" Tadaima "
" Okaeri " Shikamaru berjalan cepat ke arah pintu depan untuk menyambut istri dan anaknya. Terlihat kedua orang dengan manik serupa itu berdiri di ambang pintu dengan ekspresi berbeda
" Eh ? Anata ? tumben sekali kau ada di rumah " ujar Temari, wanita itu terlihat tersenyum sambil memegangi perutnya
" Aku sengaja izin, tadinya aku mau menjemput kalian di stasiun tapi kalian datang lebih cepat rupanya, medokusai "
" Hei hei, kau mau menyambut kami dengan keluhan ? menyebalkan "
Shikamaru terkekeh dan mendekatkan wajahnya dengan Temari " Kenapa kau memegangi perutmu terus seperti itu huh ? kau hamil lagi ? "
Nyonya Nara itu dengan senang hati mencubit pinggang suaminya " Jangan bicara yang aneh aneh di depan Shikadai, baka "
" Ha'ik haik, Shikadai ada apa ? kau daritadi diam saja "
Bocah itu mendongak menatap kedua orangtuanya dan menundukkan kepalanya sedikit " Tidak ada "
" Apa liburanmu tidak menyenangkan ? "
" Menyenangkan ? Otou - san itu bicara apa sih ? Sudah jelas bukan ? liburan sambil melawan musuh itu sangat merepotkan "
Shikamaru tertawa pelan, ia sedikit merutuki kebodohannya untuk memilih topik pembicaraan " Barangkali kau menganggap itu menyenangkan, seperti Boruto "
Shikadai mendengus " Sama sekali tidak "
Temari menatap putranya dan mengetuk ngetuk kepalanya lembut " Sudah kubilang ini bukan salahmu "
Shikamaru terdiam, ia baru mengerti dengan apa yang terjadi pada putranya, bukan kurangnya chakra atau luka yang membuatnya seperti itu, tapi sepertinya ada hubungannya dengan luka di perut Temari
" Ayo kita masuk dulu, selesaikan semuanya di dalam " ajak Shikamaru
----------000---------
Ketiga orang dengan marga Nara itu duduk di masing masing sisi meja. Shikadai menunduk, tak ingin menatap kedua orangtuanya
" Jadi ? ada apa ? aku hanya tahu sebatas Okaa - sanmu terluka tapi tidak tahu penyebabnya, sepertinya ada hubungannya denganmu ya, Shikadai ? " Shikamaru mulai membuka sesi interogasi itu
" Iya "
" Apa kau mau cerita ? "
" Ini... salahku " jawab Shikadai pelan
Temari mendengus " Biar ak- "
" Aku sedang bertanya kepada putraku, Istriku " potong Shikamaru cepat, nada bicaranya benar benar tegas tapi lembut di saat bersamaan. Temari menghela napas, ia tak mungkin melawan suaminya di saat seperti ini
" Aku... yang salah " lagi lagi Shikadai bergumam lirih
" Katakan yang jelas, Nara Shikadai "
" Okaa - san terluka karena aku, semuanya salahku ! ini semua karena aku ! aku tidak memperhatikan sekitar hingga Okaa - san jadi terluka, aku tidak fokus hingga Okaa - san harus terkena serangan kugutsu itu ! INI SALAHKU ! SEMUANYA SALAHKU ! gomennasai "
Temari ingin sekali menenangkan putranya jika saja bayangan suaminya tidak memberinya kode untuk tetap diam di tempatnya. Temari menoleh dengan wajah sangat tak setuju tapi Shikamaru meyakinkan istirnya agar mengikuti rencananya
" Jelaskan kejadiannya, Shikadai "
Bocah itu sedikit menggigit bibir bawahnya dan menghela napas " Okaa - san terluka karena aku, saat itu kugutsu itu sedang bersembunyi di dalam pasir dan kami tidak bisa melihatnya, tapi karena aku terlalu lengah, aku tidak tahu jika ada lengan Kugutsu yang keluar dari belakangku dan akan menikamku, Okaa - san sudah memperingatkan tapi aku tidak sempat menghindar, entah kenapa tubuhku tidak mau bergerak sepertinya aku terlalu terkejut. Lalu Okaa - san berlari ke arahku dan mendorongku. karena itu Okaa - san jadi menggantikan aku terkena serangannya dan terluka "
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lovely Days
Fanfiction{ Oneshot About ShikaTema } " di tengah teriknya dunia kau jadi bayangan yang membuatku nyaman " - Sabaku no Temari . " kau adalah cahaya yang menerangi gelapnya hatiku " - Nara Shikamaru