Cheer Up

1.4K 83 14
                                    

" sudah kubilang berhentilah menangis, dasar bocah cengeng " Temari melirik bocah berkuncir nanas yang berjalan di sebelahnya. Kali ini, ia mendapat julukan yang bagus untuk anak itu

" urusai, dasar wanita merepotkan " balas Shikamaru datar, ia sedang tidak mood untuk bertengkar dengan wanita berdarah Suna di sampingnya

Temari hanya terkekeh sambil terus menatap jalanan di depannya. Mereka berdua berjalan dalam keheningan. Yaah sebenarnya tidak sepenuhnya hening, mengingat banyak sekali warga yang membicarakan Temari

Kemarin, Tiga Saudara Sabaku itu dikirim Godaime Hokage untuk menjadi bala bantuan untuk tim yang dipimpin Shikamaru. Mereka benar benar datang di saat yang sangat tepat. Setelah itu, teman teman Shikamaru yang ditemukan dalam keadaan kritis langsung dilarikan ke rumah sakit Konoha dan ditangani langsung oleh Tsunade. Mereka beruntung, tidak ada korban jiwa dalam tim mereka meski banyak yang terluka parah, SHikamaru selaku ketua tim merasa tidak berguna dan berjanji akan menyelesaikan misi selanjutnya dengan lebih baik

Sejujurnya, ia benar benar malu, bisa bisanya Shikamaru menangis di depan Temari ! jika hanya di depan ayahnya dan Tsunade saja tidak masalah, tapi kenapa gadis beda desa itu harus ikut tahu ?!

Shikamaru melirik sekelilingnya sekilas lalu beralih melirik Sang Putri Suna yang berjalan di sampingnya. Temari terlihat tidak peduli dengan bisik bisik para warga, gadis itu terlihat biasa saja seolah olah tidak ada yang terjadi

Shikamaru menghela napas lalu menggenggam tangan gadis yang lebih tinggi darinya itu

" ikut aku "

Temari hanya diam saat bocah itu menariknya entah kemana. Mereka melompati atap demi atap dan berhenti di sebuah bukit kecil yamg tak jauh dari Akademi.

" kenapa kau mengajakku kemari ? " tanya Temari sambil melihat ke sekelilingnya, tidak ada satu orang pun selain mereka disana

" disana sangat berisik, aku mau tidur saja " ujar Shikamaru sambil merebahkan dirinya di atas hamoaran rumput

Temari melihat Shikamaru sebentar dan tersenyum, ia mendudukkan dirinya di samping Shikamaru yang sudah berbaring dengan nyaman " Tsunade - sama bisa mengamuk jika tahu kau meninggalkan tugasmu dan pergi tidur "

" aku tidak meninggalkan tugasku kok, buktinya kau masih ada bersamaku "

Temari menggelenglan kepalanya pelan, bocah itu benar benar pintar mencari alasan " dasar "

Shikamaru terus memandang awan di atasnya, bayangan teman temannya yang terluka beberapa saat lalu kembali menghantuinya. Bocah itu menghela napas pelan

" mereka sudah baik baik saja bukan ? Tidak perlu terlalu dipikirkan "

Shikamaru menoleh ke arah gadis yang duduk di sampingnya, ia merubah posisinya menjadi duduk dan kembali menatap awan " tapi tetap saja..... aku bersalah "

" terluka adalah sesuatu yang wajar dalam misi, apa kau benar benar tidak diberi pelatihan mental ? "

" haah tapi mereka sudah terluka parah dan lihat aku.... aku.... seperti pemimpin yang mengorbankan rekannya hanya untuk menyelamatkan diri  "

" kau menahan Tayuya sendirian dan membiarkan rekanmu pergi, itu sudah termasuk impas bukan ? Anggap saja kau sedang beruntung karena hanya satu jarimu yang patah "

" lagipula keadaan saat itu juga sangat tidak memungkinkan jika harus mengalahkan musuh satu persatu, menurutku keputusan yang kalian ambil saat itu sudah tepat " sambung Temari

Shikamaru tersentak dan menunduk, ia ingin sekali mempercayai perkataan Temari, tapi entah kenapa pikiran dan hatinya terus menepisnya, ia masih saja merasa sangat bersalah kepada teman temannya

Our Lovely DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang