"Temari-sama, ada paket untuk anda." Matsuri kembali lagi, padahal baru saja gadis itu mengantarkan setumpuk dokumen untuk Temari.
"Letakkan saja dimejaku, Matsuri."
"Baik!"
Atensi Temari teralih ke arah kotak yang diletakkan Matsuri, mencoba berpikir apa isinya, apa mungkin ia lupa kalau punya pekerjaan di tempat lain? Dan isinya adalah setumpuk dokumen tambahan?
"Siapa yang mengirimkan ini?" Tanya Temari.
Matsuri mengendikkan bahu "Saya tidak tahu, Shinobi yang menerima ini pertama kali juga bukan bagian penerima informasi, jadi pengirimnya agak...,"
Temari mengangguk paham "Baiklah kau boleh pergi, terimakasih."
Sang putri Suna kembali fokus kebarah bungkusan berbentuk persegi panjang itu, kalau dipikir lagi tak mungkin dokumen berbentuk persegi panjang kecuali kalau disusun 2 Banjar. Ia membolak-balik bungkusan itu, mencoba mencari petunjuk pengirimnya namun nihil.
"Apa isinya bom?"
Temari mengambil keputusan nekat untuk membuka bungkusan itu. Tak seperti bayangannya, isinya bukan benda berbahaya, hanya sebuket bunga berwarna-warni dan secarik surat.
Kalau tidak tahu coba tanya penjual bunga disana, Merepotkan.
Hanya itu tapi sudah cukup untuk membongkar pelakunya, tentu saja siapa lagi yang akan menggunakan kata menjengkelkan seperti itu kalau bukan Shikamaru?
Temari menatap buket bunga itu lamat-lamat, tak pernah ia melihat jenis yang ini. Memang, Sunagakure bukanlah wilayah yang bisa membuatnya belajar macam-macam bunga secara autodidak.
Temari mencium bau bunga itu dan tersenyum puas "Dia pintar memilih."
Gadis itu memutuskan mencari tahu tentang bunga itu terlebih dahulu dan meninggalkan pekerjaannya sebentar, Temari menciptakan waktu istirahat dadakan.
"Temari-sama! Anda mau kemana?!" Matsuri sedikit berteriak saat melihat Sang Putri berjalan menjauh dari ruangannya sedangkan ia baru akan meletakkan setumpuk dokumen baru.
"Istirahat makan siang!"
Matsuri terdiam di tempatnya, ada yang salah dari alasan sang Putri "Ini kan sudah sore."
------------000------------
"Baa-sa belum akan tutup kan?" Temari menyapa pemilik toko bunga terbesar di Sunagakure. Seorang wanita yang sudah berumur dengan rambut coklat ikal yang masih berkilau hingga sekarang. Sebuah celemek cream melekat pas di badannya yang agak tambun dipadu dengan baju berwarna biru tua.
Wanita itu tersenyum "Tidak, Hime-sama, Anda ingin memesan?"
Temari mengeleng "Aku ingin bertanya, sebenarnya." Ujarnya lirih, sebuah kikikan kecil menghiasi wajahnya yang memang sedari tadi mulai berseri.
"Apa yang ingin anda tanyakan, Hime-sama?"
"Ini," ujar Temari sambil menyodorkan buket bunga yang ia bawa ke atas meja "Apa Baa-san tau bunga ini?"
Bibi itu mengamati buket Temari sebentar lalu tersenyum "Ah, ini namanya Bunga Gerbera, darimana Anda mendapatkannya? Sunagakure tak membudayakan bunga ini karena hanya hidup di tanah yang benar benar kaya akan air."
"Aku... Mendapatkannya dari seseorang," Temari bersemu tipis "Apa arti dari bunga ini?"
"Bunga ini punya arti beragam, tergantung warnanya, tapi yang paling universal adalah cinta sejati dan rasa nyaman," Bibi pemilik toko mulai menjelaskan "Jadi, orang yang memberikan bunga ini ingin mengatakan bahwa anda adalah orang yang membuatnya nyaman sekaligus orang yang berhasil membuatnya jatuh cinta."
Temari mengangguk mengerti, rona merah di pipinya semakin pekat.
"Setahu saya, bunga ini juga punya arti lain."
Temari menaikkan sebelah alisnya, penasaran. Ia mendekat saat mendapat kode dari bibi pemilik toko.
"Di kampung halaman saya, Bunga itu biasa digunakan untuk melamar."
"APAA?!" Temari menjauh dengan cepat dengan wajah merah padam.
Shikamaru?!
Melamarnya?!
Tidak asik sekali caranya!
Bibi pemilik toko itu tersenyum menggoda "Apa anda mendapatkannya dari... seorang kekasih eh?"
"T- tidak! I- ini ha- hanya aku... Maksudnya... Aku i- itu...," Temari gugup, sangat kalau boleh jujur.
"TERIMAKASIH BANYAK! PERMISI!" Temari membungkuk dalam dan kabur dengan cepat.
Bibi pemilik toko hanya tertawa pelan, ia menatap anak perempuannya yang baru datang dari dalam rumah, menatap heran ke arah sang ibu yang tersenyum sumringah.
"Bersiaplah, mungkin sebentar lagi kita akan mendapat pesanan bunga pernikahan skala besar."
------------000-------------
Temari menatap pintu ruangan Gaara dengan gugup, entahlah ia hanya merasa canggung bertemu orang dalam sana setelah kejadian paket Minggu lalu.
Padahal ia baru saja bisa menenangkan hatinya!
Temari memegang kenop pintu dan menghela napas sebelum melangkahkan kaki dengan mantap kedalam.
"Kau memanggilku, Gaara?"
Temari tercengang saat melihat Shikamaru, orang yang menjadi penyebab ketidaktenangannya seminggu ini, sedang di todong oleh jarum pasir di sekitarnya, mengelilingi leher. Wajahnya yang biasanya malas, kini menyapanya dengan tegang.
"A- ada apa ini? Apa boleh menodong utusan desa lain seperti ini, Gaara?"
"Aku memintanya kemari secara pribadi." Ujar Gaara santai.
Itu malah semakin parah!
Menodong tamu yang datang jauhhjauh dari desa lain?! Apakah sejarah penuh darah itu akan terjadi lagi?
"Lepaskan dia dulu, tolong."
"Aku tak sengaja melihat surat yang ada dalam paketmu, Nee-san."
Temari terdiam, sedikit tersentak. Bodohnya dia yang meninggalkan kotak itu diruangannya tanpa dikunci.
"Dia kan? Yang jadi penyebab kau aneh seminggu ini?"
Temari tak dapat mengelak, ia memalingkan pandangannya "Kita bisa bicarakan ini baik baik, lepaskan dia dulu."
"Memang apa yang dia berikan? Kenapa suratnya begitu buruk? Apa yang sudah terjadi diantara kalian?" Gaara memberondong kakaknya dengan pertanyaan menusuk.
"Aku bisa menjelaskannya!" Shikamaru sedikit berteriak, ia mengumpulkan segala keberanian untuk berucap kali ini.
"Baguslah," gumam Gaara, ia menunjukkan sebuah senyum sadis "jawabanmu menentukan nyawamu, Nara."
Sang Kazekage kini mengikat tubuh Shikamaru dan menyeretnya keluar ruangan. Temari sedikit berlari dan mencoba mengehentikan "Mau kemana kalian?"
"Ruang bawah tanah." Tiba tiba tubuh mereka diselimuti oleh badai kecil yang membuat Temari tak bisa melihat dengan jelas, saat badai pasir kecil itu selesai keduanya telah menghilang dari pandangan.
"Ah, tidak...," Gumamnya lirih "dia belum melamarku secara langsung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lovely Days
Fanfiction{ Oneshot About ShikaTema } " di tengah teriknya dunia kau jadi bayangan yang membuatku nyaman " - Sabaku no Temari . " kau adalah cahaya yang menerangi gelapnya hatiku " - Nara Shikamaru