Dingin

1.5K 98 2
                                    

" kau terlambat, bocah cengeng "

" gomen, ada masalah kecil yang merepotkan tadi " ujar Shikamaru sambil berjalan ke arah Temari

Gadis kuncir 4 itu mendengus sebal

" ayo kita berangkat " ajak Shikamaru

" tunggu, aku sedang menunggu dokumen penting dari Gaara. Mtasuri yang akan mengantarkannya, sebentar lagi dia pasti akan sampai " ujar Temari acuh. Di dalam Hati, Shikamaru sedikit mengumpati wanita di depannya itu, dia menyuruhnya datang tepat waktu dan memarahinya saat terlambat beberapa menit lalu ternyata dia juga sedang menunggu dokumen penting. Jika seperti itu maka Temari tidak perlu memarahinya bukan ?

" hachu " Temari menoleh ke arah Shikamaru dengan wajah kesal

" kenapa kau tidak memakai mantel hangat huh ? kita kan akan pergi ke tempat yang dingin "

" aku lupa, lagipula Konohagakure tadi sangat panas jadi.... " Shikamaru tidak berani melanjutkan kata katanya

Temari mendengus " kau selalu mengatakan semuanya merepotkan dan sekarang kau jadi orang yang merepotkan untukku, dasar "

Temari melepas mantel khas Sunagakure miliknya dan memakaikannya kepada Shikamaru

Shikamaru sedikit terkejut dengan sikap Temari. Ia sedikit menarik mantel yang menutupi leher dan bagian tubuh bagian depan dan belakang itu. Wangi khas Temari menjalar masuk ke indra penciumannya

" ck, kau itu kenapa pelupa sekali sih ? " omel Temari sambil memunggungi Shikamaru. 

Shikamaru melihat Temari yang terus mengomel dan memperhatikan wanita itu dari atas sampai bawah. Wanita itu sendiri memakai pakaian yang lebih tipis daripada Shikamaru, blus ungu tipis dengan lengan jaring dan rok mini di atas lutut.

" lalu ? kau sendiri bagaimana ? " tanya Shikamaru

" tidak perlu mencemaskanku, aku bisa bertahan di udara dingin tanpa mantel itu " Jawab Temari acuh

Shikamaru menghela napas dan berjalan mendekati Temari

grep

Temari terkejut karena Shikamaru tiba tiba memeluknya dari belakang. Temari bisa merasakan napas hangat pria itu di leher dan telinganya

" badanmu dingin sekali tahu, jika kau sampai pergi kesana tanpa mantel kau bisa saja demam tinggi " bisik Shikamaru lembut

Jantung Temari bergedup kencang, wajahnya pun sekarang sudah semerah tomat karena perlakuan hangat dari pria bermarga Nara itu

" jangan memaksakan dirimu dan coba turunkan egomu sedikit, kau itu punya harga diri setinggi langit ya ? jangan terlalu tinggi karenan nanti aku tak bisa menggapaimu " sambung Shikamaru sambil menatap langit biru di atasnya sambil terus memeluk Temari dari belakang

" Temari - sama, saya membawakan dokumen yang anda minta " suara seorang Kunoichi muda dari kejauhan membuat dua sejoli itu tersentak kaget

" lepaskan Shikamaru " ujar Temari sambil menginjak kaki Shikamaru dengan keras

" ittai " Shikamaru refleks melepas pelukannya dan berjongkok untuk melihat kondisi kakinya yang malang

" mana dokumennya ? dan kenapa kau yang mengantarkannya Koiru ? dimana Matsuri ? " tanya Temari sambil menerima dokumen yang diberikan Kunoichi bernama Koiru itu

" ahh Matsu - chan sedang banyak sekali pekerjaan di Akademi karena katanya mereka akan bertarung lagi " ujar Koiru dengan semangat

Temari mengehela napas dan memijat pelipisnya " jangan memasang tampang bersemangat seperti itu dan lebih baik kau bantu saja Matsuri untuk mengendalikan mereka "

" Ha'ik "

Pandangan Koiru tertuju kepada mantel khas Sunagakure di tubuh Shikamaru, lalu ia melihat kakak sulung Kazekage yang terlihat tak memakai mantelnya, padahal ia yakin tadi Temari memakai mantel saat keluar dari kantor Kazekage

Koiru tersenyum senang dan jahil, ia mengerti dengan apa yang terjadi. Ia mengeluarkan gulungan penyegelnya dan mengeluarkan satu mantel khas Sunagakure dari sana

" silahkan pakai ini Temari - sama, anda harus menjaga tubuh anda dari udara dingin " ujar Koiru sambil memberikan mantel itu dengan wajah berbinar

" arigatou... tapi.. kenapa kau memberikannya dengan ekspresi seperti itu ? " ujar Temari bingung. Temari langusng memakai mantel itu dan berbalik

" ayo kita berangkat Shikamaru " ujar Temari sambil berlari mendahului Shikamaru

" eh ? Temari tunggu ! " ujar Shikamaru sambil buru buru mengejar rekannya itu

" itterasshai " teriak Koiru sambil melambaikan tangannya 

------------------------000------------------

" hoy Temari tunggu " ujar Shikamaru sambil menggenggam tangan Temari. Wanita itu refleks berhenti. Shikamaru sedikit menariknya ke belakang sampai kepala belakang Temari membentur dada Shikamaru

" meninggalkan rekanmu itu tidak baik loh Temari "

Temari sedikit merona, entah kenapa ia jadi lebih mudah tersipu jika berada di dekat pemuda yang satu ini

" ka- kau saja yang terlalu lambat ! ki-kita kan harus sampai se-secepat mungkin " ujar Temari

" hei, perjalanan kita itu panjang, jadi kau harus menyimpan tenagamu, aku yakin perjalan kita tidak akan mulus kali ini " ujar Shikamaru

" ah, kau benar juga " gumam Temari

" tentu saja, ayo, kau bilang kita harus cepat sampai bukan ? " ujar Shikamaru sambil menarik tangan Temari

" H-hei tu-tunggu, ke-kenapa kau me-menggandeng tanganku hah ? le-lepaskan ! " ujar Temari sambil berusaha menarik tangannya. Hal itu membuat langkah Shikamaru berhenti

Pria itu berbalik menghadap putri Suna itu, ia bisa melihat sedikit rona merah di pipi mulusnya

" hm ? kenapa ya ? " goda Shikamaru

Shikamaru menarik tangan Temari sampai wakah gadis itu membentur dadanya

" hei, apa yang ka- "

cup

Mata Temari membulat saat melihat apa yang dilakukan Shikamaru. SHikamaru melepas ciuman mereka dan membelai pipi Temari yang kini sudah semerah tomat. Temari menurunkan setengah kelopak matanya, ia tak mau menatap mata Shikamaru untuk saat ini

" bukankah tadi aku sudah bilang jika tubuhmu dingin ? aku hanya ingin menghangatkannya " ujar Shikamaru lembut

Temari seakan tersihir oleh kata kata Shikamaru, ia mulai berjinjit, mencoba menyamakan tingginya dengan pria di depannya

" ya... aku... dingin Shikamaru " lirih Temari

cup

Temari mecium bibir Shikamaru, lama kelamaan ciuman mereka berubah menjadi ciuman yang liar dan panas. Shikamaru menggenggam tangan Temari yang mencengkram mantelnya dengan lembut dan mendorong tengkuk Temari untuk memperdalam ciuman mereka

Shikamaru melepas ciuman panas itu dengan sedikit enggan karena Temari sudah memuluk mukul dadanya tanda pasokan oksigennya menipis

Temari meraup udar sebanyak banyaknya dan mengisi paru parunya yang hampir kehabisan udara karena ciuman tadi

Shikamaru menatap Temari sebentar lalu mengangkat wajah gadis itu agar menatap dirinya. Terlihat wajah Temari yang memerah sampai telinga. Shikamaru menyatukan dahi mereka sambil terus menatap manik hijau Temari

" heh sepertinya sekarang kau sudah hangat ya ? Hime - sama " goda Shikamaru sambil tersenyum jahil

" u-urusai " 

" kalau kau merasa kedinginan, aku bisa menciummu lagi kok "

Wajah Temari semakin memerah, bahkan terlihat asap yang keluar dari kepalanya 

" kalau kau mau aku juga bisa memberikan yang LEBIH " bisik Shikamaru

" URUSAI YO BAKA SHIKAMARU, DASAR BOCAH CENGENG MESUM " 


Our Lovely DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang