan ? Katakanlah," ujar Temari tenang.

"Tidak ... Hanya ... Hal merepotkan biasa."

"Kami tidak pernah mengajarimu berbohong apalagi menyembunyikan sesuatu dari kami, Nara Shikadai."

Baiklah, ia terpojok.

Jika ibunya sudah memanggil nama lengkapnya dengan nada mengintimidasi seperti itu maka artinya ia harus menuruti perkataan ibunya.

"Sebenarnya ... Tadi di Akademi, seluruh angkatan kami digabungkan, dan saat pembagian kelompok aku terpisah dari teman sekelasku, sendirian di kelompok yang semuanya berisi anggota kelas lain,"

"Saat mengerjakan pembuatan miniatur kayu, aku tak boleh mengerjakan apapun dengan alasan mereka takut kalau aku yang merupakan keponakan Kazekage dan anak penasihat Hokage terluka,"

"Tatapan mereka merepotkan, aku bisa ditatap seperti itu, Okaa - san."

Shikamaru dan Temari tetap menatap Shikadai yang kian menyembunyikan kepalanya di antara lututnya.

Begitu besar hal yang harus ditanggung bocah sekecil ini.

Padahal, Shikamaru dan Temari sudah bertekad untuk menciptakan dunia yang damai untuk Shikadai, dunia dimana ia hanya merasakan bahagia tanpa sedikitpun rasa takut.

Our Lovely DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang