" SHIKAMARU "
Shikamaru menoleh ke arah istrinya yang baru saja mendobrak pintu " ada apa ? "
" kau punya laporan tentang cuaca di Sunagakure bukan ? kau punya peringatannya bukan ? tunjukkan kepadaku " ujar Temari dengan nada khawatir sambil menggebrak meja Shikamaru
" aku punya, memang kenapa ? "
" cepat tunjukkan kepadaku "
" ada apa ? kenapa kau khawatir sekali ? " ujar Shikamaru sambil membuka folder di komputernya yang berisi tentang data cuaca Sunagakure
Temari buru buru melihat data untuk hari ini. Seperti perkiraannya, ada tanda garis berwarna biru muda yang sepertinya baru muncul
" tidak..... kenapa... kenapa harus sekarang ? " gumam Temari. Ia langsung pergia berlari keluar ruangan SHikamaru. Menyisakan 2 orang pria yang menatapnya dengan bingung
" ada apa Senpai ? kenapa Temari - san seperti itu ? " tanya Yurito bingung
" wakaranai " Shikamaru menghela napas, entah kenapa perasaannya tidak enak, ia merasa akan ada sesuatu yang buruk
Shikamaru melihat ke arah monitor komputernya " garis... biru..... badai es Sunagakure ? apa itu ? "
-------------------------000--------------------
" Di- dingin " ujar Inojin sambil menggigil
" ada apa ini ? kenapa tiba tiba ada badai yang sangat dingin ? " ujar Moegi bingung
" kenapa dingin sekali " Chouchou juga ikut menggigil
" ini... badai es Sunagakure " gumam Shikadai
" apa itu ? " tanya Inojin yang kebetulan sedang ada di dekat Shikadai
" SEMUANYA CEPAT LAPISI TUBUH KALIAN DENGAN CHAKRA, JIKA TIDAK KITA BISA MEMBEKU DISINI " ujar Shikadai. Tanpa banyak bertanya, Moegi, Inojin, dan Chouchou menjalankan perintah Shikadai
Bocah bermarga Nara itu mengeluarkan sebuah gulungan dari tas belakangnya ' sepertinya aku harus melakukan ini '
Shikadai menghela napas, ia mengeluarkan Tensen yang mirip seperti milik Temari dari sana
" gomenne Okaa - san, lagi lagi aku berbuat nekat tanpa persetujuanmu " Shikadai menghela napas lagi lalu mengayunkan Tensennya
Sebuah angin yang sangat besar muncul dari sana dan membuat angin badai yang menerjang mereka melemah. Shikadai kembali mengayunkan Tensennya sampai 3 kali untuk memperkuat jutsunya
Angin badai benar benar berhenti menerpa mereka, tapi dinginnya masih terasa menusuk tulang. Shikadai mengarahkan tangannya ke depan dan menyalurkan chakranya ke perisai angin di depannya, untuk mempertahankan perisainya .
"kau bisa membuat perisai yang kuat dari jutsu ini. ini adalah jutsu angin tingkat tinggi, Jadi wajar saja jika kau masih belum bisa menguasainya "
" kenapa Okaa - san mengajariku jutsu yang merepotkan seperti itu ? "
" hee ini bisa dipakai jika sewaktu waktu kau terjebak dalam badai "
" tapi itu kan jutsu tingkat tinggi ! mendokusai, ini benar benar sulit dan menghabiskan chakraku "
" hahaha tidak perlu terburu buru, nanti kau juga bisa menguasainya, tapi jangan menggunakan jutsu ini saat aku tidak ada ya ? "
Shikadai mengingat potongan percakapannya dengan ibunya beberapa hari yang lalu, ia terkekeh " gomenne Okaa - san kali ini aku tidak menuruti perkataanmu "
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lovely Days
Fanfiction{ Oneshot About ShikaTema } " di tengah teriknya dunia kau jadi bayangan yang membuatku nyaman " - Sabaku no Temari . " kau adalah cahaya yang menerangi gelapnya hatiku " - Nara Shikamaru