Penculikan

885 68 3
                                    

Seharusnya, malam itu Shikamaru bisa tidur dengan tenang. Sunagakure sedang dalam suasana yang begitu sesuai untuk berhibernasi sampai pagi, jika saja suara lemah itu tak mengacaukannya.

"Aku lelah, sungguh."

Shikamaru hanya menatap sosok yang sedang meletakkan kepala dalam pangkuannya dalam diam, terpesona dengan kolaborasi langit gelap dan ciptaan sempurna tuhan itu.

"Kau kan baru pulang dari perjamuan, tapi wajahmu kusut sekali." Shikamaru akhirnya membuka suara.

"Khe, itu hanya perbincangan paling membosankan di seluruh dunia, memuakkan." Pagi buta ini, Temari memang baru pulang dari perjamuan. Entah bagaimana caranya, gadis berkuncir 4 itu bisa menyusup ke penginapan sang pemuda bermarga Nara.

"Aku ingin lepas dari semua kekangan ini, sebentar saja, sesederhana itu."

"Lalu, kau mau melakukan apa, Temari ?"

Temari terkekeh dan menggeleng, ia menikmati setiap belaian Shikamaru di rambutnya"Aku tidak bisa melakukan apapun, bodoh, benar benar bodoh."

Pemuda itu tak tahan, setiap sang putri Suna mengeluh dengan nada lemah seperti ini, memanggil namanya dengan suara redup, berbisik dengan nada menyakitkan, ia ingin sekali memukul dinding di sekitarnya, emosi yang tiba tiba muncul entah darimana.

"Temari, apa hukuman untuk mengusik keluarga Kazekage ?"

Gadis itu mendongak dengan tatapan bertanya "Kenapa kau menanyakan hal yang aneh ?"

"Jawab saja."

"Entahlah, pertama orang itu akan dikurung di penjara bawah tanah, lalu kam8 akan mendiskusikan hukuman yang tepat tergantung kejahatannya."

"Aku akan membantumu tapi dengan syarat kau harus selalu memihakku, setuju ?"

"Apa... Yang akan kau lakukan ?"

Shikamaru tersenyum miring "Aku ingin melakukan penculikan yang menyenangkan."

---------------000--------------

"Waah lihat itu ! Ayo kita kesana."

Matahari masih belum sepenuhnya lurus diatas kepala, tapi Shikamaru sudah sangat kelelahan, bagaimana tidak ? Temari sedari tadi sudah menariknya mengunjungi banyak toko yang kebanyakan menjual makanan manis.

Sekarang, mereka ada di sebuah desa terpencil yang terletak di perbatasan Sunagakure, wilayah yang begitu terpelosok. Orang orang disini menghidupi dirinya sendiri dengan bercocok tanam, entah karena apa tanah disini begitu subur, hampir persis di Konoha. Mereka hanya mendapatkan bantuan dari pemerintah setahun sekali, itupun yang mengantarkan adalah para Shinobi. Jadi, mereka aman karena tidak akan ada yang mengenali keduanya, terutama Temari.

"Pelan pelan makannya," Shikamaru mengusap noda gula merah di sudut bibir Temari lembut.

Gadis itu tersenyum di balik tudungnya "Iya iya, dasar cerewet."

"Hei itu kau."

Keduanya ada di tengah tengah festival sekarang, sepertinya untuk memperingati waktu panen. Setelah selesai membayar, Temari kembali menarik Shikamaru lagi, kali ini mereka melihat beragam kerajinan tangan yang menarik.

"Hei hei lihat, itu mirip kau." Temari menunjuk sebuah gantungan berbentuk kepala rusa sambil tertawa. Shikamaru berdecak sebal, bibirnya menggumamkan kata kata favoritnya berkali kali.

"Paman, berapa harganya ?"

Atensi Shikamaru direbut oleh wajah ceria Temari seutuhnya, sampai ia baru sadar saat pundaknya di tepuk oleh rekannya.

Our Lovely DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang