Temari menatap dedaunan yang mulai rontok di luar sana, ia sedikit menggosokkan tangannya untuk memberikan kehangatan.
Suhu udara sudah mulai berubah, musim gugur kali ini datang lebih cepat.
Wanita itu berjalan masuk, duduk di depan putranya yang sedang sibuk dengan gamenya. Tangannya sesekali mengambil kue jahe buatan sang ibu.
Ia tahu, banyak sekali temannya yang sedang pergi berlibur karena itu Shikadai tetap diam di rumah. Terkadang, Temari begitu bersyukur, Shikadai tak pernah merengek atau mempertanyakan keadaan mereka, lebih tepatnya soal Shikamaru.
Mereka jarang berlibur mengingat betapa sibuknya Shikamaru di Kantor pemerintahan.
Suara dering telepon memecahkan kesunyian yang mendengarkan itu. Temari akan berdiri dari tempatnya jika Shikadai tak mendahului.
"Aku saja." Tumben sekali bocah itu, apa kewarasannya sedang membeku?
Temari terkekeh pelan, senang dengan inisiatif Shikadai yang mengejutkan. Ia mengambil satu kukis jahe buatannya yang ada di meja dan kembali menatap pemandangan diluar.
"Siapa yang menelepon?" Tanya Temari saat Shikadai sudah kembali.
Bocah itu sedikit bergumam, terikat agak ragu "Oyaji."
"Dia? Ada apa?"
"Katanya... Kita disuruh bersiap...,"
Temari semakin bingung "Untuk apa?"
"Katanya...," Shikadai menghela napas, jujur saja ia masih tak percaya "Kita akan pergi liburan."
------------000-----------
"Kupikir kau bercanda saat bilang akan mengajak liburan." Temari mendengus pelan, tertawa kecil melihat penginapan di hadapannya.
Shikamaru sedikit tak terima "Kenapa aku harus bercanda yang merepotkan seperti itu?"
Shikadai menatap kedua orangtuanya dengan malas. Apakah mereka tak bosan berdebat sepanjang pertemuan?
Ia menatap penginapan yang akan mereka tinggali selama 3 hari ini. Tempat ini masih berada dalam cakupan negara Api, tapi bukan wilayah Konoha. Lebih dekat dengan daerah perbatasan daripada Desa Konoha sendiri. Berada di desa kecil yang makmur dan ramai membuat suasana disini cukup menyenangkan.
Ketiganya meletakkan barang bawaan di kamar yang sudah dipesan Shikamaru. Cukup luas bahkan dilengkapi dengan teras samping.
Shikadai langsung merebahkan tubuhnya. Jujur saja, ia sangat lelah.
"Ini karpet dari Suna ya?" Shikamaru menunjuk karpet yang sedang digunakan alas oleh Shikadai untuk tidur yang ada di sudut kanan kamar, lengkap dengan meja bundar yang minimalis.
Temari mengangguk, ia bisa mengenali benda itu dalam sekali lihat. Karpet yang bisa menyimpan hangat itu juga ada dikamarnya yang ada di Suna.
"Kalian mau pergi ke spot terbaik disini?"
------------000-----------
"Aku tidak menyangka kau bisa memilih tempat sebagus ini." Temari menatap kebawah, dimana ikan-ikan berenang dengan bebas, mematuki kakinya.
Sekarang, mereka sedang ada di tempat terapi ikan. Dengan air yang hangat karena terhubung dengan sumber air panas di desa, pengunjung dapat melepas lelah sekaligus diterapi oleh ikan-ikan di kakinya.
Shikamaru terkekeh "Aku pernah kemari bersama Asuma-sensei dulu."
Shikadai tetap pada pose berpikirnya, mencoba menganalisa agar tidak salah menggerakkan bidak Shogi yang ada di pangkuan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lovely Days
Fanfiction{ Oneshot About ShikaTema } " di tengah teriknya dunia kau jadi bayangan yang membuatku nyaman " - Sabaku no Temari . " kau adalah cahaya yang menerangi gelapnya hatiku " - Nara Shikamaru