Ngambek

1.4K 87 7
                                    

Spesial for sherenediva

----------000----------

" Tadaima "

Shikamaru menghela napas dan melepas sepatunya sedikit asal asalan di dekat genkan. Pria itu menggerakkan sendi sendi tangannya yang terasa kaku karena dipakai untuk mengerjakan dokumen tanpa henti seharian ini.

Pria itu berjalan ke kamarnya yang ada di lantai 2 dan tersenyum saat melihat istrinya yang sedang hamil besar itu tertidur pulas. Shikamaru memutuskan untuk langsung tidur sambil memandangi wajah ayu istrinya, setidaknya itu bisa melepas sedikit rasa lelah

" Haah semoga matahari tidak cepat terbit "

-------------000----------------

" Anata "

Temari sedikit merenggut kesal saat suaminya itu tak kunjung bangun meski ia sudah menggoyangkan tubuh pria itu dengan kuat

" Anata "

" Hm ? " Suara serak khas orang yang belum sepenuhnya sadar membuat Temari sedikit tersenyum

" Anata, aku ingin makan mochi dingin "

Shikamaru sedikit mengenyit, ia hanya menatap istrinya sambil berbaring karena rasa lelah yang masih menempel kuat " Hah ? Mana ada toko yang buka jam segini ? besok saja ya Temari ? "

" Uggh tidak mau, aku maunya makan sekarang, apa kau tidak kasihan kepada anakmu ini ? " Temari mengelus perutnya yang sudah membesar itu dengan wajah memelas

" Besok saja ya ? Aku janji akan langsung membelikannya besok pagi tapi biarkan aku tidur beberapa jam lagi Temari, aku sungguh lelah "

" Tapi yang mau kan anakmu, Shikamaru "

" Tapi tidak ada toko manisan yang buka jam segini "

" Pikirkan sesuatu dong "

" Haah aku terlalu lelah untuk berpikir, besok saja ya ? Aku janji akan langsung kubelikan, sekarang biarkan aku istirahat, aku benar benar lelah "

Temari mendengus sebal dan menggembungkan pipinya " Terserah " setelah mengatakan itu, ia kembali tidur dengan memunggungi suaminya

Shikamaru sedikit melirik istrinya dan menghela napas ' sepertinya dia marah, tapi aku akan memikirkannya besok deh, aku lelah '

-------------000--------------

Shikamaru sedikit terkejut karena hanya menemukan telur rebus di atas meja makan. Ia menghela napas, sepertinya istrinya masih marah

Pagi itu ia terbangun tanpa melihat sosok sang istri di samping ranjangnya dan sekarang ia hanya sendirian di meja makan bersama sepiring telur rebus yang tersaji sebagai lauk

Dengan sangat ogah ogahan, pria itu menyendok kan nasi dan telur rebus ke piringnya. Mau tidak mau ia harus memakannya kalau tidak, bisa bisa istrinya lebih marah lagi

Shikamaru makan dengan cepat agar tidak merasakan rasa telur rebus yang sebenarnya tidak ia sukai itu. Setelah selesai makan, ia mencuci piringnya sendiri dan bergegas keluar rumah untuk membelikan keinginan istrinya pagi pagi buta tadi

" Semoga dia tidak marah "

---------------000----------------

" Haah sial " 

Yurito menatap seniornya itu dengan tatapan heran, sejak masuk ke kantor Shikamaru sering menghela napas, melamun, dan mengumpat pelan, entah karena apa

Our Lovely DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang