" hm, setiap tim harus mendapatkan nilai 100, tapi bagaimana caraku memberitahu Lee dan Tenten ? aku harus berpikir " Neji terlihat berpikir keras. Pria bermarga Hyuga itu mengetuk ngetukkan pensilnya di atas meja, berusaha memutar otaknya agar bisa mencari cara untuk menyelesaikan tantangan dari teman jeniusnya itu
" haah dasar Shikamaru, dia bilang tidak suka hal yang merepotkan tapi malah merepotkan orang lain " gumam Neji kesal
Tiba tiba sebuah ide muncul di otak jeniusnya " kenapa tidak terpikirkan dari tadi ? "
Neji mengaktifkan Byakugannya dan melihat ke atas, tempat ruangan pengawas berada. Ia bermaksud untuk melihat apa yang dilakukan kedua pengawas Ujian Chunin itu dan menemukan sedikit petunjuk
---------------000-----------------
" kau yakin dengan ini Shikamaru ? bagaimana jika mereka tidak bisa menyelesaikannya ? kita bisa bisa diminta menyusun ulang ujian ini jika peserta yang lolos sangat sedikit " ujar Temari sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada
Shikamaru yang sedang bersandar di kursinya sambil menutup mata terlihat menghela napas, ia melirik rekannya sedikit dan tersenyum " jika kita ingin lulusan Chunin yang berkualitas, kita harus berani mengambil langkah tegas bukan ? "
Temari menghela napas, rekannya itu benar benar jenius, lagipula mereka sudah sepakat akan bertanggung jawab di ujian masing masing. Shikamaru di ujian pertama dan Temari di ujian selanjutnya.
Temari memainkan pensil di depannya sambil sedikit mengerucutkan bibirnya. Gadis itu benar benar kesal, khawatir, dan bosan, para peserta itu terlihat sangat kesulitan menuntaskan tugas dari Shikamaru
Shikamaru melirik Temari dan tersenyum jahil. Ia memutar kursinya menghadap Sang Putri Suna
" hei, wanita merepotkan "
" hm ? "
" ada sesuatu di tempat dudukmu "
" eh ? nani ? "
" lihat saja sendiri "
Temari terlihat bingung dan melihat ke samping kanan dan kiri kursinya " tidak ada apapun tuh "
" coba berdirilah "
Temari hanya menuruti perkataan rekannya dan berdiri. Belum sempat ia melihat ke arah kursinya, Shikamaru sudah menarik tubuh Temari duluan kedalam pelukannya. Temari yang tidak siap jatuh ke pelukan Shikamaru dan kepalanya sedikit membentur dada Shikamaru
" akh, hei jangan menarikku tiba tiba dong ! bagaimana kalau aku jatuh ? " ujar Temari kesal
" kau kan memang sudah jatuh "
" ck, kau itu menyeba- "
cup
Shikamaru melumat bibir ranum Temari lembut. Temari membulatkan matanya, ia mencoba melepas ciuman mereka tapi itu sia sia, Shikamaru bahkan semakin memperdalam ciumannya dan memperliar temponya, ia juga mengikat Temari dengan bayangannya agar wanita itu tidak bergerak gerak lagi
Temari hanya bisa pasrah, ia mengalungkan tangannya di leher Shikamaru dan menyamankan posisinya di pangkuan pemuda itu.
" kenapa kau menciumku huh ? " tanya Temari setelah pangutan mereka terlepas
" habisnya kau terlihat manis saat memajukan bibirmu seperti tadi sih, aku kan jadi ingin melahapnya "
Temari merona " ta- tapi ja- jangan menciumku s-seenaknya dong ! "
" nande ? bukankah sampai sekarang bibirmu itu masih milikku ? kau kan yang bilang sendiri saat aku mencuri ciuman pertamamu saat itu "
Rona merah di wajah Temari semakin menjadi jadi " i- itu k- kan gara gara kau ! j- jadi ja- jangan se- seenaknya m- menciumku l-lain kali ! d- dasar b- bocah mesum ! "
Shikamaru dan Temari hanya rekan, tapi mereka sering bertingkah layaknya pasangan. Mereka juga sadar jika yang mereka lakukan bukanlah yang biasa dilakukan kepada seseorang yang hanya berstatus sebagai rekan, tapi mereka melakukan itu hanya karena suka. Mereka suka melakukannya, sentuhan intens, berciuman, makan di piring yang sama, mereka suka melakukannya. Asalkan tidak ada yang melihat mereka, itu sudah cukup
Shikamaru tertawa pelan " ha'ik lain kali aku akan izin deh, jadi ? apa aku boleh menciummu lagi Temari - Hime ? "
" eh ? "
" seperti katamu, aku akan izin terlebih dahulu sebelum menciummu setelah ini, jadi ? apa jawabanmu ? "
Temari mengalihkan pandangannya ke arah lain agar wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus itu tidak diketahui oleh rekannya itu " t- tapi... bagaimana de- dengan ujiannya ? "
" tenang saja, mereka akan baik baik saja, lagipula daritadi kita hanya mengawasi saja kan ? "
Temari melirik Shikamaru dan tersenyum tipis " s- sekali saja "
" ha'ik "
-----------------000-----------------
Krek
" N- neji - Nii ? ke- kenapa kau mematahkan pensilmu ? a- apa ad- ada sesuatu ? " Hinata terlihat terkejut sekaligus takut saat melihat kakak sepupunya itu mematahkan pensil yang ia pegang dengan wajah super kesal
" tidak ada Hinata - sama, anda tidak perlu khawatir, saya benar benar tidak apa apa " jawab Neji dingin
" i- ini Neji - Nii, a- aku p- punya pensil c- cadangan, ka- kau bisa me- menggunakannya "
" arigatou gozaimasu, anda benar benar baik Hinata - sama "
" D- douita, N- ne.... a- apa ad- ada sesuatu y-yang ka- kau lihat t- tadi? "
" tidak, saya tidak melihat apapun " Neji tetap mempertahankan nada dinginnya
" s- souka "
" Hinata - sama "
" y- ya ? "
" jangan aktifkan Byakugan anda sebelum saya minta, sampai ujian sialan ini berakhir, saya mohon "
" e- eh ? n- nande ? "
" intinya jangan sampai anda mengaktifkan Byakugan anda sampai ujian ini berakhir, kecuali saya minta, apalagi melihat ke atas dengan Byakugan, saya mohon dengan sangat Hinata - sama "
" me- memangnya.... a- ada apa d- di atas ? a- apa ada se- sesuatu yang buruk ? "
" ya, ada sesuatu yang buruk, sangaat buruk sekali, saya tidak ingin anda melihatnya, anda mengerti ? "
" h- ha'ik "
' ck, kupikir aku aka menemukan petunjuk jika mengawasi mereka berdua, tapi aku malah menemukan pemandangan seperti itu ! benar benar tidak berguna ! '
' dasar rusa pemalas sialan ! dia menyiksa kami dengan ujian membingungkan dan sangat merepotkan ini dan dia malah asyik bermesraan di ruangan pengawas, lihat saja, setelah ujian Chunin ini berakhir aku pasti akan membunuhmu ! ' batin Neji kesal
-----------------000-----------------
" haachuu "
" doushite Shikamaru ? " tanya Temari sambil menolehkan kepalanya ke arah rekannya itu. Gadis itu kini sudah duduk kembali ke kursinya lagi
" t- tidak.... tiba tiba saja... aku bersin entah kenapa, apa ada yang membicarakanku dari belakang ya ? " Shikamaru mengusap bawah hidungnya sedikit
" heh kau itu bilang apa sih ? mereka semua pasti sedang membicarak- ah bukan mereka pasti sedang mengumpatimu karena memberi ujian yang sulit kepada mereka sekarang ini " ujar Temari sambil tertawa mengejek
" hei, ini tidak sesulit itu ! mereka hanya harus menemukan cara untuk menghubungi rekan mereka "
" sama saja, baka ! "
" kau tahu ? aku merasa ada yang akan membunuhku begitu ujian Chunin ini selesai "
" souka ? kalau begitu aku akan siapkan liang kuburmu, apa aku perlu memesankan batu nisan khusus ? "
" ish, kau ini benar benar mengerikan "
" hei, katamu aku ini merepotkan " ujar Temari sambil tertawa. Ia sangat puas karena sekarang Shikamaru memasang wajah kesal setelah ia ejek tadi
" ya ya, kau itu saangat merepotkan "
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lovely Days
Fanfiction{ Oneshot About ShikaTema } " di tengah teriknya dunia kau jadi bayangan yang membuatku nyaman " - Sabaku no Temari . " kau adalah cahaya yang menerangi gelapnya hatiku " - Nara Shikamaru