" Haah mendokusai " Shikamaru berjalan mengelilingi Konoha sambil beberapa kali menghela napas. Ia merasa senang saat mengetahui tidak ada ancaman besar yang akan mengacaukan desanya
Pandangan pria itu tertuju kepada sesosok wanita bersurai pirang yang sedang berjalan sambil melihat tas belanjanya, tak jauh dari tempatnya. Sebuah senyum tercetak di wajah tampannya, tapi senyuman itu luntur seketika dan digantikan oleh wajah kesal saat melihat beberapa pria yang ada di sana menatap wanita itu dengan tatapan memuja
Shikamaru berdecak kesal ' ck, beraninya mereka menatap istriku seperti itu, memang mereka tidak tahu kalau kami sudah menikah ? apa pernikahan kami kurang menghebohkan ? '
Shikamaru merasa sudah melakukan semuanya, mulai dari menyematkan marga Nara pada nama wanita itu, meletakkan lambang Nara pada bajunya, mengumumkan kepada semuanya jika wanita itu adalah istrinya, memintanya memakai pakaian yang lebih tertutup, bahkan mereka sekarang sudah memiliki anak. Apa yang belum dilakukan Shikamaru sehingga mereka masih berani menatap istrinya seperti itu ?
" Masih kurang daging... ah apa aku ganti ikan saja ya ? lalu aku juga haru beli bu- ah " Temari tersentak saat merasakan sebuah tangan besar yang melingkar di pinggangnya. Ia menghela napas lega dan tersenyum saat tahu siapa pelakunya
" Anata ? kau disini ? tumben sekali, apa kau tidak ada pekerjaan ? " tanya Temari
" Aku sedang mengawasi keadaan Konoha, ini salah satu pekerjaanku kan ? " jawab Shikamaru sambil tersenyum
" Souka "
Shikamaru melempar tatapan tajam kepada laki laki yang tadi menatap istrinya dengan tatapan yang menurutnya menjengkelkan itu tanpa sepengetahuan Temari. Shikamaru seakan memperingatkan mereka agar tidak melirik miliknya atau ia akan bertindak
" Lalu ? kenapa kau masih disini ? kenapa tidak lanjut berkeliling ? "
Shikamaru cepat cepat mengalihkan wajahnya dan tersenyum kepada istrinya " Aku akan menemanimu sekalian mengawasi keadaan, bagaimana ? "
" Hee tumben sekali kau mau melakukan hal merepotkan seperti ini ? "
" Kalau untukmu kenapa tidak ? " ujar Shikamaru sambil mengecup bibir istrinya singkat
Temari buru buru menutupi bibirnya dengan satu tangan selepas ciuman singkat itu dan memasang wajah kesal bercampur malu " Hei, ini tempat umum tahu ! "
" Lalu ? tidak apa apa kan ? kita ini suami istri, tidak akan ada yang membicarakan kita, ah mungkin mereka akan membicarakan kita sebagai pasangan yang mesra "
" Ish kau ini, lalu ? apa kau jadi menemaniku belanja atau tadi hanya gurauan saja ? "
" Tentu saja aku bersungguh sungguh "
" Souka, baiklah kalau begitu bawakan tas ku ya ? " ujar Temari sambil terkikik kecil
" Saya siap melayani anda, Hime - sama " Shikamaru menerima tas belanja istrinya sambil terkekeh
' sekaligus menjagamu dari tatapan menyebalkan itu '
------------000----------
" Kau aneh deh "
Shikamaru mengenyit bingung " Hm ? maksudnya ? "
" Akhir akhir ini kau bersikap aneh Anata, kau tiba tiba melarangku belanja keluar dan membelikan persediaan selama sebulan, lalu tiba tiba kau membelikanku jaket yang sangat panjang sampai tumit, kau juga hampir mengganti semua bajuku dengan baju yang panjang, ada apa huh ? "
" Tidak, aku hanya ingin melihatmu dengan gaya baru "
" Kemarin, Yurito juga mengeluh kepadaku, katanya kau jadi sangat sensitif di kantor, terutama saat membahas tentang aku "
" Tidak perlu dipikirkan, Yurito mungkin lelah dan merasa seperti itu, aku akan memberinya cuti nanti "
" Kau juga aneh saat kita bertemu di jalan saat itu "
" Aneh ? aku hanya ingin menyapamu dan menjahilimu sedikit kok "
" Kau cemburu ya ? "
" UHUK " Shikamaru tersedak teh yang sedang ia minum karena terlalu terkejut dengan ucapan istrinya. Ia menyeka sisa air di sekitar mulutnya dengan sedikit kasar dan memalingkan wajahnya
" Tidak kok " sangkal Shikamaru lirih
" Oh ya ? lalu kenapa kau menatap para pria yang menatapku di sepanjang jalan dengan tatapan tajam ? "
Shikamaru kembali tersentak " K- kau tahu ?! "
" Tentu saja, kau pikir kemampuanku sepayah apa huh ? mungkin kau lupa kalau aku ini Kunoichi tingkat tinggi Sunagakure " yah, sepertinya saat itu Shikamaru lupa jika istrinya adalah kunoichi tingkat tinggi yang sangat peka dengan keadaan sekitarnya
" Jadi ? kau kenapa huh ? " ulang Temari
Shikamaru menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal dan menghela napas " Aku yakin kau tahu alasannya, Temari "
" Hm ? memang apa alasannya ? aku tidak tahu tuh "
Pria mendengus, ia menghirup udara di sekitarnya perlahan lahan lalu menghembuskannya, berusaha menelan bulat bulat kekesalannya akibat sikap pura pura bodoh istrinya dan menetralisir rasa malunya sebelum menjawab
" Tentu saja karena aku cemburu "
" Hee untuk apa kau cemburu ? " pancing Temari sambil tersenyum penuh arti kepada suaminya, ia menyangga wajah cantiknya dengan kedua tangan di atas meja
" Tentu saja karena kau milikku, istriku "
" Tapi mereka kan hanya menatapku saja "
" Mereka menatapmu dengan tatapan memuja dan aku tidak suka "
" Mereka hanya mengagumiku, tidak perlu sampai seperti itu "
Shikamaru mendengus dan memalingkan wajahnya ke arah lain. Temari terkekeh dan bangkit mendekati suaminya
" Hei lihat aku "
Shikamaru lebih memilih diam
" Hei Anata "
Shikamaru tetap bungkam
" Shika ! lihat aku ! "
" Ada ap- "
cup
Shikamaru membulatkan matanya kemudian menutupnya, menikmati bibir ranum sang istri. Setelah bibir mereka terpisah, Temari langsung bicara sebelum Shikamaru sempat mengeluarkan suaranya
" Tidak perlu merasa cemburu, aku hanya milikmu, mau mereka memandangku dan mengagumiku sebesar apapun aku akan tetap memilihmu, Anata "
Shikamaru mendengus " Benarkah ? "
" Tentu saja, sebanyak apapun mereka memandangiku, sebanyak apapun mereka mengagumiku, dan sebanyak apapun rasa tertarik mereka kepadaku, aku akan tetap menjadi milikmu, karena kau sudah mengikatku terlebih dahulu, aku ini kan Nara Temari, istrinya Nara Shikamaru, jika mau memikatku berarti harus pria yang melebihi suamiku dong " Temari duduk di pangkuan Shikamaru dan bergelayut manja
" Hm ? melebihiku ? "
" Benar, dia harus lebih cerdas, lebih baik, dan lebih dalam pandanganku "
" Memang ada ? "
" Tidak ada, tapi... jujur saja aku suka melihatmu cemburu seperti ini "
" Eh ? nande ? "
" Karena itu artinya kau masih sangat mencintaiku, jadi aku tidak akan takut kau berpaling "
" Tidak akan ada wanita lain yang bisa memasuki hatiku selain kau Temari, sejak kau masuk ke dalam hatiku aku sudah menguncinya rapat rapat hanya untukmu " jawab Shikamaru mantap, ia sedikit tersentak, ia sadar jika ia dan istrinya memiliki perasaan yang sama, apa yang harus ia takutkan ?
" Hee senang mendengarnya, bagaimana ? kau sudah tidak cemburu bukan ? "
" Iya iya, tapi kalau keluar pakai baju yang panjang "
" Hei, katanya sudah tidak cemburu ! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Lovely Days
أدب الهواة{ Oneshot About ShikaTema } " di tengah teriknya dunia kau jadi bayangan yang membuatku nyaman " - Sabaku no Temari . " kau adalah cahaya yang menerangi gelapnya hatiku " - Nara Shikamaru